Selebgram berinisial FN (31) dan dikenal dengan Meli Joker tewas gantung diri. Aksinya ini disiarkan di Instagram.
Oleh
RHAMA PURNA JATI, AGUIDO ADRI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Seorang wanita sekaligus selebgram berinisial FN (31) atau yang lebih dikenal dengan Meli Joker ditemukan tewas gantung diri di kamar mandi rumahnya di Kompleks Kostrad, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (14/4/2024). Aksinya itu bahkan disiarkan melalui media sosial. Sebelum ditemukan bunuh diri, FN diketahui sempat berselisih dengan pacarnya.
Kepala Unit Reskrim Polsek Kebayoran Lama Ajun Komisaris Suwarno, Selasa (16/4/2024), mengatakan, kejadian ini dilaporkan oleh saudara korban, GA, pada Minggu (14/4/2024) pagi. Kala itu, saudara korban menemukan FN sudah tergantung di kamar mandi rumahnya. ”FN gantung diri dengan menggunakan handuk,” kata Suwarno.
Dari keterangan saudaranya, sebelum ditemukan bunuh diri, FN diketahui berselisih dengan pacarnya J pada Sabtu (13/4/2024) malam. Awalnya, perselisihan itu terjadi via telepon. Selanjutnya, keduanya bertemu.
Ketika perselisihan selesai, korban kembali ke kamarnya dan membanting tas yang ia bawa dengan sesekali mengumpat kesal. Pada keesokan harinya, GA mendengar sebuah benda jatuh. Penasaran dengan bunyi tersebut, ia mendatangi kamar FN.
Namun, ia tidak menemukan adiknya. Di kamar tersebut, GA malah menemukan sebuah cutter dan beberapa obat-obatan. Kemudian, GA melangkah ke kamar mandi. Alangkah terkejutnya ia, ketika menemukan FN telah tewas tergantung.
Bahkan, tindakan bunuh diri FN disiarkan di media sosial, yakni melalui akun Instagram pribadinya. Terkait hal itu, Suwarno mengatakan, saat petugas berada di lokasi memang ditemukan telepon seluler milik korban sedang ditempelkan di tembok. Namun, saat polisi mendatangi lokasi kejadian, fitur live di Instagram milik korban sudah tidak aktif.
Sampai saat ini, pihak kepolisian masih menyelidiki kasus ini, termasuk meminta keterangan dari sejumlah saksi, termasuk sang pacar.
Fenomena bunuh diri
Bunuh diri di Jakarta memang kerap terjadi akhir-akhir ini. Dalam satu bulan terakhir, tercatat dua peristiwa bunuh diri yang menggemparkan. Terakhir adalah aksi bunuh diri yang terjadi di Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara.
Empat orang yang merupakan satu keluarga, yakni EA (50), AEL (52), JWA (13), dan JL (15), ditemukan meninggal setelah meloncat dari lantai 22 apartemen. Padahal keluarga ini, terutama AEL, dikenal sebagai seseorang yang religius.
Pengamat sosial dari Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, mengatakan, fenomena bunuh diri yang terjadi di perkotaan menyingkap rasa depresi yang rentan membekap masyarakat urban. Mereka merasa sendiri dalam menghadapi masalahnya.
Menurut dia, ada dua dimensi terkait bunuh diri, yakni psikologis dan sosial. Dimensi psikologis berhubungan dengan kesehatan mental dan dimensi sosial berupa hubungan sosial yang menjadi fenomena sosial.
Masyarakat perkotaan, kata Devie, cenderung hidup individualistis. Mereka sibuk dengan urusan masing-masing sehingga tidak saling memperhatikan, rasa percaya berkurang. Untuk menekan niat bunuh diri, butuh kepekaan dari keluarga atau masyarakat sekitar untuk peduli ketika merasa ada seseorang di sekitarnya yang membutuhkan bantuan.
Artikel ini tidak dimaksudkan untuk menginspirasi Anda melakukan tindakan bunuh diri. Jika Anda mengalami depresi atau bermasalah dengan kesehatan jiwa, segera hubungi psikolog atau layanan kesehatan mental terdekat.