Evakuasi dan Normalisasi KRL Anjlok Tuntas, Jalur Kereta Sudah Bisa Dilewati
KRL anjlok lagi. Tepatnya di relasi Kampung Bandan-Cikarang via Pasar Senen. Perjalanan kereta sempat tersendat.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kereta rel listrik nomor KA 5508 relasi Kampung Bandan-Cikarang via Pasar Senen anjlok, Sabtu (13/4/2024). Lintasan di dua jalur rel sudah bisa dilintasi kembali pada pukul 11.07 WIB atau empat jam setelah kejadian. Peristiwa anjloknya KRL di jalur tersebut bukan pertama kali terjadi.
”KAI Commuter memohon maaf atas adanya kendala perjalanan kereta akibat kejadian ini,” ujar Manager External Relations and Corporate Image Care KAI Commuter Leza Arlan.
Dia menjelaskan kereta anjlok pada pukul 07.00 WIB, tepatnya di Km 1+3/4. Namun, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Hingga pukul 09.00 WIB, petugas masih fokus untuk mengevakuasi rangkaian kereta dan melakukan normalisasi jalur rel.
Perubahan pola operasi perjalanan dikhususkan di jalur Commuter Line relasi Cikarang/Bekasi-Kampung Bandan via Pasar Senen ataupun perjalanan Commuter Line Cikarang/Bekasi-Kampung Bandan via Manggarai di lokasi perjalanannya hanya menggunakan satu jalur.
Untuk menjaga keselamatan penumpang, perjalanan kereta api, dan proses pekerjaan evakuasi di lokasi, KAI Commuter juga melakukan pengaturan pembatasan kecepatan perjalanan kereta saat melintas di lokasi. ”Kecepatan kereta dibatasi hanya 5 kilometer per jam,” kata Leza.
KAI Commuter terus mengimbau kepada pengguna Commuter Line untuk selalu mengikuti arahan petugas di lapangan. Pengguna juga diimbau tidak memaksakan naik jika keadaan Commuter Line sudah padat.
Sekitar pukul 10.00, evakuasi rangkaian kereta sudah dilakukan. Selanjutnya, rangkaian dijalankan untuk pemeriksaan di Stasiun Kemayoran sekaligusm mengetahui penyebab anjloknya rangkaian kereta.
”Untuk normalisasi jalur rel, petugas terkait terus melakukan upaya-upaya perbaikan agar jalur rel bisa dilalui kembali,” kata Leza.
Dia mengatakan, setelah melakukan evakuasi penumpang dan rangkaian kereta, pihaknya segera melakukan normalisasi jalur rel agar bisa kembali dilalui. Untuk menekan kelambatan perjalanan kereta api, KAI Commuter juga melakukan rekayasa pola operasi.
Pada perjalanan Commuter Line relasi Cikarang/Bekasi-Kampung Bandan via Pasar Senen perjalanannya sampai Stasiun Kemayoran. Sementara perjalanan Commuter Line Cikarang/Bekasi-Kampung Bandan via Manggarai perjalanannya hanya sampai Stasiun Angke.
Proses rekayasa perjalanan pun dihentikan saat jalur rel sudah dinormalisasi pada 11.07 WIB. ”Sekarang, dua jalur rel sudah bisa dilalui kembali,” kata Leza. Pada pukul 12.00 WIB, rangkaian kereta sudah bisa melewati jalur tersebut dengan normal.
Kejadian anjloknya rangkaian di rute yang hampir sama terjadi pada 27 November 2022. Tiga gerbong kereta rel listrik atau KRL KA 5144C relasi Kampung Bandan-Manggarai anjlok, Sabtu (26/11/2022) pukul 13.45 WIB.
Hari ini pukul 09.33 WIB, KRL yang sama kembali anjlok saat ditarik menuju Stasiun Manggarai. Sebagian calon penumpang dan penumpang kereta komuter Jabodetabek terganggu perjalanannya sejak kemarin sampai siang ini.
Saat itu, tim gabungan dari KAI Commuter dan KAI Daop 1 Jakarta mengevakuasi seluruh rangkaian KA 5144C Kampung Bandan-Manggarai pada Minggu (27/11/2022) pukul 05.58 WIB. Pihak KAI juga melakukan rekayasa pola operasi perjalanan serta perbaikan prasarana persinyalan dan listrik aliran atas (LAA).
Tiga gerbong kereta rel listrik atau KRL KA 5144C itu sebelumnya anjlok di pelintasan Kampung Bandan, Ancol, Jakarta Utara. KRL anjlok lantaran tertimpa tiang LAA di sekitar Stasiun Kampung Bandan. Kejadian itu berlangsung ketika kereta sedang mengangkut 50 penumpang.
Sebelumnya, Ketua Forum Warga Kota Jakarta Ary Subagyo Wibowo menilai, unit KRL memang perlu terus membenahi pelayanannya. Apalagi, mobilitas masyarakat kembali meningkat setelah pandemi Covid-19. Menurut dia, walau nantinya Jakarta tidak lagi menjadi ibu kota, keberadaan KRL sebagai salah satu moda transportasi publik akan tetap dibutuhkan.
Jika tidak segera ditambah, ia khawatir mobilitas warga Jabodetabek akan terganggu. Dampaknya, warga akan beralih menggunakan kendaraan pribadi.
Kondisi ini tentu akan menimbulkan masalah ganda. Selain kemacetan yang semakin parah, risiko polusi pun akan bertambah. ”Kondisi ini tentu akan mengganggu perputaran ekonomi di wilayah Jakarta dan sekitarnya,” kata Ary.
Namun, ia berharap armada yang disediakan adalah yang laik jalan karena kalau kereta lama tetap dipakai dikhawatirkan akan menimbulkan permasalahan. ”Kalau bisa, kereta yang disediakan adalah kereta baru yang lebih terjamin keamanannya,” kata Ary.