Yuk! Lebaran Minim Sampah
KLHK memperkirakan ada 58 juta kilogram sampah dari pergerakan orang selama Lebaran 2024.
JAKARTA, KOMPAS — Yuk! Lebaran minim sampah. Ajakan ini untuk pemerintah pusat dan daerah serta pemudik dan warga.
Ada beberapa tips yang bisa dilakukan supaya mudik dan Lebaran aman dan nyaman lantaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memperkirakan sedikitnya akan ada 58 juta kilogram sampah dari pergerakan orang selama masa mudik Lebaran 2024.
Lebaran sebentar lagi. Warga sudah mulai mudik ataupun mempersiapkan liburan panjang, mulai 8 hingga 15 April. Momen penting ini dimanfaatkan KLHK melalui Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun 2024 tentang Pengendalian Sampah Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah.
Dalam edaran ini pemerintah pusat sampai daerah diminta mengimbau, memfasilitasi, dan mengawasi penanganan sampah mudik, terutama pada jalur mudik dan daerah penyangga. Kemudian mengelola sampah di tempat pelayanan publik, seperti terminal bus, stasiun kereta api, pelabuhan laut, pelabuhan penyeberangan, dan bandar udara setempat.
Baca juga: Minim Sampah Menyempurnakan Ramadhan dan Mudikmu Tahun Ini
Selanjutnya, menyediakan fasilitas tempat sampah terpilah pada titik istirahat, seperti pompa bensin, rumah makan, dan area istirahat, serta melaksanakan pengangkutan dan pemrosesan sampah sesuai jenis dan jumlah timbulan sampah.
”Ruang publik, tempat wisata, stasiun, pelabuhan, pasar, dan kota akan jadi tempat kerumunan warga. Bisa dipantau bagaimana pengendalian sampahnya dengan cara pemda mendorong semua pengelola kawasan tadi. Itu tips pertama untuk Idul Fitri minim sampah,” kata pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, dalam diskusi daring Merayakan Idul Fitri Minim Sampah, Jumat (5/4/2024).
Tips kedua dengan pengelolaan yang ramah lingkungan.
Menurut Nirwono, pemda bisa mengawasi penerapan surat edaran tersebut. Jika perlu ada sanksi tegas bagi pengelola yang abai atau tidak peduli. ”Catatan ini bisa jadi bekal sebagai nilai tambahan untuk seleksi Adipura. Melihat sejauh mana keseriusan mengelola lingkungan,” ujar anggota Dewan Pertimbangan Adipura KLHK ini.
Tips ketiga, menerapkan Lebaran hijau. Setiap keluarga mengecek atau memastikan rumah ditinggalkan dalam kondisi aman. Contohnya lampu yang menyala dilengkapi sensor hemat energi, mematikan peralatan elektronik, membawa barang secukupnya supaya tak banyak sampah plastik, dan membawa makanan yang habis dimakan.
Begitu juga perilaku menjaga kebersihan saat lelah atau beristirahat di area istirahat, taman, atau restoran.
”Sampah makin sedikit makin bagus. Semuanya bisa terangkut,” kata Nirwono.
Sampah tambahan
Kementerian Perhubungan memperkirakan ada pergerakan 193,6 juta orang pada masa Lebaran 2024. Angka ini meningkat dari 123,8 juta orang pada Lebaran 2023.
Hasil survei juga menunjukkan daerah asal perjalanan terbanyak dari Jawa Timur dengan 16,2 persen (31,3 juta orang). Kemudian, disusul Jabodetabek 14,7 persen (28,43 juta orang) dan Jawa Tengah 13,5 persen (26,11 juta orang).
Saat yang sama daerah tujuan terbanyak ialah Jawa Tengah sebesar 31,8 persen (61,6 juta orang), Jawa Timur 19,4 persen (37,6 juta orang), dan Jawa Barat 16,6 persen (32,1 juta orang).
KLHK memperkirakan sedikitnya akan ada 58 juta kilogram sampah dari pergerakan selama Lebaran 2024. Perkiraan ini berdasarkan hitungan setiap orang menghasilkan 0,3 kilogram sampah.
Tak pelak dalam surat edaran KLHK terdapat permintaan mengantisipasi kesulitan para pemudik dalam membuang sampah, terutama akibat antrean kendaraan di area istirahat, dengan melaksanakan pengumpulan sampah dengan menjemput sampah dalam wadah terpilah.
Berikutnya pemerintah mendirikan tenda khusus berupa stasiun penampungan sampah yang terpilah untuk sampah makanan dan sampah kemasan plastik agar memudahkan penanganan sekaligus sebagai media edukasi.
Di samping itu, menyediakan posko dan membentuk satuan tugas khusus untuk penanganan sampah mudik di kabupaten/kota supaya mengantisipasi penumpukan sampah di area tertentu. Terakhir merekam data sampah yang telah dikelola ke dalam Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK.
Baca juga: Berbagi Makanan, Tekan Potensi Bencana
Penyuluh lingkungan hidup ahli muda KLHK, Agus Supriyanto, dalam diskusi daring, menyampaikan ini tahun ketujuh ajakan mudik minim sampah. Namun, tahun 2018 dan 2019 fokus kepada kampanye ke masyarakat dengan pemasangan spanduk di jalan tol, area istirahat, dan pompa bensin atau kawasan tertentu.
Tahun berikutnya, 2020-2022, tidak ada mudik karena pandemi Covid-19 sehingga berlangsung kampanye pengurangan sampah secara daring dari media sosial. Harapannya kampanye ini bisa diterima lebih mudah oleh semua kalangan.
Menurut Agus, pihaknya belajar dari kendala yang terjadi sebelumnya. Misalnya, tumpukan sampah di belakang Terminal Purabaya, Madiun, Jawa Timur.
”Satu tim sudah turun cek kesiapan mengatasi sampah tambahan. Mau enggak mau, suka enggak suka, ada sampah tambahan yang jadi problem. Antisipasi sebisa mungkin dengan upaya mudik minim sampah,” kata Agus.
Agus mengharapkan partisipasi publik dengan mengurangi sampah dan menjaga kebersihan selama Lebaran. Partisipasi ini sangat penting karena belum semua hal dalam surat edaran bisa diterapkan.
Sampah makin sedikit makin bagus. Semuanya bisa terangkut.
Salah satunya permintaan mengantisipasi kesulitan para pemudik dalam membuang sampah, terutama akibat antrean kendaraan di area istirahat, dengan melaksanakan pengumpulan sampah dengan menjemput sampah dalam wadah terpilah.
”Saat antrean panjang, orang cenderung buang sampah langsung dari mobil. Ide ini terus diimbau supaya pelan-pelan bisa diterapkan,” kata Agus.
Sementara permintaan merekam data sampah yang telah dikelola ke dalam SIPSN KLHK bertujuan agar terpetakan jumlah sampah, pemilahannya, dan penyaluran atau dikirim ke mana.
Satu harapan dari Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun 2024 tentang Pengendalian Sampah Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, terwujud gaya hidup minim sampah yang lebih baik.