Tak Sia-sia Memelototi Situs Web demi Mudik Gratis
Kamis ini, belasan ribu pemudik meninggalkan Jakarta ke kampung halaman.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
Lena, Rihwinarti, dan Ridwansyah semringah ketika ditemui, Kamis (4/4/2024) pagi. Usaha mereka untuk memelototi terus situs web https://mudikgratis.jakarta.go.id tak sia-sia hingga hari ini bisa mudik.
Ketiganya beserta keluarga merupakan bagian dari 12.170 warga yang meninggalkan Jakarta dari Monumen Nasional (Monas). Mereka memanfaatkan program mudik gratis yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
”Daftarnya agak susah. Tiga hari baru berhasil. Baru bisa daftar. Jadi, setiap hari coba lagi,” kata Lena.
Lena setiap tahun mudik ke Malang, Jawa Timur, bersama keluarganya. Ini kali pertama dia dan tiga anggota keluarganya mengikuti mudik gratis yang diadakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sebelumnya, mereka mengikuti mudik gratis yang diadakan BUMN dan swasta.
Setelah berhasil mengakses laman https://mudikgratis.jakarta.go.id, Lena wajib menyertakan kelengkapan administrasi kependudukan, kartu keluarga (KK), KTP DKI Jakarta (diutamakan), dan STNK (jika membawa sepeda motor).
Setiap pendaftar kebagian maksimal tiga anggota keluarga dalam satu KK. Setelah pendaftaran, dia melakukan verifikasi dengan membawa fotokopi kelengkapan administrasi ke lokasi verifikasi yang ditentukan Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
”Alhamdulillah enggak ada kendala verifikasi,” ujar Lena.
Rihwinarti juga begitu. Bahkan, dia baru berhasil mendaftar ketika dibuka gelombang kedua.
”Awal-awal (gelombang pertama) susah akses ke web-nya. Pas bisa login (masuk), ternyata pendaftaran sudah full (penuh). Kuotanya sudah nol,” tutur Rihwinarti.
Dia terus memantau berita media massa, termasuk laman Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Ketika gelombang kedua dibuka, dia gerak cepat dan berhasil mendaftar untuk mudik ke Semarang, Jawa Tengah, bersama keluarganya.
Tahun ini kali kedua mereka berempat ikut mudik gratis Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pada kesempatan pertama tahun 2021, jumlah peserta tak sebanyak tahun 2024.
”Mungkin ke depannya pemerintah lebih memperhatikan sistem pendaftaran online. Saat mendaftar, entah jaringan atau apa, agak susah. Logout (keluar) sendiri, time out (waktu habis), jadi menyita waktu pas memasukan data,” kata Rihwinarti.
Mudik gratis ini digulirkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak 2019. Tujuannya menekan kecelakaan, khususnya pemudik sepeda motor, juga merupakan komitmen menghadirkan moda transportasi yang mudah, aman, dan nyaman bagi warga yang hendak berlebaran di kampung halaman.
Mungkin ke depannya pemerintah lebih memperhatikan sistem pendaftaran online. Saat mendaftar, entah jaringan atau apa, agak susah. Logout (keluar) sendiri, time out (waktu habis), jadi menyita waktu pas memasukan data.
Ridwansyah senang kebagian kuota mudik gratis ke Malang. Dia pulang kampung bersama istri dan seorang anak. Harapannya satu, semoga mudik gratis diadakan setiap tahun.
”Asyik. Artinya, bisa simpan uang yang seharusnya untuk beli tiket. Jadi, uangnya bisa untuk yang lain, kayak bagi-bagi ke keponakan,” kata Ridwansyah.
Program mudik gratis
Pemprov DKI Jakarta melepas keberangkatan belasan ribu warga itu dari Monumen Nasional, Jakarta, Kamis pagi. Mereka diberangkatkan menggunakan 279 bus ke 19 kabupaten/kota di enam provinsi.
Kota tujuan mudik gratis kali ini Bandar Lampung dan Palembang di Sumatera; Tasikmalaya dan Kuningan di Jawa Barat; Tegal, Pekalongan, Semarang, Kebumen, Cilacap, Purwokerto, Surakarta, Wonogiri, Wonosobo, dan Sragen di Jawa Tengah; Yogyakarta; serta Madiun, Kediri, Jombang, dan Malang di Jawa Timur.
Secara keseluruhan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta didukung BUMD dan swasta menyediakan 469 bus untuk mudik dan arus balik serta 12 truk pengangkut sepeda motor. Dinas Perhubungan DKI Jakarta mencatat, 279 bus mengangkut 12.170 pemudik dan 206 bus mengangkut 9.186 penumpang arus balik, serta 12 truk mengangkut 335 sepeda motor.
Sekretaris Daerah DKI Jakarta Joko Agus Setyono mengingatkan pengemudi dan pemudik untuk berkendara dengan aman, mematuhi aturan lalu lintas, tidak kebut-kebutan, serta menjaga kebersihan dan ketertiban di dalam bus.
Dia juga meminta pemudik untuk tidak mengajak sanak keluarga atau tetangga ketika kembali ke Jakarta. Apalagi, mengadu nasib tanpa kemampuan kerja dan persiapan yang memadai.
”Nanti mereka kerepotan memenuhi syarat administrasi kependudukan, akses pekerjaan, serta dapat tempat tinggal layak dan tetap,” ucap Joko.
Pemprov DKI Jakarta belum berencana menggelar operasi yustisi setelah Lebaran. Namun, perantau diingatkan untuk menyiapkan diri, kemampuan, dan jaminan agar bisa hidup dengan layak di Jakarta.