Tetap Bugar Saat Berpuasa di Musim Pancaroba
Konsumsi vitamin hingga bangun sahur lebih pagi menjadi cara warga Jakarta agar tetap bugar selama puasa.
Musim pancaroba di bulan puasa patut diantisipasi warga Jakarta. Saat pergantian musim, kondisi cuaca tidak menentu dan berpotensi memicu sejumlah gangguan kesehatan. Konsumsi vitamin hingga bangun sahur lebih pagi untuk menyiapkan makanan sehat menjadi cara warga agar tetap bugar selama berpuasa.
Saat ini, cuaca di Jakarta dan sekitarnya cenderung mengalami perubahan yang cukup drastis. Minggu lalu, hujan terus membasahi Jakarta. Lalu, cuaca berubah menjadi cerah dan panas dalam dua hari terakhir. Namun, sejak Jumat (22/3/2024) dini hari, sebagian wilayah Jakarta justru diguyur hujan deras hingga mengakibatkan banjir.
Menjalani puasa hari kesebelas, Dinda Mahardhika (24), warga Jakarta Barat, merasa tubuhnya lemas akibat cuaca yang tidak menentu. Tenggorokannya juga sudah mulai sakit.
”Kadang satu hari bisa sangat panas, tetapi malamnya malah turun hujan ataupun sebaliknya. Itu berdampak pada kondisi tubuh. Apalagi sekarang sedang puasa,” ujar Dinda.
Sejak dua hari lalu, Dinda rajin minum vitamin saat sahur dan buka puasa. Ia juga mengurangi konsumsi minuman dingin saat berbuka.
”Biasanya buka puasa rasanya kurang nikmat kalau tidak minum es yang banyak. Namun, sekarang saya sudah menguranginya. Gorengan untuk takjil juga dikurangi karena memicu radang. Perbanyak buah saja,” kata Dinda.
Sementara itu, Hanum Firdawati (28), warga Jakarta Pusat, terus coba memenuhi kebutuhan tubuh dan pikiran. Ia rutin melakukan aktivitas fisik seperti olahraga ringan atau peregangan saat setelah berbuka.
”Minggu lalu, saya sakit saat hujan lagi deras-derasnya. Saya tidak bisa puasa dua hari. Jadi sekarang harus lebih jaga daya tahan tubuh,” ujarnya.
Setiap sahur, ia juga menyempatkan untuk bangun lebih pagi agar bisa menyiapkan makanan sehat. Kendati masih bekerja saat berpuasa, ia harus selalu memastikan tubuh dan mental tetap aman.
”Juga harus tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti mandi setelah kehujanan,” lanjutnya.
Peralihan musim
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem selama periode pancaroba yang berlangsung pada Maret hingga April 2024.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan, antisipasi dini terhadap cuaca ekstrem, mulai dari hujan lebat berdurasi singkat, hujan es, hingga puting beliung, harus ditingkatkan.
Analisis BMKG pada akhir Februari 2024 menunjukkan, sejumlah wilayah di Indonesia telah melewati puncak musim hujan, khususnya bagian selatan khatulistiwa. Hal ini mengindikasikan bahwa wilayah tersebut akan mulai memasuki peralihan musim atau pancaroba di bulan Maret hingga April.
Mengonsumsi makanan yang kaya antioksidan dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh saat musim pancaroba.
Periode pergeseran musim ini ditandai dengan dinamika atmosfer yang kuat. Salah satu cirinya adalah pola hujan pada sore hingga malam hari yang didahului oleh adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari.
Hal ini terjadi karena proses konveksi dari permukaan bumi ke atmosfer. Proses tersebut muncul karena penerimaan radiasi matahari oleh permukaan bumi terjadi cukup besar sehingga massa udara terangkat dan memicu pembentukan awan hujan. Awan hujan tersebut akan memicu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat.
Dwikorita juga menyampaikan bahwa apabila kondisi atmosfer menjadi labil, potensi pembentukan awan konvektif, seperti kumulonimbus, akan meningkat pesat. Kumulonimbus sangat berbahaya karena erat kaitannya dengan kilat atau petir, angin kencang, dan puting beliung.
Rentan penyakit
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Mohammad Adib Khumaidi menyatakan, salah satu penyakit yang rawan di musim pancaroba adalah demam berdarah dengue (DBD).
Tingginya kelembapan udara selama akhir musim hujan dan pancaroba meningkatkan pertumbuhan dan penyebaran nyamuk Aedes aegepti yang meningkatkan risiko infeksi DBD.
Adib menyampaikan, pencegahan DBD dapat dimulai dari diri sendiri, seperti menjaga kesehatan pribadi dengan meningkatkan daya tahan tubuh, istirahat yang cukup, konsumsi makanan bergizi, dan olahraga teratur.
Baca juga: Olahraga Apa yang Cocok Dilakukan Saat Puasa Ramadhan?
Upaya pencegahan menjadi sangat penting untuk mencegah meluasnya perkembangan DBD. Apalagi, BMKG sudah mengeluarkan peringatan bahwa kondisi kelembapan tinggi bisa meningkatkan kasus.
”Seperti tahun-tahun lalu, risiko penularan DBD biasanya mulai awal tahun sampai bulan Juni. Maret-April bisa menjadi puncaknya,” ujar Adib.
Chief of Medical Halodoc Irwan Heriyanto mengatakan, musim pancaroba membuat penyebaran penyakit terjadi jauh lebih cepat. Bagi warga yang berpuasa harus lebih menjaga kesehatannya agar mampu menjalankan ibadah puasa. Sebab, pada musim pancaroba, ada beberapa keluhan kesehatan yang sering muncul, seperti flu, batuk, panas dalam, dan diare.
Kondisi cuaca yang tidak menentu di musim pancaroba, ditambah dengan berkurangnya asupan makanan dan minuman di siang hari, juga memicu tubuh menjadi mudah lelah dan mengantuk.
”Selain itu, saat puasa, orang biasanya akan kekurangan waktu tidur karena harus terbangun pada dini hari untuk sahur,” ujarnya.
Tetap bugar
Meski sedang berpuasa, menurut dia, kebutuhan tidur harus tetap terpenuhi selama 6-8 jam per hari. Selain dapat terhindar dari kondisi tubuh yang semakin lemas, tidur yang cukup juga akan membuat imunitas tubuh tetap terjaga.
Mengonsumsi makanan yang kaya antioksidan juga dinilai dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh saat musim pancaroba. Beberapa makanan yang kaya akan antioksidan itu seperti brokoli, bayam, wortel, tomat, apel, stroberi, bluberi, dan anggur.
Saat berpuasa juga perlu memperhatikan cara konsumsi teh atau kopi, terutama saat sahur. Sebab, kopi atau teh dapat menyebabkan dehidrasi dan meningkatkan frekuensi buang air kecil.
”Hal ini akan menimbulkan rasa lemas sejak pagi saat berpuasa,” katanya.
Selain itu, ia mengimbau agar warga menghindari konsumsi teh saat sahur. Sebab, itu akan memicu rasa haus di siang hari, terutama di musim pancaroba dengan suhu udara yang dapat berubah secara ekstrem.
Baca juga: Tetap Sehat dan Bugar Saat Berpuasa
”Minuman terbaik saat sahur adalah air putih. Pastikan minum air putih minimal dua gelas pada saat sahur,” kata Irwan.
Untuk terhindar dari penyakit dan menjaga imunitas tubuh, pemenuhan nutrisi tubuh melalui vitamin juga harus dilakukan. Vitamin A, D, C, zinc, yodium, dan magnesium merupakan beberapa jenis suplemen yang perlu dipenuhi.
Selain itu, olahraga dengan intensitas ringan, seperti yoga dan pilates, juga disarankan untuk menjaga vitalitas tubuh. Waktu yang tepat untuk melakukan olahraga ialah saat malam hari setelah berbuka puasa dan beribadah.
Namun, durasi olahraga bisa dikurangi, misalnya dari 60 menit menjadi 30 menit. Waktu latihan juga dapat dikurangi dari semula tiga kali seminggu menjadi dua kali seminggu.
Selamat mencoba untuk tetap bugar kala puasa di masa pancaroba!