Sejak Beroperasi, LRT Jabodebek Angkut 7,25 Juta Penumpang
Masih ada kerja keras menuntaskan gangguan dan keluhan pengguna di balik minat dan animo pengguna LRT Jabodebek.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setengah tahun beroperasi, LRT Jabodebek mengangkut 7,25 juta penumpang. Rerata pengguna harian saat hari kerja sepanjang Maret 2024 menyentuh 59.000 orang. Di belakang minat dan animo warga ini masih ada kerja keras menuntaskan gangguan dan keluhan pengguna demi keandalan layanan.
Sejak beroperasi akhir Agustus 2023 lalu, LRT Jabodebek melayani 7.253.325 pengguna. PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku operator mencatat kenaikan penumpang setiap bulannya. Sepanjang Maret 2024 ini, rata-rata pengguna harian pada hari kerja mencapai 59.000 orang.
Manajer Public Relations LRT Jabodebek Mahendro Trang Bawono menyebutkan, jumlah pengguna meningkat karena tarif promo, naiknya kualitas layanan, integrasi moda transportasi, bertambahnya jumlah perjalanan, dan perpanjangan waktu operasional.
”Tiga bulan terakhir, jumlah pengguna terus naik. Target 69.000 pengguna setiap hari bisa tercapai dengan konsistensi dan keandalan layanan,” ujar Mahendro, Senin (11/3/2024).
Saat ini, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan memberlakukan tarif promo minimal Rp 3.000 dan maksimal Rp 20.000 pada jam sibuk (pukul 06.00 sampai pukul 08.59 dan pukul 16.00 sampai pukul 19.59), serta Rp 10.000 di luar jam sibuk. Promo berlaku hingga 31 Maret 2024.
Saat yang sama juga berlangsung integrasi antara Biskita Trans Bekasi Patriot dan LRT Jabodebek di Stasiun Bekasi Barat sejak 3 Maret. Integrasi ini diharapkan menarik minat warga lantaran pergerakan penumpang di stasiun yang terhubung dengan Revo Mall itu mencapai 44.000 orang.
Sepanjang Maret 2024 ini, rata-rata pengguna harian pada hari kerja mencapai 59.000 orang.
Sementara itu, LRT Jabodebek melakukan 308 perjalanan setiap hari kerja atau meningkat 54 persen dari tahun lalu. Bertambahnya jumlah perjalanan membuat waktu tunggu antarkereta (headway) berkurang.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) melaporkan, per 1 Maret, headway LRT Jabodebek menjadi 6 menit pada lintas Cawang-Dukuh Atas dan 12,5 menit lintas Harjamukti/Jatimulya-Cawang saat hari kerja. Sebelumnya, headway berkisar 7,5-15 menit selama hari kerja.
Mahendro mengatakan, berbagai upaya peningkatan kualitas layanan terus berjalan agar minat dan animo warga semakin bertambah. Tujuan akhirnya ialah warga beralih ke transportasi umum sehingga mengurangi masalah lalu lintas di Jakarta dan kota tetangga.
”Secara umum, gangguan dan keluhan pengguna yang masih terjadi adalah kecepatan LRT Jabodebek. Ada kendala pada sistem operasi dan sudah koordinasi untuk mitigasinya. Nantinya peranti lunak sistem operasi akan diperbarui,” kata Mahendro.
Kendala berkurang
Kian membaiknya pengoperasian LRT Jabodebek dirasakan pengguna. Akan tetapi, tak dipungkiri masih ada segelintir gangguan dan keluhan pengguna yang harus terus-menerus dibenahi demi keandalan layanan.
Contohnya, kereta tidak berhenti tepat pada pintu. Hal itu seperti yang dialami Dini (31), pekerja kantoran yang naik LRT Jabodebek lintas Jatimulya-Dukuh Atas dan sebaliknya. Penumpang yang hendak turun dan naik harus bersabar sampai kereta membetulkan posisinya.
”Terakhir naik pergi pulang sudah aman. Tidak ada gangguan operasional lagi,” ujar Dini.
Menurut Dini, jam operasional LRT Jabodebek sudah cukup. Headway menjadi tidak terlalu lama sehingga kepadatan saat jam sibuk bisa terurai lebih cepat.
Sama halnya dengan Aulia (25) yang sedang magang di Harjamukti, Kota Depok, Jawa Barat. LRT Jabodebek yang dinaikinya dari Bekasi sudah lebih andal. Apalagi, tarifnya masih promo sampai akhir Maret.
”Gangguan sudah berkurang. Paling saya harus menyesuaikan waktu berangkat karena harus ganti kereta dari arah Dukuh Atas-Harjamukti,” kata Aulia.