Siti mengalami halusinasi. Dia mendengar bisikan gaib sebelum menusuk AAMS, anak kandungnya hingga tewas di Kota Bekasi.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Siti Nurul Fazila (26) menjadi tersangka pembunuhan anak kandungnya, AAMS (5). Ibu rumah tangga ini terindikasi menderita skizofrenia berdasarkan asesmen psikologi.
Siti mengalami halusinasi. Dia mendengar bisikan gaib sebelum menusuk AAMS, Kamis (7/3/2024) subuh, di kediaman mereka, perumahan Burgundy Residence, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Bocah malang itu tewas dengan 20 tusukan. Sebagian besar menghunjam dada kirinya. Sisanya, di lengan dan punggung.
Polres Metro Bekasi Kota memeriksa Siti dan enam saksi, termasuk suaminya. Kemudian berlanjut gelar perkara, Jumat (8/3/2024) pagi, sebelum penetapan tersangka.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Bekasi Kota Ajun Komisaris Besar Muhammad Firdaus menyebutkan, pemeriksaan melibatkan psikolog dari Komisi Perlindungan Anak Daerah Kota Bekasi dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bekasi. Dari pemeriksaan tersebut, Siti mengaku telah menusuk anaknya dengan sebilah pisau dari dapur.
”Hasil pemeriksaan awal memang ada gangguan halusinasi. Rekomendasinya agar ada pemeriksaan psikiater,” kata Firdaus.
Terungkapnya kematian AAMS bermula dari putusnya komunikasi antara ayahnya dan ibunya. Saat itu ayahnya sedang ada pekerjaan di Medan, Sumatera Utara.
Dia lantas meminta seorang kenalan untuk mengecek kondisi Siti, AAMS, dan A, anak lainnya yang berusia 1 tahun 7 bulan di rumahnya. Kenalan ini curiga karena tidak diperbolehkan masuk oleh Siti saat bertamu, Kamis pagi.
Menurut Firdaus, si kenalan terus membujuk Siti agar memperbolehkannya masuk setelah melihat pakaian tuan rumah yang penuh darah. Setelah masuk, hanya ada Siti dan A di lantai 1.
”Dia tanya AAMS, lalu cek ke atas (kamar). AAMS sudah tergeletak bersimbah darah. Langsung lapor ke petugas keamanan perumahan dan polisi sehingga terungkap pembunuhan ini,” ucap Firdaus.
Polisi menahan Siti, sedangkan A dibawa ke rumah aman dan dalam pengawasan Komisi Perlindungan Anak Daerah Kota Bekasi.
Sementara suaminya langsung kembali ke Jakarta menggunakan pesawat. Kini dia masih dimintai keterangan oleh polisi.
Atas perbuatannya, Siti terancam hukuman penjara maksimal 15 tahun. Polisi juga berkoordinasi dengan Asosiasi Pasikologi Forensik Indonesia untuk memastikan motif Siti membunuh anak kandungnya.
Skizofrenia
Suami Siti menyampaikan kepada polisi bahwa perilaku istrinya berbeda dua bulan terakhir. Salah satunya terjadi pada Rabu (6/3/2024) saat dirinya berada di Medan.
Firdaus mengulang penuturan suami Siti itu. Tiba-tiba petugas Bandara Internasional Soekarno-Hatta meneleponnya karena Siti membawa dua anaknya ke bandara.
”Siti bilang, mereka mau ke suatu tempat karena ada panggilan. Bisikan gaib,” ujar Firdaus.
Suaminya lantas meminta bantuan petugas bandara untuk membantu kepulangan istri dan anaknya ke Kota Bekasi. Mereka pulang menggunakan taksi dan menginap di hotel yang telah dipesan.
Dari penelusuran polisi, Siti masuk ke hotel pukul 23.00 dan keluar pukul 03.00 dini hari. Sebelum keluar, dia sempat meminta bantuan petugas hotel untuk memesan taksi. Akan tetapi, saat taksi datang, mereka sudah pergi dengan berjalan kaki.
Semenjak dari bandara pula komunikasi suami-istri itu putus. Setelah terhubung, Siti mengatakan bahwa anaknya sudah pergi jauh sehingga suaminya meminta kenalannya ke rumah.
”Ada indikasi Siti alami skizofrenia. Ada gangguan emosi, delusi, halusinasi, dan gangguan persepsi,” ujar Firdaus.
Terkait halusinasi atau bisikan gaib itu, polisi enggan merincinya karena mengandung unsur SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan).
Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah Kota Bekasi Novrian juga memastikan, Siti berkomunikasi dengan lancar dan baik, tetapi beberapa kali melompat dari topik yang ditanyakan saat asesmen awal selama dua jam di Polres Metro Bekasi Kota.
”Terkadang melompat-lompat. Dari satu topik, tiba-tiba ke arah (topik) lain. Butuh pendalaman lebih lanjut. Tidak hanya oleh psikolog, tetapi juga psikiater,” kata Novrian, Jumat siang.