Kasus DBD Meningkat, Delapan Warga Banten Meninggal
Sebanyak 1.619 warga terinfeksi DBD dan delapan orang di antaranya meninggal di Banten.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·4 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Masa pancaroba meningkatkan pertumbuhan dan penyebaran nyamuk Aedes aegypti sekaligus risiko infeksi demam berdarah dengue atau DBD. Sebanyak 1.619 warga terinfeksi dan delapan orang meninggal di Banten.
Dinas Kesehatan Banten melaporkan 640 kasus di Kabupaten Tangerang, 459 kasus di Kabupaten Lebak, 308 kasus di Kabupaten Pandeglang, 70 kasus di Kota Tangerang Selatan, 61 kasus di Kabupaten Serang, 44 kasus di Kota Serang, 27 kasus di Kota Cilegon, dan 10 kasus di Kota Tangerang.
Sementara masing-masing empat orang meninggal di Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Lebak karena DBD.
Berdasarkan Dinas Kesehatan Banten, penyebab meningkatnya kasus DBD ialah perubahan iklim dengan suhu yang memanas serta fenomena El Nino. Selain itu, curah hujan tidak menentu sehingga timbulnya banyak genangan air sebagai tempat tumbuhnya jentik nyamuk Aedes aegypti. Kasus DBD juga meningkat bagi warga yang tinggal atau sedang bepergian ke daerah tropis, memiliki riwayat infeksi virus dengue, dan lingkungan tempat tinggal yang tidak dijaga kebersihannya.
Gejala DBD, antara lain, ialah demam hingga 40 derajat celsius, diikuti dengan rasa sakit kepala parah, nyeri otot, dan sendi hingga area belakang mata.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Budhi Mulyanto mengatakan, tercatat ada 773 kasus DBD sepanjang tahun 2024. Empat orang dari 773 kasus DBD itu meninggal.
”Kami membuat surat edaran untuk puskesmas, rumah sakit, dan fasilitas kesehatan agar meningkatkan kewaspadaan dini karena meningkatnya kasus DBD,” ucap Budhi, Rabu (28/2/2024).
Selain surat edaran, Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak juga mengoptimalkan peran petugas surveilans di puskesmas untuk penyelidikan epidemiologi. Petugas ini mengamati secara sistematis dan terus-menerus data dan informasi tentang DBD untuk pengendalian dan penanggulangan yang efektif maupun efisien.
Budhi menambahkan, dalam kondisi tertentu dilakukan pengasapan (fogging) setelah penyelidikan epidemiologi, dan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M Plus. Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M Plus meliputi menguras tempat penampungan air; menutup tempat-tempat penampungan air; dan mendaur ulang berbagai barang yang berpotensi dijadikan sarang nyamuk Aedes aegypti.
Kegiatan 3M itu ditambah atau plus upaya lain, yakni menanam tanaman penangkal nyamuk, memeriksa tempat penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat antinyamuk, dan memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi rumah. Upaya plus lainnya ialah gotong royong membersihkan lingkungan, meletakkan pakaian yang telah dipakai dalam wadah tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras, serta memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.
Upaya lain juga dapat dilakukan untuk mengatasi DBD, yakni dengan meningkatkan peran juru pengamat jentik nyamuk (jumantik). ”Kami upayakan setiap rumah mempunyai kader jumantik,” ujar Budhi.
Kabupaten Tangerang juga mengimbau camat, lurah, dan kepala desa untuk pengendalian DBD. Penjabat Bupati Tangerang Andi Ony Prihartono dalam surat imbauan yang dikeluarkan per 7 Februari meminta agar pemberantasan sarang nyamuk 3M Plus dilakukan secara rutin setiap minggu, serentak, dan menyasar sekolah maupun tempat umum. Pemkab Tangerang juga menargetkan satu rumah ada satu jumantik, survei jentik dilakukan secara berkala, edukasi mengenai DBD, dan meminta warga segera memeriksakan diri jika bergejala DBD.
Dari laman Ayo Sehat Kementerian Kesehatan, gejala DBD antara lain ialah demam hingga 40 derajat celsius, diikuti dengan rasa sakit kepala parah, nyeri otot, dan sendi hingga area belakang mata. Jika merasakan atau menemukan orang di sekitar dengan gejala tersebut, warga diimbau segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk penanganan sedini mungkin.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Achmad Muchlis mengatakan, tercatat 699 kasus DBD dengan empat pasien di antaranya meninggal. Apabila ada laporan kasus DBD, puskesmas segera melakukan penyelidikan epidemiologi di wilayah tempat tinggal pasien tinggal dan mengedukasi warga sekitar tentang pemberantasan sarang nyamuk.
”Jadi begitu ada kasus DBD, harus segera dilaporkan untuk penanganan sejak dini,” ujar Achmad.
Jakarta
Potensi meningkatnya kasus DBD juga terjadi di Jakarta. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tamansari di Jakarta Barat merawat lima pasien DBD, yakni dua dewasa dan tiga anak-anak.
Kepala Seksi Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Tamansari Jakarta Ngabila Salama menyebut, Selasa kemarin ada lima kasus DBD rujukan dari puskesmas yang belum bisa dirawat karena ruang rawat penuh.
Ia mengatakan, sebenarnya ada layanan vaksinasi DBD yang dapat diakses oleh warga. Vaksinasi ini diberikan dua kali dalam waktu 3 bulan antardosis. Biayanya Rp 700.000 per dosis. ”Tersedia vaksinasi anak dan dewasa yang dapat diberikan dua kali untuk mencegah sakit dan keparahan DBD,” kata Ngabila.