Kenaikan Harga Beras Masih Berlanjut hingga Maret 2024
Walau harga tinggi, stok beras untuk kebutuhan warga Jakarta masih aman. Pasokan beras di Bulog meredam kenaikan harga.
JAKARTA, KOMPAS - Kenaikan harga beras di DKI Jakarta diprediksi akan terus berlanjut hingga akhir Maret 2024. Tingginya harga beras terjadi karena produksi beras lokal belum memasuki musim panen raya.
Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang Zulkifli Rasyid mengatakan, kondisi cuaca yang tidak pasti mengakibatkan musim panen menjadi tidak jelas. Situasi panen belum memasuki tahapan dalam skala besar sehingga harga beras belum dapat dipastikan kembali ke harga normal.
”Harga beras dipastikan kembali normal jika sudah mengalami panen raya. Untuk itu, tingginya harga beras masih akan berlangsung hingga pertengahan atau akhir Maret,” katanya, Sabtu (24/2/2024).
Baca juga: Mengamankan Produksi Beras
Zulkifli mengatakan, ketidakpastian cuaca yang disebabkan El Nino mengakibatkan kondisi panen padi menjadi tidak menentu. Walaupun saat ini sudah terdapat panen, hanya belum dalam skala besar.
”Sebenarnya kita sudah panen, tetapi ada kegagalan panen. Terlebih cuaca tidak jelas, ada El Nino juga. Jadi, pada pertengahan bulan Maret atau sampai akhir Maret, harganya masih sama,” ujarnya.
Kondisi cuaca ini berimbas pada terhambatnya proses produksi di tingkat petani. Pasokan ke pasar berkurang sehingga tidak mampu memenuhi permintaan yang kemudian berimbas pada lonjakan harga.
Walau harga tinggi, Zulkifli menyatakan, stok beras untuk kebutuhan warga Jakarta masih aman. Ia memastikan pasokan beras dari Perum Bulog dapat meredam kenaikan harga beras di Ibu Kota.
”Walaupun DKI Jakarta tidak mempunyai sawah, tapi punya stok beras hasil impor,” kata Zulkifli.
Baca juga: Stok Beras di Jakarta Dipastikan Aman sampai Lebaran
Bulog telah menggelontorkan cadangan beras pemerintah ke pasar induk Cipinang dan pasar ritel melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Beras ini merupakan hasil impor dari Vietnam, Thailand, Pakistan. Persediaan beras dari Perum Bulog itu adalah jenis beras medium SPHP yang harganya sesuai harga eceran tertinggi (HET) beras, yakni Rp 10.900/kg.
Upaya impor tersebut masih menjadi salah satu ”langkah instan” andalan pemerintah untuk memasok permintaan beras nasional. Hingga 18 Februari, realisasi impor beras 2024 sudah mencapai 507.000 ton.
”Saat ini stok beras Bulog masih tersedia. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir sampai Lebaran. Bulog dan Bapanas mengatakan kepada kami kalau masih tersedia 1,3 juta ton beras untuk se-Indonesia,” katanya.
Akan tetapi, berdasarkan laman Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional, harga rata-rata beras medium di Jakarta pada 24 Februari 2024 Rp 14.860 per kilogram. Kemudian harga beras premium di Jakarta rata-rata Rp 16.310 per kilogram. Artinya, harga beras medium dan premium saat ini sudah jauh melampaui HET.
Sebagai informasi, HET beras yang saat ini berlaku mengacu pada Peraturan Badan Pangan Nasional No 7/2023 untuk Zona 1 yang meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi adalah Rp 10.900/kg untuk beras medium, sedangkan untuk beras premium harganya Rp 13.900/kg.
Baca juga: Akankan Harga Beras Terus Mengimpit?
Bila tidak ada beras SPHP Bulog, Zulkifli memprediksi harga beras premium di Jakarta bisa menembus Rp 20.000 per kilogram. Sementara untuk beras medium, harganya diprediksi mencapai lebih dari Rp 15.000 per kilogram.
Meskipun demikian, Zulkifli berharap pemerintah merevisi aturan HET beras. Sebab, harga gabah saat ini sedang melonjak sehingga harga beras tak mungkin bisa sesuai dengan HET yang ditetapkan pemerintah.
Ia menilai, pemerintah seharusnya tidak mengatur harga beras petani lokal. Namun, pemerintah boleh menetapkan harga beras Perum Bulog yang berasal dari impor.
”HET bisa untuk beras luar negeri karena yang punya pemerintah. Kalau beras petani lokal diberikan HET itu tidak adil,” katanya.
Zulkifli mengatakan, petani saat ini terbebani biaya produksi yang tinggi. Antara lain, harga pupuk yang mahal.
”Biasanya petani bermodalkan uang hasil pinjaman untuk menanam padi, sehingga petani akan rugi jika hasil panennya dibeli dengan harga yang murah,” ujarnya.
Sebenarnya kita sudah panen, tetapi ada kegagalan panen.
Menurut Zulkifli, pedagang juga tengah kesulitan mendapatkan beras hasil panen petani lokal. Saat ini, pedagang bergantung pada pasokan beras dari Perum Bulog melalui program SPHP tersebut.
Adapun Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mencatat, Indeks Harga Beras Total pada Januari 2024 di Indonesia mencapai 142,8. Naik 1,7 poin dibandingkan Desember 2023. Selain itu, angka indeks tersebut merupakan yang tertinggi sejak Agustus 2008.
Lebih bijak
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, pendistribusian beras ke ritel-ritel modern akan dilakukan secara bertahap hingga menjelang Ramadhan. Adapun stok cadangan beras di Jakarta yang tersimpan di Food Station saat ini sekitar 30.000 ton.
Oleh karena itu, kata Heru, masyarakat DKI Jakarta tidak perlu khawatir dengan ketersediaan beras. Ia pun mengimbau masyarakat untuk bijak dalam membeli beras premium di ritel modern.
”Masyarakat harus lebih bijak dalam membeli. Kalau satu bulan kebutuhannya 10 kilo, ya, cukup membeli 10 kilo. Tidak perlu khawatir,” katanya.
Beras premium yang dijual ke ritel-ritel modern adalah beras kemasan per lima kilogram, dengan harga jual Rp 69.500 atau Rp 13.900 per kg.
Adapun ketidakmampuan mencukupi kebutuhan beras akibat produksi susut memang dapat diatasi dengan cara impor beras. Suplai beras impor membuat kebutuhan beras nasional tercukupi sehingga dapat menekan lonjakan harga pangan di dalam negeri.
Namun, menurut Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia Reynaldi Sarijowan, walau beras impor sudah mulai disalurkan di pasaran, tetapi belum mampu menekan harga.
Ia mengatakan, laporan sejumlah pedagang menunjukkan harga beras di daerah yang berada wilayah barat mencapai Rp 18.000 per kg untuk kualitas premium. Adapun di wilayah timur mencapai Rp 21.000 per kg. Kenaikan harga beras tahun ini diperkirakan sudah 20 persen bahkan lebih jika dibandingkan tahun lalu.
”Harga beras premium pada tahun lalu hanya Rp 14.000 per kilogram sekarang menjadi Rp 18.000 per kg,” kata Reynaldi.
Dia menyebut ada beberapa faktor penyebab terjadinya lonjakan harga beras, seperti molornva musim tanam dan musim panen yang berdampak pada terganggunya keseimbangan antara permintaan dan pasokan. la menduga ada pihak yang sengaja menahan pasokan beras sehingga tidak semua beras hasil produksi petani digelontorkan ke pasar.
Reynaldi berharap, pemerintah dapat menggenjot produksi beras pada tahun 2024. Subsidi pupuk juga diharapkan diperbesar anggarannya dan skalanya di perluas sehingga produksinya lebih besar.