Harga beras di pasar tradisional terus melambung tinggi. Harga termurah menyentuh Rp 12.000 per kg.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Harga beras meningkat Rp 2.000 per kilogram dalam dua minggu terakhir. Kini harga termurah beras mencapai 12.000 per kg di pasar tradisional di Jakarta Selatan. Kenaikan harga ini memberatkan masyarakat.
Pantauan Kompas di dua pasar di Pasar Minggu dan Pasar Rawajati, Jakarta Selatan, harga beras meningkat pesat. Di dua pasar tersebut, harga beras termurah ada pada kisaran Rp 12.000 per kilogram. Bahkan, harga beras premium bisa mencapai Rp 18.000 per kg.
Ridwan (21), pedagang beras di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, menuturkan, harga beras yang tinggi membuat dirinya sulit menjual dagangannya. ”Walaupun beras merupakan makanan pokok, sekarang banyak yang membatasi pembeliannya,” kata Ridwan, yang sudah lima tahun berdagang di sana.
Ridwan terpaksa menaikkan harga karena harga beras di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, naik. ”Terus terang saya hanya mengambil untung Rp 40.000 per karung. Kalau saya naikkan lagi, pembeli bisa komplain,” kata Ridwan.
Menurut Ridwan, kenaikan harga beras kali ini mungkin yang tertinggi dalam lima tahun terakhir. Jika dibandingkan lima tahun lalu, harga beras masih pada kisaran Rp 7.500 per kg. Sekarang untuk mencari beras Rp 10.000 per kg pun sangat sulit. ”Sudah harganya tinggi, untuk dapat stoknya pun sulit,” katanya.
Ridwan pun mendengar kabar bahwa kenaikan beras ini disebabkan oleh gagal panen di sejumlah sentra produksi.
Tingginya harga beras membuat Khosiatin (54), pedagang nasi uduk di wilayah Tegal Parang, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, terpaksa mengurangi komposisi nasi uduknya untuk bisa mengais untung.
Dalam satu porsi nasi uduk seharga Rp 7.000 biasanya dia menggunakan dua centong nasi. Namun, karena harga beras naik, porsi nasi uduk dikurangi setengahnya. Ia tidak mau menaikkan harga karena dikhawatirkan pelanggan akan berkurang.
Dyah Nugraha, warga Manggarai, juga resah akan kenaikan harga beras ini. Dia berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk mengatasi permasalahan ini.
Data simpang-siur
Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia Reynaldi Sarijowan menilai harga beras kini semakin tak jelas. Dari data di lapangan didapati laporan bahwa harga beras medium terkerek di Rp 13.500 per kg, sedangkan beras premium sudah menyentuh Rp 18.500 per kg. Ada beberapa faktor yang menyebabkan harga beras melambung.
Reynaldi beranggapan pemerintah tidak serius dalam pengelolaan dan pendistribusian beras sejak musim tanam tahun 2022 hingga kini. Akibatnya, terjadi kesimpangsiuran data tentang produktivitas beras.
Karena itu, penting untuk mendorong adanya sinkronisasi data antara beras yang disebarkan di masyarakat, tetapi digunakan untuk bansos dan beras yang disebarkan ke para pedagang pasar. ”Kebijakan itu penting agar keberlangsungan beras di pasar dapat terkendali sehingga harga beras bisa stabil,” katanya.
Reynaldi pun mendorong pemerintah lebih berhati-hati dengan lonjakan beras dan sulitnya beras didapati di pasar tradisional. Ini penting karena saat ini Indonesia sedang berada dalam situasi politik, musim pemilu, sehingga banyak beras yang diambil di luar pasar tradisional atau produsen besar. ”Fenomena ini yang harus dijaga oleh pemerintah ke depan,” katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, tekanan inflasi bulanan untuk komponen bahan makanan didorong oleh kenaikan harga komoditas pangan seperti beras. Bahkan, penyumbang utama inflasi tahun ke tahun DKI Jakarta pada Desember 2023 adalah beras yang sebesar 0,274 persen.
Selain itu, BPS mencatat, tren inflasi komponen bahan makanan menjelang akhir tahun juga mengalami kenaikan dari 1,39 persen pada November 2023 menjadi 1,79 persen pada Desember 2023.
Kenaikan inflasi ini membuat daya beli masyarakat menurun. Pemprov DKI Jakarta berupaya untuk menekan inflasi akibat kenaikan harga, khususnya komoditas pangan, dengan cara melaksanakan kegiatan sembako murah.
Fenomena ini yang harus dijaga oleh pemerintah ke depan.
Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Sri Haryati mengatakan, beras menjadi komoditas utama yang dijual dalam kegiatan sembako murah, baik dalam bentuk paket maupun eceran. ”Melalui sinergi dengan para pemangku kepentingan, masyarakat dapat membeli pangan dengan harga murah. Satu paket sembako yang di pasar seharga Rp 130.000, masyarakat cukup membayar Rp 100.000. Adapun selisihnya dipenuhi dari dana corporate social responsibility (CSR) para pemangku kepentingan," ujarnya.
”Jadi, masyarakat tetap membeli sembako tersebut, dan bukan dalam bentuk bantuan sosial,” ujar Sri Haryati.
Sembako murah pertama kali diluncurkan pada 15 Januari 2024 dan hingga kini telah digelar di 59 lokasi dengan total mitra kerja sama sebanyak 34 perusahaan. Semua warga bisa membeli paket sembako yang terdiri dari 5 kg beras, 2 liter minyak goreng, 1 kg gula pasir, dan 1 kg tepung terigu seharga Rp 100.000. ”Hal ini diharapkan dapat menekan kenaikan harga bahan pangan,” ujar Sri.
Sembako murah ini berbeda dengan bantuan sosial (bansos) yang diberikan kepada warga yang telah terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial dengan mekanisme tersendiri melalui pemerintah pusat. Bantuan itu berupa 10 kg beras dan terdata dengan nama dan alamat yang jelas (by name by address).