Semarak Menyambut Si ”Naga Kayu” di Mal-mal di Jakarta
Wayang potehi, atraksi barongsai, hingga festival kuliner digelar di mal di Jakarta menyemarakkan suasana jelang Imlek.
Menjelang tahun baru Imlek 2024 pada 10 Februari 2024, nuansa merah dan emas sudah menghiasi mal-mal Jakarta. Tak hanya hiasan, beragam pertunjukan dan acara juga dihadirkan untuk menarik perhatian pengunjung.
Salah satu pertunjukan rutin jelang perayaan Imlek di Mal Ciputra Jakarta ialah wayang potehi. Alur cerita pada pementasan wayang ini terkait dengan kisah klasik Tiongkok, umumnya mengambil tema cerita legenda kerajaan di Tiongkok.
Meskipun mengisahkan cerita sejarah, penonton wayang ini tidak luput dari anak-anak dan remaja. Duduk di deretan terdepan, Veronica (23), sangat menikmati pertunjukan wayang potehi. Sebelum dimulai, ia sempat mencari tahu cerita yang akan diusung di pertunjukan kali ini.
”Ini ketiga kalinya saya menonton wayang potehi. Bentuknya mirip wayang golek, tetapi pakaiannya menggunakan pakaian tradisional China,” kata Veronica, pengunjung mal, Kamis (8/2/2024) sore.
Menurut Veronica, wayang potehi sangat penting untuk dilestarikan karena berkaitan dengan sejarah. Ia berharap pemerintah dan pegiat kesenian juga turut memperhatikan kesenian wayang ini agar tetap langgeng.
Adapun wayang potehi merupakan salah satu jenis wayang khas Tionghoa yang berasal dari Tiongkok bagian selatan. Kesenian ini dibawa oleh perantau etnis Tionghoa ke sejumlah wilayah Nusantara pada masa lampau dan telah menjadi salah satu jenis kesenian tradisional Indonesia.
Wayang boneka ini terbuat dari kain. Dalang memasukkan tangannya ke dalam kain tersebut. Jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis berfungsi untuk memainkan bagian kepala wayang, lalu ibu jari dan jari kelingking berfungsi mengendalikan bagian tangan wayang. Alunan musik juga dilantunkan untuk mengiringi wayang.
”Wayang potehi telah menjadi hiburan selama 20 tahun di Mal Ciputra Jakarta,” kata General Manager Mal Ciputra Jakarta Ferry Irianto.
Baca juga: Momen Libur Imlek Mendorong Kunjungan Wisatawan
Pertunjukan wayang potehi di Mal Ciputra Jakarta kembali dimainkan oleh Dalang Sugio Waluyo atau lebih dikenal dengan Dalang Subur yang berasal dari Surabaya. Wayang potehi kali ini mengangkat kisah klasik dari China yang berjudul Tik Tjheng Ban Hwa Lauw. Kisah ini bercerita tentang asal-muasal dari Jenderal Negeri Song yang cukup terkenal, yaitu Jenderal bernama Tik Tjheng.
Pertunjukan ini hadir setiap hari hingga 18 Februari 2024 setiap pukul 15.00, 17.00, dan 19.00 WIB. Di sana tersedia sejumlah tempat duduk untuk pengunjung menikmati cerita wayang tersebut.
Pada Imlek 2021, pertunjukan wayang potehi dilakukan oleh Dalang Subur melalui rekaman di Klenteng Hong San Kiong, Gudo, Jombang, Jawa Timur, karena adanya pandemi Covid-19. Tayangan wayang potehi ini ditampilkan pada layar besar di Center Court lantai Lower Ground, Mal Ciputra tiga kali dalam sehari. Pengelola mal juga mengatur area tersebut agar pengunjung menjaga jarak.
Saat itu, Dalang Subur mengangkat cerita Luo Tong Sao Bei dalam 26 episode. Ini adalah kisah Jenderal Luo Tong (jenderal kedua dari Kerajaan Tong Tiau) saat menerapkan strategi dalam perang Marga Luo melawan Marga Sian. Margan Sian dipimpin oleh Sian Tian Siong, seorang kepala rampok berkarakter tangguh dan berani seperti seekor kerbau.
Selain wayang potehi, Mal Ciputra Jakarta juga menyelenggarakan hiburan perayaan Imlek 2024 lainnya melalui Shanghai Broadway Show dan Barongsai Tonggak. Shanghai Broadway menampilkan tarian, nyanyian, yang didukung dengan kostum dan dekorasi semarak ala Shanghai tempo dulu. Pertunjukan ini berlangsung pada 2, 3, 4, 9, 10, 11, 16, 17, 18 Februari 2024 setiap pukul 18.30 WIB.
Baca juga: Menjelang Imlek, Dermawan Berbagi dengan Kaum Papa di Jakarta Utara
”Tahun Naga adalah semangat bagi kita semua. Tahun ini Mal Ciputra Jakarta menghadirkan pertunjukan dan konsep dekorasi Shanghai Broadway, suatu atraksi menarik dan unik yang diharapkan bisa menghibur pengunjung,” ujar Ferry.
Kemudian, ada pertunjukan barongsai tonggak atau barongsai yang menari di atas tiang tinggi. Pertunjukan ini dimainkan pada 2, 3, 4, 9, 10, 11, 16, 17, 18 Februari 2024 setiap pukul 16.00 WIB.
Selain itu, Mal Ciputra Jakarta juga menghadirkan Little China di food court-nya bernama Food Destination di lantai 6. Saat memasuki food court ini, nuansa warna merah mendominasi melalui beragam hiasan.
Ambiens seperti di China makin kental dengan kehadiran 21 tenant kuliner yang terdiri dari 12 tenant non-halal dan sembilan tenant halal.
Untuk menu non-halal, di antaranya ada SamGul, Nasi Campur Kong Hu Pay, Kwecap Veteran Pontianak, Bubur & Sop 81 Pontianak, dan Mana Do’ Khas Manado. Sementara menu halalnya, antara lain, ada Warung Bang Hen, Mie Kangkung Balacan 89, Chi Cong Fan Pluit Sakti, Nasi Semarang Bu Lani, dan Siomay & Co.
Pengunjung tidak akan salah pilih karena kedua jenis tenant ini sudah ditandai berdasarkan warna. Untuk tenant halal berwarna hijau, sementara tenant non halal berwarna merah.
Ferry berharap rangkaian acara Imlek kali ini dapat menjadi sarana berkumpul keluarga dan pemersatu antaretnis. Sebab, tidak hanya warga keturunan Tionghoa yang menikmati acara-acara Imlek, tetapi juga hampir seluruh pengunjung turut menikmatinya.
Barongsai keliling
Dalam menyemarakkan perayaan Imlek, Mal Grand Indonesia juga menghadirkan pertunjukan spesial untuk para pengunjungnya. ”Tahun ini kamu mengusung tema ’A Lunar Spectacle’ karena ingin menghadirkan Lunar New Year yang spektakuler,” ujar Assistant Manager Corporate Communications Grand Indonesia Annisa Hazarini.
Annisa menyampaikan, ada banyak kemeriahan yang dipersembahkan oleh Mal Grand Indonesia di momen tahun baru Imlek 2024, antara lain pertunjukan Bian Lian & Chinese Folk Dance yang berlangsung di Main Atrium East Mal Grand Indonesia.
Pertunjukan tersebut menghibur pengunjung sejak 26 Januari hingga 18 Februari 2024. Penarinya merupakan seniman yang biasa tampil di restoran Haidilao Hot Pot, Grand Indonesia.
Baca juga: Imlek Nasional 2023 Libatkan 700 UMKM
Acara tersebut dilakukan sebanyak dua sesi per harinya, yaitu mulai pukul 16.00 hingga pukul 18.30 WIB pada hari Jumat. Kemudian pada Sabtu pukul 16.00 hingga 19.30 WIB dan Minggu pada pukul 15.00 hingga 17.00 WIB.
Selain itu, Mal Grand Indonesia juga menyediakan Tarot Reading di area yang sama. Para pengunjung, khususnya anak-anak, juga dapat berfoto dengan barongsai yang melakukan parade keliling di setiap penjuru mal hingga 18 Februari 2024.
Menurut Annisa, selain dinantikan pengunjung, pertunjukan barongsai keliling area Grand Indonesia juga dinantikan pemilik dan penjaga tenant. Ia menyebut, para pemilik tenant bahkan menyiapkan angpau untuk diberikan kepada barongsai.
”Ada kepercayaan bahwa didatangi barongsai itu membawa keberuntungan, makanya pemilik toko antusias menyambut barongsai,” ujar Annisa.
Kamis (8/2/2024) siang, William (10) berada di antara kerumunan pengunjung saat barongsai kuning dengan iringan musik itu mengitari lantai 5 Mal Grand Indonesia. Sesekali ia mengabadikan aksi barongsai yang menari-nari melalui gawainya.
William tak hanya menonton, melalui mamanya, ia turut memberi angpau merah berisi uang kepada barongsai tersebut. Memberi angpau ke dalam mulut barongsai memang dipercayai dapat membuang semua kesialan dan mendatangkan rezeki.
”Tadi senang bisa memberi angpau kepada barongsai, bisa menyentuh dan mengelus kepala barongsai juga,” kata anak kelas 5 SD itu.
Kami mengimbau tempat-tempat keramaian, seperti mal, restoran, untuk bisa turut serta aktif merayakan Imlek tahun ini.
Kemudian, pengunjung mal di Grand Indonesia juga bisa mengikuti kompetisi ’Let’s Play with The Barongsai’ pada 1-10 Februari 2024. Bagi pengunjung yang ingin mencari hantaran khas Imlek, ada juga Pop Up Market yang terletak di East Mall dan West Mall lantai LG Grand Indonesia.
Menjelang tahun baru Imlek, Mal Taman Anggrek di Jakarta Barat membuka Chinese Market yang berlangsung sejak 18 Januari hingga 11 Februari 2024. Selain jelajah kuliner, di sana juga ada atraksi barongsai.
Market bernuansa merah menyala dengan ratusan lampion ini menghadirkan beragam kuliner ala Tiongkok, seperti kuotie dan bakmi. Meskipun demikian, kuliner Nusantara, seperti serabi solo, pempek, hingga bakso, juga bisa ditemukan di sana.
Seorang pengunjung Mal Taman Anggrek, Farica Gaby (20), bersemangat menjajal aneka makanan di Chinese Market. Baru satu jam lebih tiba, Gaby sudah menghabiskan sekitar Rp 250.000 untuk membeli aneka jajanan dan makanan berat, mulai dari yang biasa ia makan hingga makanan yang baru ia dengar.
”Banyak sekali kuliner yang wajib dicoba di sini. Saya tadi juga pertama kali coba pengkang, jajanan khas Pontianak yang terbuat dari ketan,” kata Gaby.
Solidaritas
Tempat keramaian di Jakarta memang diimbau oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk ikut memeriahkan Imlek 2024. Imbauan untuk meriahkan Imlek tersebut, di antaranya, melalui kemeriahan diskon, ornamen-ornamen bernuansa Imlek, penampilan-penampilan seni budaya, serta kemudahan berbelanja lainnya.
”Kami mengimbau tempat-tempat keramaian, seperti mal, restoran, untuk bisa turut serta aktif merayakan Imlek tahun ini,” kata Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Heru mengatakan bahwa perayaan Imlek 2024 merupakan salah satu momen dan bentuk solidaritas antarumat beragama. ”Menjelang Imlek tentunya semua masyarakat Jakarta dari segala lapisan dan berbagai kalangan mendukung serta memberikan yang terbaik untuk perayaan Imlek,” ujar Heru.
Baca juga: Terputus, tetapi Tidak Terlupakan
Menurut peneliti dan pengamat budaya Tionghoa, Agni Malagina, tidak semua generasi muda menghayati tradisi Imlek. Kendati generasi muda kerap tidak paham, tradisi yang masih dilakukan hingga sekarang merupakan bentuk penghargaan terhadap budaya.
Dengan kreativitas, generasi muda memiliki cara sendiri untuk terhubung kembali dengan akar budayanya, misalnya dengan modifikasi busana ataupun pernak-pernik acara adat.
”Walau tidak mengerti makna atau filosofinya, anak muda tetap mengikuti tradisi dan berkumpul bersama keluarga. Pada akhirnya, esensi Imlek adalah kembali ke keluarga dan mempererat hubungan,” ucap Agni, (Kompas.id, 2/2/2022).
Meskipun demikian, Agni menilai, memahami makna tradisi tetaplah penting. Jika tidak, rasa kepemilikan terhadap tradisi akan sulit tumbuh. Padahal, rasa kepemilikan merupakan modal dasar pelestarian dan pemanfaatan budaya.
Di sisi lain, generasi muda saat ini merupakan generasi yang kreatif dan mau tahu. Mereka memiliki cara sendiri untuk terhubung kembali dengan akar budayanya.
”Anak muda akan selalu mempunyai cara untuk menemukan budayanya, menggalinya, kemudian mengeksplorasinya sesuai perkembangan zaman. Hal ini dapat memicu tumbuhnya pemahaman baru tentang budaya,” ujar Agni.