Awal Maret ”Buy the Service” Layani Summarecon Bekasi-Vida
Layanan angkutan umum dengan skema ”buy the service” diharapkan melecut pembenahan transportasi di Kota Bekasi.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kota Bekasi di Jawa Barat kebagian satu koridor untuk pengadaan layanan angkutan umum dengan skema buy the service atau BTS. Layanan ini beroperasi awal Maret dengan rute Summarecon Bekasi-Vida. Setelah itu, akan ada evaluasi secara bertahap untuk penambahan koridor.
Warga menyambut baik adanya BTS dengan layanan bus rapid transit (BRT). Skema pembelian layanan angkutan oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) ini diyakini menggaransi perbaikan angkutan umum karena operator wajib memenuhi standar pelayanan minimal prima dan berkualitas.
Kepastian adanya BTS diteken oleh Direktur Angkutan BPTJ Tatan Rustandi dan Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Zeno Bachtiar, Kamis (1/2/2024). Perjanjian kerja sama itu merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman kedua pihak pada awal September 2023. Adapun koridor Summarecon Bekasi-Vida dipilih berdasarkan survei gabungan kedua pihak.
Pandu Prakoso (25), pekerja lepas dari Kota Bekasi, yakin adanya BTS akan membawa perubahan signifikan bagi angkutan umum di Bekasi. Paling tidak angkutan kota (angkot) dengan layanan begitu saja dari waktu ke waktu akan berbenah untuk menunjang BTS.
Menurut Pandu, warga masih mengandalkan angkot untuk bepergian. Namun, angkot kalah bersaing dengan angkutan daring (online) ketika warga butuh kecepatan.
”Angkot kalah dari lama waktu perjalanan, aksesnya juga susah. Otomatis warga hanya punya pilihan (angkutan) online yang dapat antarkan dari satu titik ke titik berikutnya dengan cepat dan tanpa menunggu lama,” kata Pandu, Jumat (2/2/2024).
Pandu berharap BTS melecut perbaikan sampai peningkatan layanan angkutan umum di Bekasi. Namun, perlu diperhatikan juga waktu tunggu dan kemudahan pembayaran BTS agar diminati warga.
”Skema layanannya bagus dan alangkah baik jika aksesibilitasnya mudah, seperti naik Transjakarta,” ujarnya.
Hal senada disampaikan warga lain, Lusia (19). Menurut dia, sebagian warga yang tinggal di pinggiran Kota Bekasi sangat mengandalkan angkot untuk bepergian karena hanya itu angkutan umum yang tersedia. Namun, waktu tunggu tergolong lama dan harus berganti angkot lebih dari dua kali.
”Akhirnya supaya cepat pakai sepeda motor. Kalau tidak punya kendaraan sendiri pasti repot,” kata Lusia.
Kehadiran BTS mengingatkan Lusia pada bus Trans Patriot yang pertama kali beroperasi pada 2018 dan berhenti sementara pada 2021. Waktu tunggunya cepat dengan tarif terjangkau. Akan tetapi, rutenya saat itu hanya melayani tiga koridor.
”Bagus kalau makin banyak layanan seperti BTS. Ke mana-mana jadi mudah,” ujarnya.
BTS menjadi salah satu program andalan BPTJ untuk peningkatan angkutan umum perkotaan di Bodetabek. Saat ini BTS sudah berjalan di Kota Bogor.
Sebagian warga yang tinggal di pinggiran Kota Bekasi sangat mengandalkan angkot untuk bepergian karena hanya itu angkutan umum yang tersedia.
Direktur Angkutan BPTJ Tatan Rustandi mengatakan, untuk tahap awal diputuskan BTS di Kota Bekasi melayani rute Summarecon Bekasi-Vida mulai awal Maret. Selanjutnya, secara bertahap akan dilakukan evaluasi untuk tambahan koridor.
”Sosialisasinya harus digencarkan kepada pemangku kepentingan terkait dan warga sebagai pengguna. Harus masif dan sistematis, secara langsung atau melalui media cetak, website, dan media sosial,” kata Tatan.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Zeno Bachtiar menyatakan, persiapan hadirnya BTS ini sudah matang. BTS diharapkan membawa efek ganda dengan terbukanya aksesibilitas ruas atau titik simpul di Kota Bekasi, serta warga beralih ke angkutan umum karena layanan yang nyaman dan aman.