Pembangunan Infrastruktur MRT Fase Kedua Dilanjutkan
Infrastruktur MRT fase 2 akan dilanjutkan. Jalan Gajah Mada dan Jalan Hayam Wuruk akan direkayasa sampai akhir 2024.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sehubungan dengan akan dimulainya pekerjaan konstruksi moda raya terpadu atau MRT fase kedua CP202 di Jalan Gajah Mada dan Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, rekayasa lalu lintas di sejumlah titik akan digelar. Pembangunan akan berlangsung sampai akhir 2024.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, Kamis (18/1/2024). Syafrin menjabarkan sejumlah titik yang akan direkayasa adalah ruas Simpang Harmoni sampai dengan Simpang Mangga Besar. Pengalihan yang dimaksud, antara lain, pengalihan jalur, peralihan lajur, dan penerapan contra flow dengan pembatas separator.
Di sepanjang jalan itu akan dibangun tiga stasiun MRT, yakni Stasiun MRT Harmoni, Stasiun MRT Sawah Besar, dan Stasiun MRT Mangga Besar.
Selain pembangunan stasiun MRT, akan dilakukan juga pembongkaran jembatan penyeberangan orang (JPO), halte Transjakarta, dan pengalihan jalur operasional Transjakarta. Rencana pengerjaan konstruksi, ujar Syafrin, akan dijalankan secara bertahap dan ditargetkan berlangsung sampai akhir tahun 2024.
Untuk mengurangi risiko kepadatan lalu lintas, ujar Syafrin, dirinya berharap agar pengguna jalan menghindari ruas tersebut dengan menyesuaikan pengaturan lalu lintas yang ditetapkan. ”Patuhi rambu lalu lintas dan petunjuk petugas di lapangan demi keselamatan berlalu lintas,” katanya.
Warga Kramatjati, Jakarta Timur, Ahmad (36), khawatir dengan pembatasan ini dapat menyebabkan kemacetan, terutama di waktu-waktu padat. ”Kami yang menggunakan sepeda motor saja sulit untuk lewat ketika berada di jalur ini, apalagi kendaraan roda empat,” katanya.
Pembangunan ini hanya sementara, ke depan kita juga yang menikmati fasilitasnya.
Apalagi dalam prosesnya tentu akan banyak alat berat yang juga akan mempersempit jalur untuk pengendara. Oleh karena itu, Ahmad berharap agar rekayasa lalu lintas dapat diatur sedemikian rupa agar mobilitas warga Jakarta tidak terganggu.
Namun, Ahmad menyadari pembangunan yang tengah berlangsung ini memiliki tujuan baik, yakni meningkatkan ketersediaan angkutan publik di tengah padatnya lalu lintas. ”Pembangunan ini hanya sementara, ke depan kita juga yang menikmati fasilitasnya,” kata Ahmad.
Ketua Forum Warga Kota Jakarta Ary Subagyo Wibowo menilai, di tengah mobilitas warga Jakarta yang semakin tinggi, keberadaan angkutan publik sangat krusial. Karena itu, pembangunan infrastruktur sejumlah moda transportasi harus terus digulirkan.
Jika tidak, warga akan beralih ke kendaraan pribadi yang bisa memicu beragam masalah baru, seperti kemacetan, polusi yang bisa mengganggu pergerakan ekonomi, dan kesehatan masyarakat. Tren positif tentang tingginya kesadaran masyarakat Jakarta untuk naik angkutan publik harus terus didorong dengan memperluas area jangkauan.
Ary meyakini, walau nantinya Jakarta tidak lagi menjadi ibu kota negara, Jakarta akan tetap menjadi kota bisnis yang jumlah penduduknya akan terus bertumbuh.