Jadwal perjalanan LRT Jabodebek bertambah. Penumpang berharap perpanjangan jam operasional kereta dan akses lebih nyaman.
Oleh
ATIEK ISHLAHIYAH AL HAMASY, FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·4 menit baca
Per 2 Januari 2024, jadwal perjalanan LRT Jabodebek bertambah menjadi 240 dari sebelumnya 200-202 perjalanan. Penambahan perjalanan ini efektif menyedot antusias warga untuk menggunakan moda ini karena waktu tunggu lebih singkat, yaitu di kisaran 7,5 hingga 15 menit.
Padatnya penumpang terlihat dalam perjalanan kereta LRT Jabodebek relasi Harjamukti-Dukuh Atas, Kamis (4/1/2024). Sejumlah penumpang terpaksa harus berdiri karena tak ada kursi yang tersisa. Meski begitu, sejumlah penumpang masih memiliki harapan lain, salah satunya perpanjangan jam operasional kereta.
Keinginan ini diutarakan salah satu penumpang LRT Jabodebek asal Bekasi, Dini Fatinka (31). Menurut dia, jadwal keberangkatan terakhir kereta seharusnya lebih malam, sama halnya seperti KAI Commuter hingga Transjakarta.
Saat ini, jadwal keberangkatan pertama pada kereta relasi Dukuh Atas-Jatimulya ialah pukul 05.59, Jatimulya-Dukuh Atas pukul 05.02, Dukuh Atas-Harjamukti 06.05, dan Harjamukti-Dukuh Atas 05.10. Sementara jadwal keberangkatan terakhir pada kereta relasi Dukuh Atas-Jatimulya ialah pukul 20.44, Jatimulya-Dukuh Atas pukul 19.47, Dukuh Atas-Harjamukti 20.50, dan Harjamukti-Dukuh Atas 19.55.
”Seharusnya jadwal keberangkatan terakhir kereta minimal pada pukul 22.00 atau lebih malam lagi. Sekarang jadwal terakhir dari relasi Dukuh Atas ke Jatimulya pukul 20.44, itu masih terlalu sore bagi beberapa pekerja kantoran yang harus lembur atau sif sore,” ujarnya.
Firmansyah (27) memiliki harapan lain. Warga asal Jakarta Timur itu berharap adanya akses yang nyaman menuju dan dari stasiun LRT Jabodebek. Akses di Stasiun LRT TMII, misalnya, membuat penumpang langsung ke jalan raya. Lokasi antar dan jemput penumpang juga masih menggunakan bahu jalan.
”Perlu ada jembatan penyeberangan orang yang terhubung ke Taman Anggrek TMII. Jembatan ini nantinya berguna bagi penumpang yang menggunakan angkutan umum,” katanya.
Selain itu, kursi penumpang, dikatakan warga Jakarta Pusat, Yemima Cahyani (23), sangat terbatas. Satu kursi hanya cukup menampung empat penumpang. Bahkan, ada yang hanya mampu menampung dua penumpang.
Manajer Humas LRT Jabodebek Mahendro Trang Bawono mengatakan, penyesuaian penambahan jadwal perjalanan ini berlaku mulai 2-15 Januari 2024 sehingga headway atau jarak antarkereta menjadi kisaran 7,5-15 menit.
Headway ini sebelumnya terganggu karena pada Oktober 2023 sebanyak 103 perjalanan LRT Jabodebek terdampak perawatan roda pada 18 rangkaian kereta dan headway menjadi 30 menit sampai 1 jam. Adapun saat ini, enam rangkaian kereta masih dalam antrean pembubutan roda. Prosesnya ditargetkan selesai pertengahan Januari 2024.
Pola 240 perjalanan sebenarnya pernah diterapkan pada Desember 2023 lalu, tepatnya pada periode libur akhir tahun tanggal 27-29 Desember 2023. Menurut Mahendro, dengan adanya tambahan perjalanan, pengguna LRT Jabodebek meningkat.
Mahendro menyebut, rata-rata jumlah pengguna harian LRT Jabodebek mencapai 36.000 orang sepanjang tahun 2023. Seiring kembali normalnya operasional, target selanjutnya melayani rata-rata 47.000 pengguna harian pada tahun 2024.
”Kami mengusulkan untuk memperpanjang penambahan jadwal perjalanan dan tarif promo supaya mencapai target 47.000 pengguna. Kualitas pelayanan dalam sisi operasional juga terus ditingkatkan untuk menarik minat pengguna,” ucap Mahendro.
Selain itu, saat ini pihaknya juga masih menerapkan tarif promo untuk LRT Jabodebek. Skema tarif promo yang berlaku sampai akhir Februari 2024 ini masih sama dengan promo yang diterapkan pada Desember lalu.
Perbaikan
Sejatinya, LRT Jabodebek harus menjadi salah satu solusi transportasi umum untuk mengurangi kemacetan dan polusi serta meningkatkan produktivitas dan kesehatan masyarakat perkotaan. Maka, faktor esensial untuk meningkatkan minat masyarakat menggunakannya sama seperti moda lainnya, yaitu frekuensi perjalanan tinggi, waktu tunggu kereta, jeda antarperjalanan, dan waktu tempuh perjalanan sesingkat mungkin, jadwal operasi kereta sepanjang mungkin serta keamanan dan kenyamanan selama perjalanan.
Ketua Forum Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia Pusat Aditya Dwi Laksana menekankan pentingnya hal tersebut sebagai perbaikan LRT Jabodebek ke depan. ”Keselamatan pengguna dan perjalanan LRT adalah yang utama,” ujar Aditya.
Hal penting lainnya ialah tarif, aksesibilitas, dan konektivitas. Sebaiknya tarif tidak naik dalam kurun lima tahun ke depan dan ditunjang terjangkaunya tarif angkutan first mile dan last mile atau dari titik awal ke stasiun dan dari stasiun ke titik tujuan akhir terjangkau.
Perlu ketersediaan angkutan umum untuk konektivitas ke stasiun LRT Jabodebek dengan tarif terjangkau dan tersedia kantong parkir yang memadai di sekitar stasiun dengan tarif tetap.
Artinya, harus tersedia angkutan umum untuk konektivitas ke stasiun LRT Jabodebek dengan tarif terjangkau dan tersedia kantong parkir yang memadai di sekitar stasiun dengan tarif tetap.
Menurut Aditya, hal ini supaya tidak memberatkan biaya transportasi masyarakat. Bahkan, ke depannya perlu dipertimbangkan tarif LRT Jabodebek masuk dalam skema tarif terintegrasi Jaklingko agar tarif perpindahan moda makin efisien dan murah.
Selain itu, aksesibilitas dan konektivitas di stasiun LRT, terutama area suburban, seperti TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Jatibening Baru, Cikunir 1 dan 2, Bekasi Barat, dan Jatimulya, harus tersedia dengan baik. Akses ke stasiun mudah dan nyaman, tersedia kantong parkir, fasilitas konektivitas angkutan umum yang baik dan sarana angkutan umum nyaman dan terjangkau, serta fasilitas integrasi fisik, seperti jalur pedestrian, jembatan atau terowongan penyeberangan orang, serta kanopi harus memadai.
”Sebuah kota yang maju adalah bukan tempat orang miskin bisa bepergian dengan mobil, tetapi yang bisa menjadikan orang kaya mau menggunakan transportasi umum,” kata Aditya mengutip perkataan Enrique Penalosa Londono, mantan Wali Kota Bogota, Kolombia.
Oleh karena itu, semua penentu kebijakan dan pengambil keputusan di sektor transportasi harus fokus mengarusutamakan penggunaan transportasi umum ketimbang kendaraan pribadi agar suatu kota makin maju dan berkelanjutan.