Bubut Roda LRT Jabodebek Tuntas Pertengahan Januari
LRT Jabodebek berencana mengoperasikan 16 rangkaian kereta setiap hari sehingga menjadi 240 perjalanan.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — LRT Jabodebek menargetkan pembubutan roda pada enam rangkaian keretanya rampung pada pertengahan Januari 2024 sehingga layanan kembali prima. Manajemen berencana mengoperasikan 16 rangkaian kereta setiap hari mulai 2 Januari sehingga jadwal perjalanan bertambah menjadi 240 dari sebelumnya 200-202 perjalanan.
Dengan mengoperasikan 16 rangkaian kereta, maka headway (waktu tunggu antarkereta) menjadi 7-15 menit. Headway ini sebelumnya terganggu karena pada Oktober 2023 sebanyak 103 perjalanan LRT Jabodebek terdampak perawatan roda pada 18 rangkaian kereta. Kereta yang masih beroperasi harus dibatasi kecepatannya hingga 50 persen. Akibatnya, headway menjadi 30 menit sampai 1 jam.
Manajer Humas LRT Jabodebek Mahendro Trang Bawono menyebutkan, enam rangkaian kereta masih dalam antrean pembubutan roda. Prosesnya ditargetkan selesai pertengahan Januari 2024.
”Kami terus mengevaluasi layanan. Saat ini fokusnya menuntaskan pembubutan roda sembari menjaga konsistensi dan keandalan operasional. Kami juga melihat rata-rata pengguna harian,” ucap Mahendro, Selasa (2/1/2024).
LRT Jabodebek menargetkan rata-rata 47.000 pengguna harian. Jika sudah tercapai, akan dipertimbangkan penambahan jadwal dan rangkaian kereta.
Secara keseluruhan, LRT Jabodebek mempunyai 31 rangkaian kereta. Sebanyak 16 rangkaian beroperasi setiap hari, enam rangkaian dalam proses pembubutan roda, tiga rangkaian cadangan, dua rangkaian berada di INKA, dan empat rangkaian dalam perawatan rutin.
Jika beroperasi normal, LRT Jabodebek memiliki 16 rangkaian kereta dengan 234 perjalanan setiap hari. Adapun headway LRT Jabodebek ialah 15 menit untuk perjalanan relasi Jati Mulya-Cawang (PP) dan Harjamukti-Cawang (PP), serta relasi Dukuh Atas-Cawang (PP) ialah 7,5 menit.
Ketua Forum Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia Pusat Aditya Dwi Laksana menyarankan manajemen mempercepat proses pembubutan roda dan memastikan pembelian roda baru sebagai cadangan. Roda cadangan ini wajib memenuhi kualitas standar yang sudah ditetapkan.
LRT Jabodebek juga disarankan untuk menata ulang lebar lengkung jalur rel untuk mengurangi tingkat keausan roda, meningkatkan kapasitas bubut dengan menambah jumlah mesin bubut roda, dan sebaiknya menerapkan tarif termurah sampai operasional kembali normal.
Misalnya, LRT Jabodebek dapat mengembalikan tarif tetap Rp 5.000 seperti sebelumnya. Tarif ini merupakan kompensasi waktu tunggu yang lebih lama dan pengurangan frekuensi perjalanan.