Tahun Baru di Jakarta, Merayakan Kegembiraan Warga
Di balik acara perayaan Tahun Baru di Jakarta, kemeriahan lebih dulu dirasakan para pembuat properti karnaval hingga pedagang kaki lima.
Oleh
VINA OKTAVIA, REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
Acara ”Malam Muda Mudi, Jakarta Kota Global” bakal memeriahkan perayaan Tahun Baru 2024 di Ibu Kota, Minggu (31/12/2023). Para pembuat properti karnaval hingga pedagang kaki lima pun menyambut gembira kegiatan itu. Mereka melihat harapan kebangkitan setelah situasi sulit pandemi Covid-19.
Kebahagiaan itu, antara lain, terpancar dari wajah Jukiyono (45) yang sedang menyeruput segelas kopi, Kamis (28/12/2023) siang. Di salah satu sudut pelataran Monumen Nasional, ia bersama puluhan pekerja tim artistik berjibaku mendekorasi mobil hias.
Beberapa orang lainnya sibuk memotong dan menggabungkan gabus sintetis untuk eksterior mobil. Ada juga yang mengecat dekorasi dan mengangkut barang-barang properti.
Di sana terdapat 11 mobil pikap yang sedang dihias dengan beragam karakter kekayaan intelektual karya anak bangsa. Beberaa di antaranya Sayuti Koboi Betawi, Maskot Jakarta-JeKaTe, Si Juki, Si Unyil, dan Sri Asih. Pada dekorasi yang nyaris rampung, wujud asli mobil bahkan sampai tidak lagi terlihat.
Mobil-mobil hias tersebut akan mengikuti parade bertajuk ”Jakarnaval” saat malam pergantian tahun, Minggu. Parade itu bagian dari Malam Muda Mudi, Jakarta Kota Global.
Rute parade dimulai dari Tugu Monas, melintasi Jalan MH Thamrin, Jalan Jenderal Sudirman, sampai Patung Pemuda Membangun. Di sepanjang jalur itu ada beragam acara musik, atraksi seni, dan berbagai hiburan lainnya yang tersebar di 11 panggung.
Demi acara yang tinggal menghitung jam itu, para pekerja pun harus lembur. Paling tidak, semua mobil hias sudah selesai didekorasi pada Jumat (29/12/2023) agar bisa dipakai gladi resik keesokan harinya.
”Semalam baru tidur sekitar tiga jam. Kami harus kejar target karena acaranya tinggal dua hari lagi,” ucap Jukiyono sembari menyelesaikan pembuatan desain karakter Sayuti Koboi Betawi.
Untuk merampungkan dekorasi, para pekerja menginap di tenda besar yang didirikan panitia di pelataran Monas. Pada siang hari Jukiyono dan teman-temannya menggunakan tenda itu untuk membuat dekorasi agar tidak kepanasan. Malam hari mereka tidur di sana dengan beralaskan tikar atau tripleks.
Jukiyono sudah sekitar dua minggu bekerja di Jakarta. Selama ini pekerja asal Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, itu cukup sering keliling Indonesia untuk mengerjakan proyek pembuatan dekorasi karnaval, membuat patung, hingga kubah masjid.
Meski begitu, ia menyebut bayaran di Jakarta lebih besar dibandingkan dengan daerah lain. Ayah dua anak ini mendapat upah Rp 200.000-Rp 250.000 per hari untuk proyek di wilayah Jakarta. Ia juga mendapat jatah makan dari panitia setiap hari.
Sementara di luar kota, bayaran untuk pekerja dekorasi bisa lebih murah, mulai dari Rp 100.000. Jika pekerjan lebih rumit, bayarannya ditambah menjadi Rp 150.000. Karena itulah, ia senang jika berbagai acara festival dan karnaval tahun ini ramai kembali.
Saat pandemi, Jukiyono lebih banyak bekerja di kampung halamannya. Untuk bisa bertahan hidup, ia juga bekerja serabutan sebagai petani dan pekerja bangunan.
Ini juga bagian dari kerja sosial agar orang lain bahagia. (Fathur, tim artistik Jakarnaval)
Hal serupa juga diungkapkan oleh Fathur Ramadhan (27). Meski harus bekerja hingga dini hari, ia mengaku gembira dapat membuat dekorasi mobil hias untuk acara Jakarnaval. Apalagi, kendaraan hias itu akan ditampilkan saat parade perayaan malam Tahun Baru.
Pekerja seni asal Yogjakarta itu bangga jika karyanya dapat memberikan kebahagiaan pada jutaan orang. ”Ini juga bagian dari kerja sosial agar orang lain bahagia,” ucapnya.
Umairoh (35), pedagang kaki lima di pusat kuliner Lenggang Jakarta, juga bersyukur karena kawasan Monas ramai pengunjung. Ia mengaku bisa mendapatkan uang Rp 1 juta dari hasil berjualan telur gulung di kawasan Monas.
”Alhamdulillah beberapa minggu ini pembelinya banyak. Monas sedang ramai pengunjung selama masa liburan,” ucapnya.
Perantau asal Madura, Jawa Timur, ini juga senang perayaan malam Tahun Baru kembali digelar di kawasan Monas. Selama pandemi Covid-19, pengunjung sepi karena tak banyak acara di sana.
Masa liburan akhir tahun yang bertepatan dengan libur sekolah adalah kesempatan bagi Umairoh dan ribuan pedagang lain di sekitar kawasan Monas untuk mencari rezeki tambahan. Mereka turut bergembira menyambut Tahun Baru 2024.
Kegembiraan juga bisa jadi dirasakan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang akan terlibat di Malam Muda Mudi. Sebanyak 84 UMKM akan ikut andil dalam bazar UMKM. Mereka akan berada dalam 42 tenant berbentuk warung listrik.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) Provinsi DKI Jakarta Ratu Rante Allo mengatakan, selain untuk memeriahkan kegiatan, bazar UMKM digelar untuk menjadi wadah pemasaran bagi para pelaku usaha. UMKM itu tergabung dalam program Jakarta Entrepreneur.
Bazar UMKM ini tersebar di sejumlah titik, yaitu di Jalan Sunda, Jalan Imam Bonjol, Jalan Baturaja, Jalan Karet Pasar Baru Timur 5, Jalan Bendungan Hilir, serta Jalan Pintu Satu Senayan.
Pada akhirnya kemeriahan acara malam Tahun Baru di Jakarta merupakan perpaduan antara kreativitas dan harapan warga. Perayaan ini tidak cuma perkara pesta, tetapi juga berdampak positif bagi perekonomian warga.