Liburan Sambil Berburu Harga Miring di Produk Cuci Gudang Jakarta
Pameran produk cuci gudang, Big Bang Festival, berhasil memikat ribuan warga Jabodetabek. Mereka mengisi libur akhir tahun berburu produk mahal dengan harga miring.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI, YOLA SASTRA
·5 menit baca
”Pecah banget! Menurut saya ini di luar prediksi, di luar ekspektasi sampai segede ini!” kata Okta Wibisono (26) di tengah kegilaan ribuan warga yang tumpah ruah di Aula B1 Jakarta International Expo, Kemayoran, Kamis (28/12/2023), untuk belanja. Hari itu, gelaran cuci gudang Big Bang Festival telah memasuki hari ketujuh.
Wibi adalah pendiri Baper Store, sebuah toko busana bekas yang menjual sepatu dari berbagai jenama beken serta kemeja berbahan flanel. Selama gelaran Big Bang Festival, dia menyediakan sedikitnya 1.400 pasang sepatu setiap hari. Sebagian dijual dengan harga diskon besar dari normalnya Rp 350.000 menjadi Rp 200.000.
Maka, tak heran kalau kios Baper Store langsung dikerubungi orang dari segala penjuru Jabodetabek segera setelah gerbang festival cuci gudang dibuka pada pukul 14.45 WIB. Meski kios masih dibalut kain hitam sebagai tanda belum buka, mereka buru-buru mengantre mengitari kios dengan panjang antrean 20-an meter.
Sebagian yang tak sempat masuk antrean di sempitnya gang-gang antarkios harus membuat barisan tersendiri seperti anak-anak SD mau upacara di sebelah kios. Ketika kios dibuka sekitar 40 menit kemudian, para pramuniaga menyerukan agar pengunjung masuk bergiliran. Tiap 50 orang hanya diberi waktu 15 menit untuk menentukan sepatu pilihannya.
Huda (28), warga Depok, Jawa Barat, yang masih mendapat tempat dalam antrean utama, berharap bisa mendapatkan dua pasang sepatu, kalau bisa Nike seri Air Jordan. Untuk itu, ia siap merogoh kocek dengan ambang batas atas Rp 1 juta.
”Saya ke sini (Big Bang Festival) emangnarget cari sepatu sih. Banyak barang seken yang masih bagus-bagus. Kita lihat aja nanti dari segi kualitasnya. Kalau masih layak, saya ambil. Tapi enggak memaksakan,” kata Huda, seorang karyawan swasta, yang baru kembali dari sepekan liburan di Yogyakarta, Selasa (26/12/2023).
Sehari (nilai transaksi) bisa sampai Rp 50 juta. Ini barang-barang untuk clearance, kita keluarin semua dari gudang. ( Tri Septiadi)
Baper Store menjual 400-500 pasang sepatu setiap hari. Pendapatan kotor dari kios di Big Bang Festival bahkan sampai sepuluh kali lipat ketimbang nilai transaksi dari dua toko Wibi di Jakarta Pusat dan Bogor.
”Hampir tembus Rp 150 juta sehari. Kalau (hari) biasa paling satu hari Rp 10 juta-Rp 15 juta digabung dari dua toko,” ujar Wibi, yang kemudian menyebut 12 karyawannya kewalahan dalam melayani pengunjung kios di JIExpo.
Kendati begitu, setiap tahun Baper Store rutin menjadi tenant peserta Big Bang Festival yang digelar sebagai ajang cuci gudang bagi produsen berbagai barang, dari mainan anak, diecast, sepatu, baju, sampai kasur pegas dan bahkan mobil. Wibi menyebut kepesertaan itu menjadi ajang promosi bisnisnya.
”Orang yang enggak tahu jadi tahu, orang yang enggak butuh jadi tahu. Jadi nantinya bisa datang langsung ke kios atau cek Instagram kami. Selain itu, ini jadi momen buat ngabisin stok akhir tahun, cuci gudang sesuai tema Big Bang Festival,” kata Wibi yang lebih sering mempromosikan produk-produknya lewat siaran langsung Tiktok.
Sementara itu, di Aula C JIExpo, Tri Septiadi (28), menyebut animo masyarakat begitu besar untuk berbelanja mainan di gerai milik PT Agata Promar. Perusahaan itu adalah distributor mainan, dari diecast mobil sampai boneka karakter kartun, ke toko-toko mainan yang banyak ditemui di mal.
”Kita ada 10.000 pieces mainan. Sehari (nilai transaksi) bisa sampai Rp 50 juta. Ini barang-barang untuk clearance, kita keluarin semua dari gudang. Jadi customer lebih ’wah’ karena diskonnya lebih gila lagi, sampai 90 persen,” ujar Tri yang mengepalai gerai PT Agata Promar di Big Bang Festival.
Menurut Tri, gairah masyarakat untuk berbelanja di akhir tahun selalu sangat tinggi. Karena itu, perusahaannya tak pernah absen menjadi peserta Big Bang Festival sejak 2017. Ia pun berharap nilai transaksi selama 11 hari festival bisa mencapai target. ”Target kami Rp 1 miliar. Sejauh ini sudah 50 persenlah,” ujarnya.
Event Promotion Manager Big Bang Festival Okhran Steve menjelaskan, kegiatan yang diadakan sejak 2017 setiap akhir tahun ini dikonsep sebagai pameran cuci gudang terbesar di Indonesia. Festival ini memasarkan produk-produk slow moving perusahaan.
”Kami mengajak perusahaan berkolaborasi agar mereka melakukan cuci gudang di akhir tahun karena tahun berikutnya mereka akan meluncurkan produk baru,” kata Okhran. Pameran yang memungut tiket masuk Rp 15.000 per orang ini menargetkan total pengunjung 1 juta orang.
Ajang cuci gudang itu digelar dari 22 Desember 2023 hingga 1 Januari 2024 di tujuh aula JIExpo pukul 15.00-22.00. Ada sekitar 500 tenant peserta pameran. Jenis produknya mulai dari pakaian baru dan bekas, produk kecantikan, furnitur, elektronik, sepatu baru dan bekas, kendaraan, hingga buku dan mainanan dengan diskon hingga 90 persen.
Big Bang Festival pun menjadi menjadi wadah perjodohan dua pihak yang saling membutuhkan. Pedagang hendak menghabiskan stok produk untuk memanen untung, sedangkan pengunjung datang untuk berburu barang-barang dengan harga miring. Kegiatan ini juga diwarnai dengan festival kuliner, kemudian konser musik musisi papan atas Tanah Air pada malam hari.
Annisatus Soleha (30), warga Tanjung Priok, Jakarta Utara, misalnya, sampai dua kali datang ke Big Bang Festival. Selasa lalu, ia datang bersama suami, anak, dan ibunya. Mereka berbelanja kipas angin Rp 120.000, panci Rp 20.000-an, piring Rp 10.000, dan perlengkapan lainnya.
Kemudian, Kamis kemarin, ia datang kembali bersama ibu dan dua teman ibunya sembari mengisi libur sekolah. Annisa bersama ibunya berbelanja alat pemotong sayur Rp 130.000 dan piring-piring melamin Rp 10.000 per tiga piring. Sehabis dari stan peralatan dapur, ia masih akan keliling ke tempat lain.
”Sesuai ekspektasi saya belanja di sini. Barangnya masih bagus, tetapi murah. Piring, misalnya, harganya makin murah. Saya enggak siapkan anggaran. Niat awalnya lihat-lihat doang. Tapi akhirnya belanja, habis sejutaan,” kata perempuan yang berprofesi sebagai guru ini.
Selain berburu barang murah, Big Bang Festival juga menjadi pengisi libur akhir tahun keluarga di Jabodetabek. Tina Fauziah (37), warga Depok, misalnya, datang bersama suami dan putranya ke festival ini, Kamis siang. Mereka hendak mencari sepatu bekas bermerek murah dan diecast yang jarang ditemukan di toko-toko.
”Ke sini untuk mengisi hari libur. Sebelumnya, kami sudah liburan ke Bandung dan Purwakarta. Kebetulan sisa cuti masih ada, sekolah juga masih libur. Jadi, tadi pagi pikir-pikir hendak ke mana, akhirnya ke sini aja,” katanya.
Okhran berharap, Big Bang Festival menjadi destinasi liburan akhir tahun masyarakat, terutama yang tidak berlibur ke luar kota. Jika bosan ke mal, warga bisa mencoba sensasi lain berbelanja di sini.
”Big Bang Festival diharapkan menjadi penggerak ekonomi dari segmen UMKM sampai perusahaan,” katanya.