”Switch Over” Ketujuh Stasiun Manggarai Tahap Kedua Mulai Diberlakukan
Mulai Sabtu (16/12/2023), pelayanan penumpang serta akses keluar masuk di Stasiun Manggarai akan disesuaikan kembali dampak ”switch over” ketujuh tahap dua.
Oleh
ATIEK ISHLAHIYAH AL HAMASY
·4 menit baca
Antrean penumpang menggunakan eskalator menuju peron 12 dan 13 tujuan Depok dan Bogor di Stasiun Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (14/3/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan mulai menerapkan switch over (SO) ketujuh tahap kedua di Stasiun Manggarai pada Sabtu (16/12/2023) sebagai bagian dari pengembangan stasiun sentral. Pelayanan penumpang serta akses keluar masuk di Stasiun Manggarai akan disesuaikan kembali.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Risal Wasal, Sabtu (16/12/2023), mengatakan, SO ketujuh Stasiun Manggarai merupakan bagian dari pengembangan stasiun sentral. Sebelumnya, SO ketujuh tahap satu telah dilakukan pada Sabtu (9/12/2023).
Pada tahap pertama, Stasiun Manggarai diberlakukan pengoperasian bangunan baru dan gedung wing kiri pada sisi timur stasiun. Dengan demikian, akses pintu keluar masuk penggunaan dari sisi timur stasiun dialihkan seluruhnya melalui bangunan baru ini. Akses keluar masuk pengguna ini juga sudah tersambung dengan koridor menuju layanan transportasi umum lainnya.
”Setelah dilakukan pemindahan akses keluar masuk, pengguna tidak lagi melintas pada jalur kereta aktif sehingga dapat meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengguna,” ujar Risal.
Sementara itu, untuk SO ketujuh Stasiun Manggarai tahap dua dilakukan pengaktifan jalur 1 dan 2 baru beserta peronnya. Dengan pengaktifan jalur baru tersebut, penomoran seluruh jalur di Stasiun Manggarai akan mengalami perubahan.
Saat ini, lantai dasar (at grade track) Stasiun Manggarai menjadi jalur 1 hingga jalur 8 yang diperuntukkan untuk perjalanan Commuter Line Cikarang dan Commuter Line Bandara Soetta serta kereta api jarak jauh. Sementara untuk Commuter Line Bogor tidak mengalami perubahan dan tetap menggunakan peron yang sama.
Terdapat pula beberapa perubahan terkait penyesuaian nomor jalur dan peron bagi pengguna Commuter Line di Stasiun Manggarai, Jakarta. Pengguna Commuter Line Cikarang untuk tujuan Tanah Abang/Kampung Bandan yang semula dilayani pada peron antara jalur 6 dan 7 dialihkan melalui peron antara jalur 1 dan 2. Kemudian pengguna Commuter Line Cikarang untuk tujuan Bekasi/Cikarang yang semula dilayani pada peron jalur 8 dialihkan menjadi peron antara jalur 3 dan 4.
Selanjutnya, pengguna Commuter Line feeder untuk tujuan Tanah Abang/Kampung Bandan yang semula dilayani pada peron jalur 6 dan 7 dialihkan melalui peron antara jalur 1 dan 4. Pengguna Commuter Line Bandara Soetta yang semula dilayani pada jalur 9 saat ini dialihkan menjadi jalur 7 dan 8.
”Waktu tempuh dan antrean KA juga akan berkurang signifikan setelah SO ketujuh tahap dua. Nantinya, perjalanan KRL Commuter Line akan dioperasikan dengan jalur ganda pada ruas jalur Manggarai-Jatinegara yang sebelumnya merupakan jalur tunggal,” ujarnya.
Dengan diberlakukannya SO ketujuh tahap dua, area perpindahan penumpang juga akan lebih luas. Sebab, area concourse pada bangunan baru Stasiun Manggarai dioperasikan menyusul adanya SO ini.
”Pada masa awal-awal pasca SO ketujuh ini, kami siagakan petugas untuk memandu alur penumpang sehingga adaptasi penumpang dapat berlangsung lancar dan tidak menimbulkan kebingungan,” kata Risal.
Pelayanan meningkat
Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto menambahkan, dengan pelaksanaan SO ketujuh Stasiun Manggarai tahap dua, pelayanan pengguna Commuter Line juga semakin meningkat.
”Dengan area akses keluar masuk pengguna yang cukup luas, KAI Commuter kini mengoperasikan sebanyak sembilan gate elektronik untuk proses tap masuk dan tap keluar pengguna Commuter Line,” kata Asdo.
Asdo juga menyampaikan kepada seluruh pengguna KRL Commuter Line untuk memperhatikan lagi nomor pada jalur-jalur keberangkatan Commuter Line yang ada di Stasiun Manggarai. Pihaknya berharap SO ketujuh ini dapat meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengguna serta meningkatkan layanan integrasi antarmoda.
”Kami juga mengimbau seluruh pengguna untuk menjaga fasilitas-fasilitas layanan yang tersedia dengan tidak membuang sampah sembarangan dan melakukan aksi vandalisme,” ujar Asdo.
Menurut penumpang KRL dari Bekasi, Fitria Anjani (32), suara pengumuman mengenai switch over di dalam peron perlu diperjelas. Selain itu, lift rusak di Stasiun Manggarai perlu segera diperbaiki untuk membantu kelancaran penumpang.
”Masih harus dikasih petunjuk dengan lebih jelas agar penumpang tidak kesasar. Kalau kesasar, kasihan nanti mereka naik-turun lagi,” kata Fitria.
Penumpang lainnya, Kusbandiyah (41), juga menilai, sebagai stasiun sentral, lebar peron di Stasiun Manggarai masih kurang luas. Sebab, saat kereta telat sebentar saja, penumpang akan menumpuk.
”Di peron juga tidak ada tempat duduk yang nyaman dan banyak untuk menunggu kereta,” ujarnya.