Dari Mangga Dua hingga Pasar Asemka, masyarakat mencari ornamen Natal. Bagaimana agar mendapatkan harga terjangkau?
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Natal segera tiba dan masyarakat mulai mencari pernak-pernik untuk meramaikannya. Ada banyak opsi berburu ornamen Natal di Jakarta, mulai dari Mangga Dua hingga Pasar Asemka. Para pemburu ornamen punya banyak cara agar mendapat hiasan dengan harga terjangkau.
Arief Setiawan (34), misalnya, memilih menyusuri pernak-pernik Natal yang berderet di atrium Pasar Pagi Mangga Dua, Jakarta Utara, Selasa (12/12/2023) pagi. Arief tak keberatan menempuh perjalanan sekitar 40 menit dari rumahnya di Duri Kosambi, Jakarta Barat, menuju pusat grosir tekstil dan souvenir itu.
Selain banyak pilihan, Arief menilai ornamen Natal di Mangga Dua juga dijual dengan harga lebih miring ketimbang tempat lain. Maka, ketika berbicara pernak-pernik Natal, pikirannya langsung tertuju ke Mangga Dua, baik Pasar Pagi maupun ITC yang letaknya berdekatan.
”Hal pertama yang perlu dilakukan sebenarnya adalah memilih konsep dekorasi Natalnya mau seperti apa. Kalau udah ada konsepnya, kita bisa membuat daftar apa saja yang dibutuhkan. Setelah itu, memburu pernak-pernik dengan harga yang paling terjangkau,” kata Arief.
Ada pedagang yang menetapkan diskon hingga 60 persen, ada pula yang memberi harga lebih murah jika membeli lusinan.
Seperti yang disampaikan Arief, pernak-pernik Natal di Pasar Pagi dan ITC Mangga Dua memang cukup beragam. Selain pohon natal dan ornamen seperti bola-bola, lampu, dan bintang lipat, ada pula miniatur sinterklas, manusia salju, dan bola salju. Harganya variatif mulai dari yang termurah Rp 5.000 hingga nyaris menyentuh satu juta.
Hosea Lim (28), yang juga berburu di Mangga Dua bersama Arief, sepakat dengan saran dari temannya. Hosea telah menetapkan konsep dekorasi Natal yang sederhana tanpa daun-daun, cukup dengan lampu, bola-bola, serta manusia salju seperti karakter Olaf di film Frozen. Anggaran untuk ornamen tak lebih dari Rp 300.000.
Namun, Hosea tak menutup diri pada kemungkinan membeli pernak-pernik tambahan di luar konsepnya sehingga perburuannya di ITC berlanjut. Ia bahkan sudah mulai berburu sejak November lalu.
Menurut Hosea, itulah keunikan berbelanja langsung ketimbang daring. Saat berbelanja daring, ia cenderung hanya membeli ornamen yang memang sudah diincar sejak awal.
”Saya tetap memulainya lewat daring, sekalian untuk riset harga. Jadi, waktu beli langsung, selain membandingkan harga antartoko, juga membandingkan harga di marketplace. Ini membantu dapat harga lebih murah, he-he-he,” ujar Hosea.
Hosea menambahkan, keunikan lain saat berbelanja langsung ialah adanya kejutan-kejutan tertentu. Di Pasar Pagi, misalnya, Hosea menemukan promosi angka kembar 12.12 yang merujuk pada 12 Desember.
Hosea merasa beruntung datang pada waktu yang tepat untuk bisa dapat promosi beli satu dapat satu yang diberlakukan toko suvenir PD Kurnia tersebut. Promosi memang selalu menggiurkan.
Gaet pembeli
Ami, salah satu pekerja PD Kurnia, mengatakan, promosi tersebut bukan pertama kali digelar. Pada November, mereka juga membuat promosi angka kembar 11.11 selama tiga hari.
Bedanya, promosi angka kembar di Desember hanya berlaku sehari. Namun, toko tersebut juga membuat promosi lainnya berupa diskon 20 persen untuk ornamen-ornamen tertentu, khususnya bunga pohon natal.
”Semoga pembelinya jadi lebih banyak kalau ada promo begini. Dari tahun lalu, sudah mulai ramai, sih. Tapi, kami berharap bisa seramai sebelum pandemi, bisa lebih dari 150 pembeli setiap hari. Waktu itu sampai antre panjang sekali di kasir,” ucap Ami, sambil menunjukkan jalur menuju kasir sekitar 3 meter.
Strategi serupa diterapkan sejumlah pedagang ornamen Natal musiman di Pasar Asemka, Jakarta Barat. Sebagai salah satu tempat favorit untuk mencari pernak-pernik Natal, para pedagang bersaing untuk menggaet calon pembeli.
Ada pedagang yang menetapkan diskon hingga 60 persen, ada pula yang memberi harga lebih murah jika membeli lusinan.
Jemz Bangu (29) punya cara tersendiri untuk bisa mendapatkan ornamen yang bagus dengan harga terjangkau di Pasar Asemka. Selain meluangkan waktu sekitar satu jam untuk mengelilingi pasar untuk membandingkan kualitas dan harga, Jemz sengaja pergi bersama temannya, Kasino (30).
Cara ini efektif ketika ingin membeli barang yang ternyata dijual lusinan. Jemz dan Kasino bisa sama-sama mendapatkan barang yang diinginkan dan harga yang lebih murah karena tidak dijual satuan.
”Untuk dekorasi sederhana, 100.000-150.000 rupiah sudah cukup bagi saya. Bisa dapat kurang lebih 10 item. Soal pohon, biasanya buat sendiri dari botol plastik bekas atau galon. Jadi, memang tinggal beli hiasan, seperti lampu, bola-bola, atau tulisan Merry Christmas saja,” kata Jemz, karyawan swasta di Jakarta Barat ini.
Menurut pria asal Flores, Nusa Tenggara Timur, tersebut, minggu ini waktu tepat untuk membeli ornamen Natal. Sebab, para pedagang akan berlomba-lomba mematok harga murah sehingga calon pembeli bisa punya lebih banyak opsi. Nah, kalau kamu, apakah sudah mulai berburu ornamen Natal?