Dinas Kesehatan DKI Jakarta melaporkan dua kasus kematian akibat positif Covid-19 pada Desember 2023. Keduanya merupakan warga lansia berjenis kelamin perempuan.
Oleh
ATIEK ISHLAHIYAH AL HAMASY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat ada dua kematian akibat Covid-19 pada Desember 2023. Sebelumnya tidak ada kematian akibat Covid-19 di Ibu Kota selama dua bulan berturut-turut sejak kasus ini kembali naik.
Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, kasus kematian Covid-19 terakhir pada September 2023, yakni tiga kasus. Sementara pada Oktober dan November 2023 tidak ada kasus kematian akibat Covid-19.
”Kami menemukan dua kematian positif Covid-19 pada Desember 2023 setelah sebelumnya selama dua bulan berturut-turut (Oktober dan November) tidak ada kematian akibat Covid-19 di DKI Jakarta,” kata Ngabila, Senin (11/12/2023).
Dua kasus kematian itu terdiri dari wanita berusia 81 tahun dengan komorbid hipertensi yang sudah divaksinasi dosis ketiga. Selanjutnya, wanita berusia 91 tahun dengan komorbid stroke dan gagal jantung yang belum mendapatkan vaksin Covid-19 sama sekali.
Ngabila menyebutkan, kasus Covid-19 di DKI Jakarta sempat naik pada Mei dan Juni 2023. Namun, kasusnya melandai, kemudian naik lagi pada November-Desember 2023.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, jumlah kasus positif Covid-19 naik sejak pertengahan November 2023. Lonjakan kasus positif Covid-19 terjadi sejak 13 November 2023.
Kenaikan kasus ini didominasi subvarian Omicron XBB 1.5 yang juga menjadi penyebab gelombang infeksi Covid-19 di Eropa dan Amerika Serikat. Selain varian XBB, Indonesia juga sudah mendeteksi adanya subvarian EG2 dan EG5. Adapun EG.4 dan EG.5 dominan ditemukan di Jakarta.
Ngabila melaporkan, ada 271 kasus terkonfirmasi Covid-19 dalam satu pekan di DKI Jakarta sejak 4 hingga 10 Desember. Sementara itu, dari kurun waktu 27 November hingga 3 Desember 2023 ditemukan 80 kasus positif di DKI Jakarta dengan 90 persen bergejala ringan serta 10 persen bergejala sedang dan dirawat di rumah sakit.
Meskipun demikian, status Covid-19 sudah endemi di Indonesia sejak Juni 2023. Artinya, warga bertanggung jawab atas kesehatan diri masing-masing. Saat ini pemerintah hanya mengimbau dan menyediakan fasilitas kesehatan.
”Sejauh ini belum dibutuhkan pembatasan aktivitas. Namun, pemerintah tidak akan berhenti mengimbau masyarakat untuk lebih ketat bermasker, lebih rajin mencuci tangan, hingga menghindari asap rokok,” kata Ngabila.
Ngabila mengimbau warga berusia 50 tahun ke atas melengkapi dosis vaksinasi Covid-19 dengan empat dosis. Hal ini untuk mencegah tertular virus yang kembali naik sejak November ini.
Menurut dia, warga pralansia masuk dalam kategori yang berpotensi mengalami kondisi parah jika terkonfirmasi Covid-19 sehingga perlu melengkapi vaksinasi sebagai daya tahan tubuh.
Sejauh ini belum dibutuhkan pembatasan aktivitas.
Sebanyak 44 puskesmas saat ini melayani penyuntikan dosis pertama hingga booster kedua (dosis keempat). Vaksinasi Covid-19 juga terdapat di dua lokasi lain, yakni RSUD Tarakan, Jakarta Pusat, setiap Senin-Sabtu pukul 08.00-12.00 dan di Klinik Pratama Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai (PPKP) di Balai Kota DKI Jakarta pada Senin-Jumat pukul 13.00-16.00.
Vaksinasi yang tersedia saat ini berjenis Inavac yang bisa disuntikkan bagi warga usia 18 tahun ke atas. Ngabila memastikan semua fasilitas kesehatan di Jakarta melayani vaksinasi Covid-19 untuk warga KTP DKI dan non-KTP DKI.
Menggencarkan vaksinasi
Menurut epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mitigasi pencegahan penularan Covid-19 masih diperlukan di DKI Jakarta. Salah satu yang perlu digencarkan sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19 adalah vaksinasi, baik dosis pertama maupun penguat. Sebab, pemberian vaksinasi kepada warga mulai diabaikan.
”Saat ini program vaksinasi cenderung dianggap remeh. Ini kurang digalakkan dan belum mendapatkan program dukungan pemerintah lagi,” katanya.
Ketua Satgas Covid-19 PB IDI Erlina Burhan juga mengingatkan agar pemerintah menggiatkan kembali vaksinasi penguat Covid-19 tahap pertama dan kedua karena jumlahnya masih kurang. Total warga yang sudah divaksinasi dosis penguat tahap pertama mencapai 69.306.719 orang atau 36,17 persen dan penguat tahap kedua hanya 3.622.222 orang atau hanya 2 persen.
Pemerintah juga dinilai perlu kembali menegakkan aturan protokol kesehatan dan pengawasan jalur masuk-keluar orang asing ke Indonesia menjelang liburan akhir tahun.