Kereta Cepat Whoosh Tambah Jadwal Perjalanan Jadi 36 Kali Setiap Hari
Dengan jadwal 36 perjalanan, rerata jarak antar-Whoosh jadi setiap 40 menit saat jam sibuk dan 51 menit di akhir pekan.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jadwal kereta cepat Whoosh kini menjadi 36 perjalanan per hari. Perjalanan itu bertambah dari sebelumnya 28-32 kali setiap harinya. Penambahan jadwal berdasarkan evaluasi berkala yang menunjukkan tingginya animo warga menggunakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebagai pengelola Whoosh mencatat, rata-rata penumpang harian mencapai 18.000 orang. Peningkatan seiring bertambahnya jadwal dari awalnya 14 perjalanan pada saat awal beroperasi secara komersial hingga 28-32 perjalanan per 1 November 2023.
Sementara berdasarkan data hingga 1 November, sebanyak 165.000 tiket Whoosh terjual untuk perjalanan 17 Oktober sampai 4 November. Dari jumlah itu, tercatat 134.000 penumpang berangkat mulai 17 Oktober sampai 31 Oktober. Artinya, rerata okupansi penumpang pada setiap rangkaian yang beroperasi sebesar 85-99 persen untuk setiap perjalanan, dengan penumpang tertinggi mencapai 14.200 per hari.
General Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa menyampaikan, dari evaluasi itu diputuskan penambahan jadwal perjalanan Whoosh, khususnya pada akhir pekan. Dengan jadwal 36 perjalanan, maka rata-rata headway atau jarak antarkereta menjadi setiap 40 menit saat jam sibuk pagi dan sore hingga malam hari dan setiap 51 menit pada akhir pekan.
”Ada kebutuhan yang harus dipenuhi sehingga jadwal perjalanan ditambah,” kata Eva, Jumat (10/11/2023).
Seiring jadwal jadi 36 perjalanan per hari mulai Kamis (9/11/2023), keberangkatan dari Stasiun Halim ke Stasiun Tegalluar mulai pukul 06.15 hingga pukul 20.45 dan Stasiun Tegalluar ke Stasiun Halim mulai pukul 05.50 sampai pukul 20.55.
Tiket dapat dibeli melalui aplikasi Whoosh Kereta Cepat, pemesanan melalui laman ticket.kcic.co.id, loket, dan mesin tiket di stasiun.
Evaluasi
KCIC menyampaikan hasil evaluasi operasional per 1 November. Salah satunya menyediakan layanan transportasi yang cepat, andal, dan berkelanjutan.
Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi menyebutkan, KCIC mengoperasikan 4 rangkaian Whoosh setiap hari yang sudah dipastikan melalui pengecekan harian dengan teliti. Seluruh prasarana, mulai dari jalur, persinyalan, hingga kelistrikan dijaga dengan standar tinggi.
”Pengoperasian Whoosh diatur sebaik mungkin untuk menjaga ketepatan waktu keberangkatan dengan rata-rata 99,5 persen pada Oktober,” kata Dwiyana.
KCIC dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) juga mempersiapkan semua stasiun dan kereta cepat Whoosh. Mulai dari Stasiun Halim, Stasiun Padalarang, Stasiun Tegalluar, Stasiun Cimahi, dan Stasiun Bandung disiapkan dalam kondisi prima guna mengakomodasi peningkatan jumlah penumpang. Jadwal perjalanan KA feeder atau pengumpan Whoosh akan selaras dengan jadwal kereta cepat Whoosh yang baru.
Pengoperasian Whoosh diatur sebaik mungkin untuk menjaga ketepatan waktu keberangkatan dengan rata-rata 99,5 persen pada Oktober. ( Dwiyana Slamet Riyadi)
KA feeder ini jadi tumpuan karena sebagian besar penumpang keberangkatan dari Stasiun Halim-Stasiun Padalarang mengandalkannya. Data yang ada menunjukkan, 75-80 persen penumpang turun di Stasiun Padalarang dan sisanya meneruskan perjalanan ke Stasiun Tegalluar.
Dari keseluruhan penumpang yang turun itu, 70-75 persen melanjutkan perjalanan menggunakan KA feeder menuju Stasiun Cimahi dan Stasiun Bandung.
”Peningkatan perjalanan Whoosh dan KA feeder tentu akan membuat perjalanan antara Jakarta dan Bandung menjadi lebih lancar dan mudah diakses,” kata Dwiyana.