Angin Puting Beliung hingga Banjir di Sejumlah Wilayah Jabodetabek
Hujan deras tidak hanya menyebabkan banjir di Jakarta, tetapi juga di Kota Depok serta Kota Bogor yang mengalami longsor dan pohon tumbang.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hujan berintensitas tinggi membuat sejumlah wilayah di Jakarta, Bogor, dan Depok mengalami bencana banjir dan longsor. Memasuki musim hujan, penanggulangan bencana harus dilakukan secara bersama-sama dari hulu hingga hilir.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, hujan intensitas tinggi pada Sabtu dan Minggu (4-5/11/2023) menyebabkan banjir di 54 wilayah. Namun, pada Senin (6/11/2023) dini hari, berdasarkan pantauan, daerah tersebut sudah surut.
Peralihan musim kemarau ke hujan, kata Isnawa, telah diprediksi sehingga sejumlah upaya mitigasi perlu dilakukan untuk meminimalkan genangan. BPBD DKI pun bekerja sama dengan sejumlah instansi, seperti dinas sumber daya air, BNPB, BMKG, hingga warga.
Sejak September lalu, BPDB DKI telah menyimulasikan tanggap darurat di 65 kelurahan. Hal ini dinilai penting agar warga dan perangkat daerah bisa segera bertindak.
Pihaknya juga berkoordinasi dengan kepala daerah tetangga Bogor dan Depok agar penanganan serta penanggulangan bencana berjalan dari hulu ke hilir secara baik.
”Selain itu, kami menyiagakan 267 personel di setiap kelurahan. Informasi peringatan dini terkait kenaikan TMA (tinggi muka air) melalui disaster early warning system, media sosial, dan grup Whatsapp, sebagai upaya percepatan koordinasi dan penanganan banjir,” kata Isnawa, Senin (6/11/2023).
Longsor
Hujan deras juga membuat sejumlah wilayah di Kota Depok terdampak banjir dan longsor. Adapun daerah terdampak seperti di Kecamatan Sukmajaya, Tapos, Cilodong, Cimanggis, dan Bojongsari.
Wali Kota Depok Mohammad Idris dalam keterangan tertulisnya mengatakan, salah satu daerah yang cukup parah terdampak longsor yaitu di Perumahan Mutiara dan Kompleks RRI Cisalak di Kecamatan Sukmajaya.
”Longsor di Perumahan Mutiara akibat turap jebol sehingga air mengalir ke rumah warga. Sementara di perumahan RRI, tebing longsor sehingga mengganggu akses jalan warga,” kata Idris.
Dari peristiwa itu, Idris telah berkoordinasi dengan Dinas PUPR Kota Depok untuk segera menangani dampak banjir dan longsor. Pemkot Depok juga telah menyiapkan biaya tidak terduga (BTT) untuk penanggulangan bencana.
Idris mengatakan, penyebab banjir dan longsor karena sampah yang menyangkut di gorong-gorong atau selokan air. ”Lengah saat musim panas kemarin sehingga mengakibatkan penumpukan sampah, terutama di aliran kali,” katanya.
Idris pun mengimbau warga untuk tidak membuang sampah sembarangan yang bisa menjadi bencana. ”Penanganan harus dilakukan secara terintegrasi dari hulu sampai hilir,” ujarnya.
Di Kota Bogor, hujan berintensitas tinggi, kemarin, menyebabkan tebing setinggi 25 meter dan lebar 15 meter longsor. Akibat longsor di Jalan Tajur, Muarasari, Bogor Selatan, itu menyebabkan satu rumah terdampak. Tiga penghuni rumah itu selamat.
Tak hanya itu, material longsor, seperti tanah dan pohon, menutup akses jalan sehingga menimbulkan kemacetan. Material longsor juga menutup saluran induk Kali Cibalok.
Petugas BPBD Kota Bogor saat ini membersihkan material longsor di saluran Kali Cibalok agar saat hujan tidak meluap sehingga dapat menyebabkan banjir.
Selain longsor Muarasari, BPBD Kota Bogor mencatat juga kejadian pohon tumbang. Hingga saat ini setidaknya ada 30 pohon tumbang karena angin kencang disertai hujan deras.
Bencana dari angin kencang atau puting beliung merupakan langganan bagi Kota Bogor. (Dedi A Rachim)
Wakil Wali Kota Bogor Dedi A Rachim mengatakan, selain antisipasi dan kesiagaan longsor, ia juga meminta Dinas Perumahan dan Permukiman untuk mendata ulang pohon-pohon yang sudah diberi KTP.
”Cek yang berpotensi tumbang atau rapuh, harus segera ditebang. Bencana dari angin kencang atau puting beliung merupakan langganan bagi Kota Bogor,” kata Dedie.
Terkait rumah warga yang terdampak bencana, kata Dedie, Pemkot Bogor akan mengintervensi melalui BTT untuk hunian sementara selama dua bulan.