Tanda tanya menyelimuti kematian Hamka Rusdi (50) dan anaknya, AQ (2), di Koja, Jakarta Utara. Apa penyebabnya? Apakah istri dan anak Hamka satu lagi yang ditemukan lemas tak berdaya dipicu penyebab yang sama?
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·4 menit baca
Jalan Balai Rakyat V, RT 006 RW 003 Kelurahan Tugu Selatan Kecamatan Koja, Jakarta Utara, mendadak ramai. Warga tak menyangka Hamka Rusdi (50) dan anaknya, AQ (2), meninggal dunia setelah dua pekan tidak kelihatan.
Kematian ini tambah heboh dan jadi perbincangan lantaran di dalam rumah keluarga itu, ada sang istri, NP (32), dan satu anak lainnya, ADA (4), dalam kondisi lemas tak berdaya.
Warga geleng-geleng kepala bagaimana bisa istrinya menahan aroma tidak sedap yang tercium sepekan terakhir. Mereka juga tak habis pikir mengapa sang istri tidak melapor bahwa suami dan anaknya meninggal dunia.
Bambang (54), tetangga Rusdi, sama seperti warga lain. Mereka tak tahu apa yang terjadi pada keluarga Rusdi karena jarang bergaul. Perjumpaan atau obrolan singkat kerap terjadi ketika ibadah di masjid.
”Enggak tahu ada sakit apa. Mereka tertutup. Kami mulai curiga karena ada aroma tidak sedap mulai minggu lalu. Baunya enggak hilang, makin menyengat,” kata Bambang ketika dijumpai, Minggu (29/10/2023).
Bambang jadi salah satu warga yang ikut mendobrak rumah Rusdi pada Sabtu (28/10/2023) pagi. Keputusan diambil karena tak ada bangkai kucing atau tikus di selokan sekitar rumah.
Pagi itu, dua warga bersama petugas dari Polsek Koja dan Babinsa naik ke lantai dua rumah Rusdi. Aroma tidak sedap kian pekat dan menyengat hidung. Mereka buru-buru mendobrak pintu karena yakin itu aroma jenazah.
Setelah pintu terbuka, Bambang melihat istri Rusdi duduk di kursi. Wanita itu tampak bengong seperti orang syok. Dia lantas menengok ke kiri. Dilihatnya sosok Rusdi dalam posisi telungkup di depan kamar mandi.
”Saya sempat omelin. Ibu kenapa suaminya meninggal enggak lapor warga. Tapi enggak dijawab, kayak orang linglung,” ujarnya.
Istri Rusdi hanya berkata pelan ”anak saya, anak saya”. Setelah dicek ke dalam kamar, ditemukan jenazah anak balita mereka. Posisinya miring di tempat tidur. Saat yang sama satu anak lainnya juga ditemukan. Anak ini dalam kondisi lemas seperti dehidrasi.
Warga kemudian memberi air minum kepada istri dan anak Rusdi. Keduanya dibawa ke klinik, lalu dirujuk ke Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta.
Jarang bergaul
Rusdi termasuk anak kampung situ meskipun orangtuanya merupakan perantau dari Sulawesi Selatan. Dia lahir dan besar di Jalan Balai Rakyat V.
Keluarganya tergolong mampu. Dia punya usaha travel umrah. Di samping itu, lantai satu rumahnya disewakan untuk parkir mobil, warung kelontong, dan makanan.
Beberapa warga menyebut dia jarang bergaul. Apalagi semenjak menikah beberapa tahun lalu. Mereka tak tahu sebabnya. Akan tetapi, dia orang baik dan ramah setiap kali berjumpa atau ngobrol di masjid.
Semenjak menikah hampir tidak pernah sosialisasi. Istrinya juga tertutup.
Glori (35), tetangga Rusdi sekaligus teman bersepeda atau gowesnya, mengamini hal tersebut. Menurut dia, Bang Hamka, begitu dia menyapa Rusdi, memang tertutup dan mengobrol seadanya saja.
”Kami sepedaan setiap akhir pekan. Sudah lama banget, terakhir sebelum Bang Hamka menikah. Semenjak menikah hampir tidak pernah sosialisasi. Istrinya juga tertutup,” ucap Glori.
Tak pelak dia terkejut ketika diberi tahu tentang apa yang terjadi pada keluarga Rusdi. Sama seperti warga lainnya, dia tidak tahu kondisi teman gowesnya itu sedang sakit atau tidak.
Budi (57), tetangga lainnya, menuturkan hal serupa. Dia dan Rusdi merupakan teman bermain saat kecil hingga remaja. Sosoknya baik dan rajin beribadah, tetapi tertutup.
”Kurang bergaul sama tetangga. Terakhir ketemu dua minggu lalu pas shalat Jumat. Kami tegur sapa saja. Beliau ngomong seadanya,” kata Budi.
Sama dengan warga lainnya, Budi terkejut dengan apa yang terjadi pada keluarga Rusdi. Mereka tidak menyangka bakal terjadi hal seperti itu. Apalagi di tengah permukiman padat penduduk.
”Kejadian pertama seperti ini di sini. Tragis,” ujarnya.
Identifikasi
Kejadian yang menimpa keluarga Rusdi ini mengingatkan pada kasus kematian satu keluarga di kompleks Perumahan Garden City 1, Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, serta kematian ibu dan anak, Grace Arijani Harapan (68) dan David Aryanto Wibowo (38), di kawasan Cinere, Kota Depok, Jawa Barat.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara Ajun Komisaris Besar Iverson Manosoh menyebut, penyebab kematian Rusdi dan anaknya masih ditelusuri. Identifikasi melibatkan Pusat Laboratorium Forensik Bareskrim Polri.
”Ahli sedang bekerja. Nanti akan kami sampaikan lebih lanjut. Belum bisa menyimpulkan apa pun,” ujar Iverson.
Dia juga belum bisa memperkirakan berapa lamanya Rusdi dan anaknya meninggal dunia. Semuanya diserahkan kepada tim medis dari Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I R Said Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur.