Gangguan Sinyal, Perjalanan LRT Jabodebek Telat Satu Jam
Gangguan sinyal pada LRT Jabodebek terjadi di Stasiun Harjamukti dan Ciracas, Rabu (18/10/2023) pagi, dan berdampak pada antrean di beberapa stasiun. Sejumlah problem yang terjadi diharapkan tidak terulang.
Oleh
ATIEK ISHLAHIYAH AL HAMASY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kereta LRT Jabodebek sempat mengalami gangguan sinyal yang menyebabkan keterlambatan operasional hingga satu jam pada Rabu (18/10/2023) pagi. Gangguan sinyal terjadi di petak jalan Stasiun Harjamukti hingga Stasiun Ciracas, Jakarta Timur.
Manajer Public Relation LRT Jabodebek Kuswardoyo membenarkan adanya gangguan yang menyebabkan keterlambatan kereta hingga satu jam tersebut. Gangguan sinyal hanya terjadi di Stasiun Harjamukti dan Ciracas, tetapi turut berdampak pada antrean dan keterlambatan di sejumlah stasiun.
”Tadi pagi sekitar (pukul) 07.33 sampai 08.31 (WIB) ada gangguan persinyalan di petak jalan Harjamukti-Ciracas sehingga terjadi antrean di petak jalan dan keterlambatan kedatangan kereta di beberapa titik,” katanya saat dikonfirmasi, Rabu (18/10/2023).
Saat ini, perjalanan kereta sudah kembali normal. Pihak LRT Jabodebek telah melakukan identifikasi dan perbaikan dengan tim Siemens.
Gangguan tersebut terjadi saat para pengguna LRT Jabodebek hendak menuju tempat kerja masing-masing. Sebagian pengguna rela menunggu dan sebagian lainnya memutuskan untuk beralih transportasi.
Warga Bekasi, Aris Setiawan (27), mengatakan, keberangkatan kereta di Stasiun Jatimulya lebih cepat sekitar lima menit dari biasanya, dari pukul 07.00 menjadi pukul 06.55. Namun, akibat gangguan tersebut, waktu tempuh menuju Stasiun Kuningan dari Jatimulya mencapai 65 menit, yakni tiba sekitar pukul 08.00. Padahal, biasanya hanya memerlukan waktu sekitar 45 menit.
”Sebenarnya masih wajar jika terjadi beberapa gangguan, apalagi LRT Jabodebek baru beroperasi dua bulan. Akan tetapi, sebaiknya ada informasi di media sosial atau apa pun itu sehingga para calon penumpang tahu jika sedang ada gangguan,” katanya.
Warga Jakarta Timur, Juwanty (31), juga menyayangkan sikap pihak LRT Jabodebek yang tidak memberi informasi resmi melalui media sosial jika terjadi gangguan.
Warga Jakarta Timur, Juwanty (31), juga menyayangkan sikap pihak LRT Jabodebek yang tidak memberi informasi resmi melalui media sosial jika terjadi gangguan. Ia baru mengetahui adanya gangguan saat akan berangkat dari Stasiun LRT Kampung Rambutan.
Tak mau lama menunggu, Juwanty memilih memesan ojek daring menuju kantornya. Sebab, saat ditanya, petugas kereta belum bisa memastikan kapan perbaikan akan selesai dan kereta berjalan normal.
Perbaikan
Gangguan perjalanan LRT Jabodebek bukan kali pertama terjadi. Pada Selasa (3/10/2023), LRT Jabodebek mengalami gangguan di Stasiun Cawang saat jam pulang kerja, yakni sekitar pukul 17.00. Akibatnya, semua penumpang diturunkan di stasiun tersebut.
Sebelumnya, LRT Jabodebek juga pernah mengalami gangguan pintu kereta dan padamnya aliran listrik di Stasiun Halim, Rabu (30/8/2023). Hal ini membuat perjalanan kereta di jalur Bekasi mandek.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan meminta operator memastikan kendala yang ada sudah sepenuhnya tertangani dengan baik.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan meminta operator memastikan kendala yang ada sudah sepenuhnya tertangani dengan baik. Dengan demikian, jumlah rangkaian kereta yang dioperasikan dapat bertambah seiring animo masyarakat dan meningkatnya capaian ketepatan waktu (on time performance). Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia atau KAI (Persero), PT Industri Kereta Api atau INKA (Persero), PT Len Industri (Persero), dan Siemens AG agar operasi LRT Jabodebek semakin baik.
Sebelumnya, juru bicara Menteri Perhubungan, Adita Irawati, mengatakan, semua gangguan dan kekurangan LRT Jabodebek sedang diperbaiki dan ditargetkan selesai awal September hingga akhir Oktober. Ada empat gangguan utama yang pihaknya terima, yaitu terkait pintu kereta, layar informasi penumpang, kelistrikan, dan sistem operasi (Kompas.id, 8/9/2023).
Ketua Forum Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana memberikan catatan terkait beberapa gangguan operasional LRT Jabodebek. Menurut dia, gangguan seperti pintu tidak presisi, entakan akselerasi, dan pengereman yang tajam masih bisa ditoleransi.
Akan tetapi, gangguan sarana atau sistem operasi yang berpotensi membahayakan, seperti pintu membuka di lintas, bagian roda penggerak berasap, dan masalah kelistrikan, harus dievaluasi kembali.
”Petugas INKA harus siaga untuk antisipasi gangguan sarana dan petugas Siemens harus siaga untuk melancarkan sistem operasi,” kata Aditya.