Suhu Panas Diprediksi Terus Berlanjut hingga November 2023
Suhu panas di wilayah Jakarta dan sekitarnya diprediksi akan berlangsung cukup lama, yakni hingga awal musim hujan pada November 2023.
JAKARTA, KOMPAS — Kenaikan suhu yang sedang terjadi dalam beberapa waktu terakhir di beberapa wilayah Indonesia diprediksi masih berlangsung hingga November 2023. Kondisi cuaca panas ini dapat mengancam kesehatan warga, seperti menyebabkan heat stroke. Masyarakat diimbau untuk menjaga stamina tubuh dan kecukupan cairan, terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan.
Berdasarkan pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada 22-29 September 2023, suhu di beberapa wilayah Indonesia cukup tinggi, yakni 35-38 derajat celsius pada siang hari.
Suhu maksimum mencapai 38 derajat celsius yang terukur di Kantor Stasiun Klimatologi Semarang, Jawa Tengah, pada 25 dan 29 September 2023, serta di Stasiun Meteorologi Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, pada 28 September 2023.
Suhu maksimum terukur di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi berada pada kisaran 35-37,5 derajat celsius. Adapun suhu tertinggi tercatat di Tangerang Selatan pada 29 September 2023, yaitu 37,5 derajat celsius.
Baca juga: Cuaca Ekstrem Menguat, El Nino Diprediksi hingga Februari 2024
Di sepanjang Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (2/10/2023) pukul 12.00, banyak masyarakat berlalu-lalang di bawah terik matahari dan kepulan polusi. Mereka berjalan kaki, berkendara, dan berdagang. Suhu siang itu terasa cukup panas dan mencapai 34 derajat celsius. Google menginformasikan, meskipun bersuhu 34 derajat celsius, terasa 41 derajat celsius.
Pengemudi ojek daring, Slamet Riyadi (42), mengaku merasakan panasnya sengatan mentari tersebut. Akan tetapi, tuntutan pekerjaan memaksanya untuk bertahan. Ia pun membawa minuman dingin untuk melepas dahaga yang ditaruh di rak sepeda motornya.
”Saya juga membawa sarung tangan, kacamata, dan masker. Nanti dipakai kalau tidak kuat,” tutur Slamet dengan dahinya yang sedikit berkeringat.
Slamet mengatakan, panasnya suhu pada akhir-akhir ini, terlebih pada siang hari, membuatnya gampang mengantuk. Jika tidak mendapatkan pelanggan, ia memilih untuk beristirahat di warung langganannya sembari memejamkan mata.
Warga Jakarta Pusat, Risti Utami (33), bahkan merasakan dampaknya langsung. Anaknya yang masih berusia empat tahun mengalami flu berkepanjangan akibat cuaca panas. Awalnya, ia tidak menyadari perubahan cuaca tersebut. Setelah anaknya sakit, Risti mulai menjaga kesehatan anggota keluarganya, seperti mengatur pola makan yang sehat, membeli beberapa vitamin, dan memakai masker kembali saat ke luar rumah.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, suhu panas yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya dalam satu pekan terakhir ini disebabkan minimnya tingkat pertumbuhan awan. Kondisi ini menyebabkan penyinaran matahari pada siang hari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer sehingga suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat terik.
Kondisi fenomena panas terik ini diprediksikan masih berlangsung pada periode Oktober 2023, apalagi kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari. Guswanto memprediksi suhu panas di wilayah Jakarta dan sekitarnya akan berlangsung cukup lama, hingga November 2023.
Guswanto menyebut, saat ini sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di selatan ekuator, masih mengalami musim kemarau. Sementara sebagian lainnya mulai memasuki periode peralihan musim sehingga kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari.
Di pengujung September, posisi semu matahari menunjukkan pergerakan ke arah selatan ekuator. Artinya, mulai dari Jawa hingga Nusa Tenggara mendapatkan penyinaran matahari yang lebih intens. Pemanasan sinar matahari cukup optimal terjadi pada pagi menjelang siang dan pada siang hari.
Meskipun demikian, fenomena astronomis ini tidak berdiri sendiri dalam mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis atau ekstrem di permukaan bumi. Faktor-faktor lain, seperti kecepatan angin, tutupan awan, dan tingkat kelembapan udara, juga memiliki dampak yang lebih besar terhadap kondisi suhu terik di suatu wilayah.
Baca juga: Mereka Mencoba Mengais Rezeki dari Memanasnya Ciputat dan Ciledug
Kondisi fenomena panas terik ini diprediksikan masih berlangsung pada periode Oktober 2023, apalagi kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari. Guswanto memprediksi suhu panas di wilayah Jakarta dan sekitarnya akan berlangsung cukup lama, hingga November 2023.
”Suhu panas di Jakarta dan sekitarnya diperkirakan berakhir sampai awal musim hujan pada November,” kata Guswanto.
Untuk itu, Guswanto mengimbau masyarakat untuk senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari agar tidak mengalami dehidrasi, kelelahan, dan dampak buruk lainnya.
Mengancam kesehatan
Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, kondisi cuaca panas dapat mengancam kesehatan. Tubuh akan lebih mudah capek, mudah stres, dan kurang tidur sehingga imunitas tubuh turun dan mudah terserang penyakit menular, seperti batuk dan pilek. Faktor cuaca dan kelembaban menguntungkan kuman untuk lebih mudah masuk ke dalam tubuh.
Cuaca panas juga dapat menyebabkan heat stroke atau serangan panas. Kondisi tersebut adalah saat kondisi ketika tubuh mengalami peningkatan suhu secara drastis hingga mencapai 40 derajat celsius atau bahkan lebih.
Gejala lain serangan panas ialah pusing, sakit kepala, kulit merah dan kering, dehidrasi, tidak bisa berkeringat, mual dan muntah, otot lemah, kram, jantung berdebar, serta perubahan perilaku seperti menjadi bingung, linglung, gelisah, dan cepat marah.
Baca juga: Cuaca Ekstrem Pengaruhi Kesehatan Anak
Dampak cuaca panas juga sering menyerang kesehatan anak-anak. Hal ini ditegaskan dalam hasil studi oleh para peneliti dari Columbia University Mailman School of Public Health, Amerika Serikat, yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS Medicine tahun 2018.
Peneliti juga menyebut bahwa anak-anak lebih rentan terhadap bencana iklim karena mereka memiliki perbedaan anatomi, kognitif, imunologi, dan psikologis dibandingkan orang dewasa. Peningkatan suhu bumi juga dapat meningkatkan penyebaran penyakit melalui vektor, termasuk virus Zika yang sangat memengaruhi kehidupan anak-anak.
Peneliti di Departemen Ilmu Kesehatan Lingkungan Mailman School of Public Health, Madeleine Thomson, dikutip dari situs Columbia University, menyatakan, cuaca ekstrem sangat berisiko membuat anak-anak dan bayi menjadi dehidrasi serta terkena tekanan panas. Bahkan, hal ini akan menyebabkan anak-anak lebih berisiko terkena penyakit pernapasan, ginjal, ketidakseimbangan elektrolit, dan demam periode cuaca panas. (Kompas.id, 2/5/2023).
Beberapa tips
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan, ada beberapa tips agar terhindar dari dampak cuaca panas ketika sedang atau sering berada di luar ruangan. Masyarakat tidak boleh menunggu haus untuk minum air mineral (minimal 2 liter per hari), memakai baju yang berbahan ringan dan longgar, serta menghindari minuman mengandung kafein, minuman beralkohol, dan minuman manis.
Selanjutnya, masyarakat sebisa mungkin untuk berteduh di antara pukul 11.00 siang hingga pukul 15.00, menghindari kontak dengan sinar matahari secara langsung, dan menggunakan topi atau payung saat keluar. Lalu, menggunakan tabir surya dengan sun protection factor (SPF) minimum 30 pada kulit yang tidak tertutup baju, serta menghindari menggunakan baju berwarna gelap agar tidak menyerap panas.
Gejala lain heat stroke ialah pusing, sakit kepala, kulit merah dan kering, dehidrasi, tidak bisa berkeringat, mual dan muntah, otot lemah, kram, jantung berdebar, serta perubahan perilaku seperti menjadi bingung, linglung, gelisah, dan cepat marah.
Baca juga: Tangkal Suhu Panas dengan Air Putih, Sayur, Buah, dan ”Water Spray”
Masyarakat juga diimbau untuk tidak meninggalkan siapa pun di dalam kendaraan, baik dengan jendela terbuka maupun tertutup. Kemudian, menyediakan botol semprot air yang dingin di dalam kendaraan. Warga juga harus waspada ketika muncul gejala seperti keringat berlebih, kulit terasa panas dan kering, jantung terasa berdetak lebih cepat, kulit terlihat pucat, kram pada kaki, mual, muntah, pusing, dan urine yang sedikit atau berwarna kuning pekat.
”Jika muncul gejala tersebut, dinginkan tubuh dengan kain basah atau sponge basah pada pergelangan tangan, leher, dan lipatan tubuh lainnya, serta banyak minum air. Jika masih menunjukkan gejala, segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut,” tuturnya.