Petugas Tertibkan Pencurian Listrik di Daerah Rawan Kebakaran
BPBD DKI Jakarta menggandeng PLN menertibkan tindakan pencurian listrik di kawasan rawan kebakaran di Cengkareng Timur, Jakarta Barat. Sejumlah pemilik rumah dan usaha perdagangan kedapatan mencuri listrik.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pencurian listrik dinilai memperburuk instalasi kelistrikan di kawasan permukiman padat penduduk di DKI Jakarta. Praktik yang masih marak tersebut membuat potensi kebakaran akibat korsleting listrik semakin tinggi.
Kasus pencurian listrik ditemukan tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta saat menyisir kawasan permukiman dengan frekuensi kebakaran tinggi di Cengkareng Timur, Jakarta Barat, Kamis (21/9/2023). Penyisiran dilakukan bersama petugas dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Di kawasan tersebut, petugas menemukan pencurian listrik di permukiman dan di lokasi usaha pedagang kaki lima. ”Ini sebenarnya sifatnya edukasi kepada masyarakat tentang penggunaan kelistrikan. Namun, jika (kami) temukan ada kecurangan, kami serahkan kepada PLN untuk ditindak sesuai ketentuan,” kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji.
Selain petugas dari PLN, BPBD DKI Jakarta juga menggandeng pihak lain dalam penyisiran itu, yakni dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), serta petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).
PLN yang menerjunkan petugas penertiban pemakaian tenaga listrik (P2TL) langsung memutus sambungan listrik ilegal di rumah-rumah warga dan lapak pedagang kaki lima.
Salah satu rumah warga kedapatan memanipulasi meteran listrik. Di rumah tersebut, aliran listrik dari tiang PLN disambungkan langsung ke dalam rumah tanpa melalui meteran. Dengan demikian, riwayat penggunaan listrik bisa diatur sesuka hati.
Tindakan seperti itu dikategorikan pencurian listrik karena mereka mengambil secara percuma aliran listrik PLN. Beberapa dari mereka mengaku ditawari listrik oleh oknum.
Di kawasan lain, yakni di sekitar Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng, petugas P2TL memutus aliran listrik puluhan pedagang kaki lima. Para pedagang tersebut menyambungkan kabel ke tiang listrik terdekat untuk keperluan usahanya.
”Tindakan seperti itu dikategorikan pencurian listrik karena mereka mengambil secara percuma aliran listrik PLN. Beberapa dari mereka mengaku ditawari listrik oleh oknum. Kendati langsung kami putus kabelnya, kami juga tawarkan solusi karena ini berkaitan dengan keberlanjutan usaha masyarakat,” kata Seno Nugroho, Team Leader Pengendalian Susut PLN Cengkareng.
Seno menyebut, fenomena seperti ini banyak ditemui di daerah lain di Jakarta. Dengan demikian, untuk kawasan dengan usaha perdagangan, khususnya pedagang kaki lima, PLN menawarkan solusi berupa stasiun pengisian listrik umum (SPLU).
”Dengan menyewa SPLU, mereka bisa beralih ke sumber listrik yang resmi. Sementara di permukiman, tugas mengedukasi dan memberi peringatan juga terus dilakukan PLN,” tutur Seno.
Isnawa mengungkapkan, penyisiran itu ditempuh untuk melihat kondisi penggunaan listrik dan mengedukasi masyarakat secara langsung. Fenomena pencurian listrik menjadi fenomena yang banyak ditemui di Jakarta. Hal ini semakin menambah potensi kebakaran karena pemakaian listrik masyarakat yang juga buruk.
”Yang mencuri listrik biasanya menggunakan kabel yang tidak berstandar. Selain itu, mereka juga biasanya menggunakan listrik bertumpuk dengan umur alat listrik yang juga uzur. Dengan begitu, potensi kebakaran otomatis semakin besar,” kata Isnawa.
Berdasarkan data Dinas Gulkarmat DKI Jakarta, 795 dari 1.465 kebakaran di Jakarta selama 1 Januari-20 September 2023 disebabkan faktor kelistrikan. Kelurahan Cengkareng Timur menempati daerah dengan frekuensi kebakaran tertinggi di Jakarta selama 2022.
Lurah Cengkareng Timur Boy Raya Purba menyatakan, ada sejumlah RW dengan permukiman cukup padat di lingkungannya. Dengan banyaknya keluarga yang mendiami satu rumah, kemungkinan penggunaan listrik secara ilegal semakin besar.
Kepala Satuan Pelaksana Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta Michael Octavianes Sitanggang menyebut, penyisiran kelistrikan ini menjadi langkah awal dalam program perapian instalasi listrik di Ibu Kota Jakarta.
Setelah Cengkareng Timur, tim akan melanjutkan penyisiran ke daerah lain yang memiliki frekuensi kebakaran tinggi. ”Seiring berjalannya waktu, kami akan menyisir daerah lain serta mendata potensi-potensi dan frekuensi bahayanya. Setelah itu kami akan lanjutkan dengan program perapian instalasi kelistrikannya,” ujarnya.