Air bersih terasa langka di sebagian wilayah Jabodetabek. Krisis ini mengungkap lagi betapa rendahnya kualitas layanan air bersih perpipaan di kawasan tersebut.
Oleh
ATIEK ISHLAHIYAH AL HAMASY, RHAMA PURNA JATI
·6 menit baca
Dengan berbekal jeriken, galon bekas air mineral, dan ember sembari mengendarai sepeda motor, puluhan warga Perumahan Pondok Permata, Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, memadati Kantor Teknik Babelan, Selasa (19/9/2023) sore. Mereka mengumpulkan kucuran air keran yang bersumber dari sumur bor karena di rumah pasokan air dari Perusahaan Umum Daerah Tirta Patriot terhenti.
Kepenatan tergambar dari raut wajah mereka. Aktivitas berulang itu telah mereka lakoni sejak Rabu (13/9/2023) malam. Untuk mengisi penuh satu galon air, mereka membutuhkan waktu sekitar lima menit karena aliran air tidak begitu deras. Meskipun demikian, antrean warga tidak pernah sepi, dari terbit hingga terbenamnya mentari.
Setiap warga membutuhkan 5 sampai 10 galon air untuk kebutuhan per hari. Sehari, warga bisa wara-wiri lebih dari tiga kali untuk mengambil air.
Ketua Rukun Warga (RW) 017 Blok C Perumahan Pondok Permata Fipin mengatakan, sepekan suplai air dari Perumda Tirta Patriot terhenti. Akan tetapi, warga Blok C baru dua kali menerima bantuan air bersih dari Perumda Tirta Patriot.
Stok air yang diberi Perumda Tirta Patriot dan air dari sumur bor hanya digunakan warga untuk mencuci piring, mandi, dan buang hajat. Untuk konsumsi, warga memilih membeli air galon.
Fipin menuturkan, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di wilayahnya sangat terdampak krisis air bersih. Beberapa pedagang makanan bahkan memilih libur berjualan demi menghemat air. Usaha pencucian baju (laundry) turut terdampak. Mereka tidak bisa menerima pelanggan lantaran kalang kabut mencari air bersih.
”Kami harap ada kompensasi untuk pembayaran PAM bulan ini karena pengeluaran saat PAM mati lebih banyak dibandingkan tagihan bulanan PAM,” kata Fipin.
Air bau
Aliran air dari Perumda Tirta Patriot di Kota Bekasi juga dikeluhkan.
Anjar (24), warga Kampung Teluk Buyung, Kelurahan Margamulya, Bekasi Utara, Kota Bekasi, mengatakan sampai saat ini air yang mereka terima dari Perumda Tirta Patriot masih berbau walau tidak separah minggu lalu.
”Minggu lalu, air yang kami terima berwarna hitam dan berbau karat yang sangat menyengat,” katanya.
Menurut Anjar, selama 10 tahun terakhir menjadi pelanggan Perumda Tirta Patriot, baru kali ini kualitas air yang diterima sangat buruk. ”Memang kondisi Sungai Bekasi sangat parah. Selain debit air terus berkurang, air sungai berbau dan hitam,” ujarnya. Anjar pun tidak berani mengonsumsi air itu.
Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono mengatakan telah menerima keluhan dari banyak warganet mengenai air di Kota Bekasi yang tidak laik dikonsumsi. ”Kami berupaya untuk memperbaikinya,” ujar Tri.
Dengan jumlah penduduk 2,4 juta jiwa diiringi pertumbuhan pembangunan yang kian pesat, keberadaan air bersih menjadi sangat krusial. Nyatanya, penyaluran air bersih di Kota Bekasi masih belum optimal. Hingga saat ini hanya ada sekitar 61.000 sambungan air bersih.
Kini Pemerintah Kota Bekasi sudah menganggarkan Rp 35 miliar untuk relokasi intake Teluk Buyung dari Sungai Bekasi ke Sungai Kalimalang. Relokasi ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas air bersih di Kota Bekasi.
Pemasangan pipa dengan pengeboran di dalam tanah membutuhkan dana sekitar Rp 60 miliar. Namun, saat ini, Pemkot menggunakan konsep campuran antara skema penggalian dan open cut yang membutuhkan dana sekitar Rp 45 miliar. ”Saya berharap ada bantuan dari Kementerian PUPR untuk merealisasikan kebutuhan dana tersebut,” ucapnya.
Jakarta mendapatkan jatah jaringan SPAM Jatiluhur sebanyak 4.000 liter per detik, seharusnya jatah kapasitas air yang diterima Kota Bekasi tidak jauh dari itu.
Direktur Bidang Teknik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Patriot Tjetjep Achmadi menerangkan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah memberikan bantuan penambahan kapasitas air bersih dari jaringan SPAM Jatiluhur sebanyak 300 liter per detik. Jumlah ini sama dengan jatah yang diberikan kepada Kabupaten Bekasi.
Hanya, jumlah itu masih sangat kurang mengingat jumlah penduduk Bekasi yang kian meningkat. ”Jakarta mendapatkan jatah jaringan SPAM Jatiluhur sebanyak 4.000 liter per detik, seharusnya jatah kapasitas air yang diterima Kota Bekasi tidak jauh dari itu,” ujar Tjetjep.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti menuturkan, relokasi intake ini diharapkan dapat menambah pasokan air minum di Kecamatan Bekasi Barat, Bekasi Utara, dan Medan Satria.
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik 2022, cakupan air minum di Kota Bekasi baru 91 persen. Masih ada ketimpangan 8,92 persen warga yang belum mendapat akses air minum. Data cakupan perpipaan Kota Bekasi pun masih 19,47 persen atau belum menyentuh cakupan ideal 21 persen.
Krisis di Jakarta
Krisis air bersih juga terjadi di sejumlah wilayah Jakarta. Dua minggu terakhir, warga RW 011, Kelurahan Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, kesulitan mendapatkan air bersih. Air dari Perusahaan Umum Daerah Air Minum Jaya (PAM Jaya) tidak mengalir secara maksimal ke rumah warga.
Ketua RW 011 Muhammad Arif Rahman menyebut, awalnya air mengalir dengan tidak konsisten. Akan tetapi, sejak 2 September, aliran air benar-benar terhenti. Ada sekitar 11 rukun tetangga (RT) pelanggan PAM Jaya yang terpengaruh oleh krisis air ini.
Air tanah sebagai alternatif sumber air bagi warga juga tidak optimal, sering berwarna kuning dan terasa asin. Arif mengatakan, PAM Jaya rutin memberi bantuan air bersih.
Sejak Senin (18/9/2023) malam, kata Arif, air PAM Jaya sudah mulai mengalir kembali meskipun masih sedikit.
Kepala Pengawas Instalasi Pengolahan Air (IPA) Hutan Kota Penjaringan Jun mengatakan, musim kemarau di Jakarta berimbas pada kurangnya debit air bersih di PAM Jaya. Akibatnya, sejumlah wilayah di Jakarta mengalami krisis air bersih.
Jun menuturkan, salah satu penyebab air PAM Jaya tidak mengalir ialah karena IPA Hutan Kota di Penjaringan, Jakarta Utara, berhenti beroperasi. IPA merupakan salah satu pemasok air bersih ke PAM Jaya.
Sejak 8 September 2023, IPA berhenti memproduksi air bersih. Selain karena musim kemarau, Kanal Banjir Barat (KBB) yang menjadi bahan baku IPA memiliki kadar garam tinggi dan tidak memenuhi standar kualitas kesehatan.
Terkait penyebab tingginya kadar garam, menurut dia, pada musim kemarau kali ini, KBB tidak mendapat aliran air dari Bogor. Oleh sebab itu, komposisi air KBB lebih banyak bersumber dari aliran air laut Muara Angke.
Ia pun tidak tahu kapan IPA Hutan Kota Penjaringan akan menyuplai kembali air yang layak kepada PAM Jaya. Kejadian serupa pernah terjadi pada tahun 2018. Saat itu, pihaknya berhenti menyuplai air selama delapan bulan.
Selain Kalideres, beberapa wilayah Jakarta yang terdampak ialah Penjaringan, Pluit, Pejagalan, Kapuk, Rawa Buaya, Pegadungan, Kapuk Muara, Cengkareng Barat, Cengkareng Timur, Tegal Alur, dan Duri Kosambi.
Banyaknya wilayah di Jabodetabek yang mengalami krisis air bersih seharusnya bisa meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengurangi pemborosan air. Ketika sumur mengering atau sumber air tercemar, baru terlihat betapa berharganya setetes air.
Namun, pemerintah pun perlu berupaya lebih keras untuk memenuhi fasilitas air bersih perpipaan.