Penyelidikan di Lokasi Berupaya Menguak Profil Dua Jasad di Cinere
Dari hasil olah TKP lanjutan, kepolisian kembali menemukan sejumlah dokumen profil kehidupan dua jasad mengering di Cinere, Depok.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·3 menit baca
DEPOK, KOMPAS — Penyelidikan atas penyebab kematian keluarga di Perumahan Cinere Raya, Depok, Jawa Barat, masih terus berlanjut. Dari penyelidikan di tempat kejadian, Sabtu (9/9/2023), polisi kembali menemukan sejumlah barang bukti terkait profil kehidupan dan kesehatan kedua jasad yang ditemukan mengering tersebut.
Adapun jenazah mengering yang diduga ibu dan anak, yakni Grace Arijani Harahapan (64) dan anaknya David Ariyanto Wibowo (38), pertama kali diketahui pada Kamis (8/9/2023), sekitar pukul 09.30. Dari penyelidikan sebelumnya, polisi menemukan dokumen catatan pribadi dari David.
”Ada beberapa dokumen yang kami amankan. Ada beberapa catatan-catatan dan juga bukti pembayaran. Ini masih akan kami dalami lebih lanjut,” kata Kepala Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Samian.
Di lokasi kejadian, rumah Nomor 39, Perumahan Umum Bukit Cinere Indah, tampak sepi. Hanya terlihat sejumlah warga yang sekadar lewat dan melihat kondisi rumah. Dari penuturan mereka, hampir semua tidak mengetahui secara pasti profil kehidupan warga yang telah tinggal di kompleks perumahan tersebut sejak tahun 1987.
Toto Trinyoto (74), warga yang tinggal lima rumah dari lokasi kejadian mengungkapkan, Grace dan David cenderung tertutup. Dia hanya sesekali bertemu dengan Grace ketika membuang sampah.
”Bahkan, saya sama sekali tidak pernah melihat anaknya (David) keluar. Terakhir saya bertemu saat suami (Grace) meninggal sekitar tahun 2011 lalu,” ujar pria yang telah tinggal di kompleks tersebut sejak 1987 tersebut.
Ada beberapa dokumen yang kami amankan. Ada beberapa catatan dan juga bukti pembayaran. Ini masih akan kami dalami lebih lanjut.
Toto menuturkan, dalam kesempatan pernah berbincang langsung dengan Grace, diketahui, sebelum meninggal suami Grace memiliki usaha. Namun, dia tidak dapat memastikan jenis usaha yang dijalankan.
Kendati tidak mengetahui secara pasti profil keluarga tersebut, menurut dia keluarga tersebut dulu berkecukupan.
”Rumah mereka ini, dulunya tergolong paling mewah di kompleks ini. Setahu saya mereka hidup berkecukupan dulunya. Namun, beberapa waktu terakhir mulai berubah. Dulu mereka memiliki dua mobil, tapi setelah suaminya meninggal, mobil tersebut tidak terlihat lagi,” ucapnya.
Beberapa bulan yang lalu, kata Toto, listrik di rumah tersebut telah diputuskan oleh PLN. Selain itu, kondisi rumah Grace mulai tidak terawat. Padahal biasanya, keluarga tersebut rutin memperbarui cat dinding rumah serta mempekerjakan tukang untuk memotong rumput.
”Tetapi dalam beberapa bulan terakhir, rumput-rumput ini sudah tumbuh lagi, serta terlihat atap rumah ada yang bocor. Berarti perawatannya sudah tidak rutin lagi,” katanya sambil menunjukkan rumput di depan rumah yang biasanya rapi.
Sementara petugas keamanan perumahan, M Jafar, mengungkapkan, sehari dalam seminggu Grace biasanya memiliki rutinitas pergi meninggalkan rumah ke suatu tempat.
”Biasanya tiap hari kamis keluar naik taksi. Enggak tahu ke mana. Namun, sebulan terakhir sudah enggak pernah lagi,” ucapnya.
Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya yang memimpin penyelidikan melibatkan sejumlah pihak. Pada penyelidikan lanjutan hari ini, Asosiasi Psikologi Forensik dan juga dari tim Forensik Biddokkes Polda Metro Jaya ikut dilibatkan.
Samian mengungkapkan, saat ini telah ada 10 saksi yang dimintai keterangan. Para saksi merupakan warga sekitar serta keluarga.
”Sementara belum bisa disimpulkan, masih menunggu hasil pemeriksaan, otopsi, dan hasil klarifikasi. Nanti setelah hasil penyelidikan induktif ini kita padukan dari penyelidikan deduktif, apabila perlu pasti kita akan kembali ke TKP (tempat kejadian perkara),” ujar Samian.