Belum Sepekan Beroperasi, Layanan LRT Jabodebek Terus Dievaluasi untuk Perbaikan
LRT Jabodebek yang masih menuai sejumlah keluhan dari penggunanya itu diharapkan bisa terus menyempurnakan sistem.
Oleh
Atiek Ishlahiyah Al Hamasy
·5 menit baca
Moda lintas rel terpadu atau light rail transit (LRT) Jabodebek masih menuai sejumlah keluhan dari para penggunanya. Alat transportasi umum yang baru beroperasi selama lima hari itu dinilai perlu memperhatikan kritik penumpang untuk bahan evaluasi dan perbaikan.
Warga antusias menjajal layanan LRT Jabodebek. Hal ini terlihat di Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Kamis (31/8/2023). Kebanyakan calon penumpang berpakaian rapi karena akan pergi bekerja. Petugas yang berjaga pun sibuk membimbing warga memasuki stasiun agar tidak menimbulkan antrean. Kendati demikian, sejumlah pengguna masih menemukan ketidaknyamanan terkait moda transportasi tersebut.
Keluhan terkait kenyamanan kereta antara lain diutarakan warga Bekasi, Rivan Yanuar (28). Ia mengatakan, pintu LRT yang pendek membuatnya merasa tidak nyaman. Laki-laki yang memiliki tinggi 177 sentimeter ini harus menunduk saat melewati pintu LRT. Jika ia berjalan tegak, kepalanya pasti akan terbentur atap.
”Apalagi kalau banyak penumpang dan bergantian untuk masuk atau keluar. Harus lebih hati-hati,” katanya.
Menurut pegawai swasta di Jakarta, Dwi Nala Tama (24), jadwal keberangkatan terakhir kereta seharusnya lebih malam karena banyak pekerja yang pulang malam. Meski hanya sementara waktu, hal tersebut dikhawatirkan tidak akan mengubah kemacetan Jakarta dan sekitarnya. Sebab, sejumlah masyarakat akan tetap memilih menggunakan kendaraan pribadi jika transportasi umum yang disediakan tidak memenuhi kebutuhannya.
”Jadwal keberangkatan terakhir rute Dukuh Atas-Harjamukti pukul 17.49. Sementara saya terkadang pukul 18.30 baru mulai meninggalkan kantor,” ujarnya.
Kursi penumpang, dikatakan Nala, sangat terbatas. Satu kursi yang disediakan hanya cukup menampung empat penumpang. Bahkan, ada yang hanya mampu menampung dua penumpang.
”Informasi terkait pintu akan ditutup atau dibuka juga kadang tidak berjalan beriringan dengan kondisi pintu kereta. Selain itu, durasi berhenti kereta pada tiap stasiun tidak bisa ditebak. Semoga setelah ini pengoperasian LRT bisa lebih maksimal dan semakin bagus,” kata Nala.
Adapun warga Jakarta Pusat, Laili (41), mengalami kendala saat hendak memasuki area Stasiun LRT Dukuh Atas. Salah satu lift di sana mati. Ia yang baru pertama kali ke stasiun LRT juga kebingungan karena kurangnya informasi layanan kepada publik.
Sebelumnya, Rabu (30/8/2023), terjadi gangguan layanan LRT Jabodebek pada train set atau rangkaian kereta 14 yang berangkat dari Stasiun Jatimulya ke Stasiun Dukuh Atas sekitar pukul 07.00 di Stasiun Cikunir 2. Pintu kereta LRT Jabodebek itu mengalami gangguan buka-tutup.
Hal itu turut berdampak pada perjalanan kereta lainnya. Penumpang rangkaian kereta 14 kemudian dievakuasi ke kereta berikutnya di Stasiun Cikunir 1. Adapun kedatangan kereta lain yang berada di belakang kereta bermasalah itu cukup lama sehingga proses evakuasi penumpang memerlukan banyak waktu.
Evaluasi
Vice President Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan, pihaknya bersama stakeholder lain akan terus melakukan evaluasi dan perbaikan layanan LRT Jabodebek. Pihaknya masih terus menyempurnakan sistem, termasuk masalah pengereman mendadak, dan yang juga banyak dikeluhkan penumpang.
Manajer Hubungan Masyarakat LRT Jabodebek Kuswardojo menambahkan, ukuran pintu dan kereta didesain oleh PT Industri Kereta Api (Persero). Desain kereta dirancang berdasarkan rata-rata tinggi badan orang Indonesia, yakni sekitar 160 sentimeter, dan sudah sesuai standar.
Kuswardojo juga mengakui adanya gangguan kereta pada Rabu (30/8/2023). Pihaknya tengah berkoordinasi dengan pihak PT INKA, selaku pabrik kereta yang bermasalah tersebut. Juga, koordinasi dengan semua pemangku kepentingan agar operasional LRT Jabodebek bisa berjalan dengan lebih baik.
Menanggapi masih terjadinya gangguan tersebut, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa evaluasi dan perbaikan gangguan akan terus dilakukan. ”Bahwa ada kekurangan, ya, itu koreksi. Bahwa ada kekurangan, itu akan kita evaluasi dari INKA (produsen kereta), evaluasi dari KAI (PT Kereta Api Indonesia),” ujar Presiden Jokowi (Kompas.id, 31/8/2023).
Presiden melanjutkan, ini merupakan kali pertama Indonesia memiliki moda transportasi yang digerakkan secara otomatis tanpa masinis. Selain itu, LRT tersebut juga merupakan produk dalam negeri yang harus berani untuk dicoba dan digunakan oleh bangsa Indonesia.
Sementara itu, menurut pengamat kebijakan publik dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, desain pintu yang rendah bisa menimbulkan ketidaknyamanan, bahkan kecemasan, bagi pengguna yang memiliki fobia terhadap ruang sempit.
Meskipun desain pintu berdasarkan pada tinggi rata-rata penduduk Indonesia, seharusnya bisa dipikirkan dengan lebih inklusif. Achmad mengatakan, kritik dan keluhan masyarakat pengguna LRT Jabodebek harus diperhatikan.
Achmad menilai, pihak pengelola LRT Jabodebek perlu segera mengevaluasi dan melakukan perbaikan. Terkait masalah teknis, Achmad menyebut adanya kebutuhan untuk meningkatkan pemeliharaan rutin dan pelatihan bagi staf, terutama dalam penanganan situasi darurat.
Jumlah penumpang naik
PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat, volume penumpang LRT Jabodebek telah mencapai 65.375 orang dalam tiga hari beroperasi sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, Senin (28/8/2023).
Rinciannya, volume penumpang LRT Jabodebek pada Senin (28/8/2023) sebanyak 6.475 penumpang, pada Selasa (29/8/2023) melonjak menjadi 28.381 penumpang, dan pada Rabu (30/8/2023) sebanyak 30.519 penumpang.
Joni pun mengapresiasi minat masyarakat yang begitu tinggi terhadap transportasi massal LRT Jabodebek. Menurut dia, hal ini semakin mendorong KAI dan stakeholder untuk terus membenahi layanan LRT Jabodebek di berbagai sisi.
Saat ini terdapat 158 perjalanan LRT Jabodebek yang dilayani oleh 12 rangkaian kereta setiap harinya. Targetnya, nanti ada 27 rangkaian LRT Jabodebek yang dapat melayani 137.000 penumpang dalam satu hari.
”Saat ini baru bisa dioperasikan 12 train set dengan kapasitas 40.000-45.000 penumpang per hari,” kata Joni.