Teknologi Canggih Topang Kenyamanan di Kereta Cepat
Kereta cepat menawarkan kenyamanan di perjalanan. Teknologi canggih membantu mewujudkannya.
Tak terasa roda kereta mulai berputar meninggalkan Stasiun Tegalluar, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jumat (4/8/2023). Andai tak menengok ke jendela, tiada terasa kecepatan kereta terus bertambah.
Suasana di dalam kabin penumpang seakan membekukan laju kecepatan kereta. Redaman guncangan dan suara di kereta tipe KCIC400AF ini memberikan kenyamanan bagi penumpang.
Kenyamanan ini membuat koin bisa berdiri saat kereta meluncur di jalur lurus. Air di gelas atau botol pun tidak berguncang-guncang meskipun kecepatan kereta mencapai maksimalnya.
Interior kereta cepat juga didesain menarik dengan tiga tipe kelas, yakni first class sebagai kelas tertinggi, diikuti business class, dan premium economy. Setiap kelas memiliki perbedaan ukuran, komposisi kursi, dan bahan pelapis kursi.
Di semua kelas tersedia soket pengisi daya untuk gawai serta meja lipat yang bisa dipakai untuk menaruh makanan atau gawai selama perjalanan.
Di setiap kereta tersedia layar kecil. Menurut rencana, layar ini akan menampilkan pemandangan di luar kereta dari kabin masinis sehingga penumpang bisa mengetahui situasi di sekitar perjalanan kereta.
Perjalanan dari Stasiun Halim di Jakarta Timur menuju Stasiun Tegalluar di Kabupaten Bandung sejauh 142,3 kilometer dengan dua kali singgah di Stasiun Karawang dan Padalarang hanya membutuhkan waktu 44 menit.
Untuk rute ini, PT KCIC menyiapkan 11 rangkaian kereta penumpang. Nantinya, tak semua rangkaian dioperasikan karena ada yang menjadi cadangan.
Tipe KCIC400AF
Kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) akan menjadi kereta cepat pertama yang dioperasikan di Asia Tenggara.
Rute ini dilayani kereta tipe KCIC400AF. Tipe ini merupakan ”kembaran” tipe CR400AF Fuxing. Perbedaan minor dari kereta di China, antara lain, terlihat di warna kereta serta desain interiornya. Adapun teknologi kereta keduanya sama. KCIC400AF ini dikirim langsung dari pabrik CRRC Qingdao Sifang.
Saat uji coba di negara asal, kecepatan maksimal kereta ini mencapai 420 kilometer per jam. Namun, saat operasionalisasi, kecepatan dibatasi maksimal 350 km per jam.
KCIC400AF bukanlah kereta berbasis kekuatan magnet atau maglev, melainkan masih digerakkan tenaga listrik. Aliran listrik mengalir dari kabel menuju pantograf di atap kereta, untuk kemudian diubah menjadi tenaga penggerak.
Baca juga : Uji Coba Kereta Cepat
Baca juga : Akses ke Stasiun Tegalluar
Dengan konsumsi daya setiap rangkaian mencapai 9.750 kilowatt, CR400AF mampu memberikan akselerasi yang lebih baik saat melewati trase pada elevasi 30 per mil. Dalam kondisi darurat, CR400AF dapat digunakan sebagai penarik kereta lainnya meskipun dalam kondisi gradien atau elevasi 12 per mil. CR400AF juga dipastikan mampu menghadapi kondisi geografis lintasan Jakarta-Bandung yang cenderung menanjak.
Walau konsumsi listrik tinggi, energi listrik yang dibutuhkan untuk rute Jakarta-Bandung dipasok dari empat gardu saja.
Dalam siaran persnya, PT KCIC mengutip laporan dari Department for Transport Britania Raya yang menyatakan karbon per mil penumpang dari kereta listrik lebih rendah hingga 35 persen dibandingkan dengan kereta diesel.
Prasarana kereta
Faktor prasarana juga berperan penting agar kereta bisa mencapai kecepatan tinggi. Salah satunya adalah bantalan rel beton khusus yang mampu menopang beban berat di atasnya serta rel yang digunakan.
Bantalan rel diproduksi PT Wika Beton dengan mengadopsi teknologi dari China agar sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan kereta cepat.
Begitu pula dengan rel. Satu batang rel memiliki panjang 50 meter. Rel ini disambung secara khusus hingga sepanjang 500 meter sebelum dipasang di jalur rel. Proses penyambungan rel memakai mesin pengelas khusus agar sambungannya rapi dan kuat untuk kebutuhan kereta cepat.
Melansir situs PT KCIC, jenis kereta ini didesain untuk beroperasi di empat iklim, salah satunya di iklim tropis dengan suhu dan kelembaban tinggi, seperti Indonesia. Untuk keamanannya, setiap rangkaian dilengkapi dua penangkal petir untuk mengamankan peralatan bertegangan tinggi.
Kereta tipe CR400AF juga memiliki dua teknologi rem darurat (emergency brake), yakni Emergency Brake EB dan Emergency Brake UB. GM Corporate Secretary PT KCIC Eva Chairunisa mengungkapkan, dengan dua sistem rem darurat ini, kereta terlindungi saat terjadi kesalahan sistem ataupun manusia.
Pelatihan masinis
Operasionalisasi kereta cepat masih dikendalikan masinis meskipun juga banyak dibantu oleh sistem yang tersebar di jalur ataupun di kereta. Calon masinis dari Indonesia melewati beberapa tahapan pelatihan sebelum diperkenankan menjalankan kereta cepat.
Eva mengatakan, calon masinis kereta cepat haruslah masinis yang sudah mengantongi 10.000 jam menjalankan kereta. Mereka kemudian dilatih di Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun sebelum mendapatkan sertifikat masinis kereta cepat dari Kementerian Perhubungan. Setelah itu, mereka berpasangan dengan masinis asal China untuk menjalankan kereta cepat secara langsung. Di tahap awal, 40 calon dipersiapkan menjadi masinis kereta cepat.
Alih keterampilan juga dilakukan di sejumlah bidang lain, seperti petugas pengendali operasi sarana dan prasarana, petugas penanganan kondisi darurat, dan teknisi perawatan sarana di depo. Total, 159 sosok terpilih asal Indonesia disiapkan untuk alih teknologi ini.
Semua persiapan dilakukan untuk mendukung operasionalisasi kereta cepat agar aman dan nyaman saat mulai mengangkut penumpang.