DJKA Uji Integrasi Sistem LRT Jabodebek, 27-28 Juli 2023 Ini
DJKA memastikan pemutakhiran ”software” sistem pada LRT Jabodebek hampir rampung dan pada 27-28 Juli ini melakukan pengujian integrasi sistem. Namun, DJKA juga diingatkan melakukan simulasi penanganan keadaan darurat.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Direktorat Jenderal Perkeretaapian atau DJKA Kementerian Perhubungan menyatakan, pembaruan software operasi LRT Jabodebek sudah hampir rampung dan siap dilakukan uji coba terbatas bersama penumpang. Untuk memastikan kesiapan sistem pascapembaruan software, DJKA akan melaksanakan pengujian integrasi sistem pada 27-28 Juli 2023.
”Pengujian integrasi sistem itu perlu dilakukan sebelum LRT Jabodebek dinyatakan siap mengangkut penumpang umum,” kata Direktur Jenderal DJKA Kemenhub Risal Wasal, Rabu (26/7/2023).
Sesuai hasil evaluasi, Selasa (25/7/2023) malam, kata Risal, pembaruan software operasi LRT Jabodebek saat ini sudah memasuki tahap penyempurnaan sistem integrasi antara sarana dan pintu passenger screen door (PSD) yang terdapat pada peron stasiun. ”Tadi sudah dicoba juga untuk kereta melaju dan berhenti di peron. Alhamdulillah saat ini sudah lebih halus dan nyaman jika dibandingkan pada saat uji coba kemarin,” ucapnya.
Pembaruan software yang dilakukan pada LRT Jabodebek mencakup pemutakhiran sistem automatic train supervison (ATS) dan trainguard mass transit. Keduanya berperan dalam mengatur jarak dan interval antarkereta saat dioperasikan dalam mode driveless atau tanpa masinis.
”Kedua sistem tersebut diperlukan pada pengoperasian kereta dengan tingkat otomasi atau grade of automation (GoA) level 3 untuk memastikan keamanan dan keselamatan perjalanan kereta,” kata Risal.
Pengujian integrasi sistem pada 27-28 Juli itu untuk memastikan kesiapan sistem pascapembaruan software sebelum LRT Jabodebek dinyatakan siap mengangkut penumpang umum.
”Kami akan me-review hasil trial run yang dilakukan oleh rekan-rekan operator terlebih dahulu sembari menunggu proses penyempurnaan sistem integrasi pintu peron selesai dilakukan untuk keseluruhan sarana,” ujar Risal.
Jika keseluruhan proses persiapan, pengujian, dan trial run berjalan lancar, Risal berharap dapat segera dilanjutkan dengan uji coba operasional terbatas dengan membawa penumpang. ”Mohon doa dan dukungannya agar kami dapat melaksanakan persiapan operasional ini dengan optimal sehingga masyarakat umum dapat segera menikmati LRT Jabodebek,” ucapnya.
Terpisah, Ketua Forum Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Masyarakat Transportas Indonesia (MTI) Pusat Aditya Dwi Laksana menyatakan, yang selesai baru upgrade software, jadi lanjut uji integrasi keseluruhan sistem antara sarana (sistem di kereta), prasarana (persinyalan, wesel, kelistrikan, dan lain-lain), dan pusat kendali operasi. ”Selain harus teruji keselamatan, juga kenyamanannya,” katanya.
Meski begitu, Aditya berpandangan, setelah uji integrasi sistem, LRT tidak harus dipaksakan membawa penumpang dulu kendati terbatas apabila belum dipastikan uji integrasi ini berlangsung baik. ”Karena ini seperti install settingan atau pengaturan baru,” ujarnya.
Untuk itu, ia meminta supaya DJKA betu-betul memastikan integrasi sistem terjadi sempurna. ”Jangan terulang dulu seperti ketika uji coba terbatas yang 12-15 Juli kemarin, yang berpotensi pada kerawanan keselamatan. Di antaranya seperti pintu terbuka di lintas dan bukan di peron stasiun,” ujarnya.
Selain pengujian integrasi sistem, menurut Aditya, ada hal lain yang juga penting. ”Itu terkait dengan simulasi penanganan keadaan darurat bila terjadi gangguan kereta atau kecelakaan kereta (meski tidak diharapkan) beserta sistem evakuasi penumpangnya. Ini juga perlu disiapkan dan dilatihkan,” kata Aditya.
Itu karena potensi gangguan mungkin terjadi seperti di MRT Jakarta, termasuk karena daya listrik.
”Sebenarnya pasti sudah ada SOP penanganan keadaan darurat. Namun, perlu sekali disimulasikan ketika masih uji coba untuk memastikan prosedur tersebut berjalan lancar,” ujar Aditya.