Kurangi Sampah, DKI Jakarta Gelar Festival Ekonomi Sirkular
Ekonomi sirkular merupakan pendekatan yang bertujuan menciptakan pertumbuhan ekonomi dengan mempertahankan nilai produk, bahan, dan sumber daya selama mungkin.
Oleh
STEFANUS ATO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Festival Ekonomi Sirkular 2023 yang mempertemukan pegiat usaha hijau akan digelar di Taman Menteng, Jakarta Pusat, pada 26-27 Juli 2023. Festival ini bertujuan mendorong masyarakat untuk terlibat aktif dalam ekonomi sirkular.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, Festival Ekonomi Sirkular (FES) 2023 yang digelar Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta bersama Otoritas Jasa Keuangan sebagai salah satu wadah untuk meningkatkan pemahaman dan mendorong masyarakat agar terlibat aktif dalam gerakan ekonomi sirkular. Ekonomi sirkular merupakan pendekatan yang bertujuan menciptakan pertumbuhan ekonomi dengan mempertahankan nilai produk, bahan, dan sumber daya selama mungkin.
”Dalam konteks pengelolaan sampah, praktik sirkular ekonomi bisa diwujudkan melalui praktik pengurangan sampah, desain ulang, penggunaan kembali, dan daur ulang. Jika diimplementasikan dengan baik, praktik ini dapat membantu mengurangi volume sampah dan mengurangi tekanan pada sumber daya alam karena sampah dapat dijadikan sebagai bahan baku daur ulang,” kata Asep, dalam siaran pers, pada Senin (24/7/2023).
Menurut Asep, penyebaran dan kesadaran masyarakat terhadap konsep ekonomi sirkular masih belum merata. Oleh karena itu, diperlukan tindakan konkret untuk memperkuat kesadaran dan pemahaman masyarakat terkait pentingnya mengurangi volume sampah.
Pengelolaan sampah di Jakarta memang masih menjadi persoalan yang belum terselesaikan. Dari data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, rata-rata jumlah sampah masuk ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, sebanyak 7.228 ton per hari pada 2021 atau meningkat 27 persen dari rata-rata sampah masuk 2015 sebesar 5.655 ton per hari.
Dalam pengelolaan sampah menjadi energi, sampah dipilah untuk dikelola sesuai jenisnya dengan teknologi yang tepat guna agar minim residu. Tujuan akhirnya ialah menjadi sumber energi ramah lingkungan, harganya terjangkau, diterima masyarakat, dan bisa diakses secara luas.
Salah satu upaya mengatasi kenaikan sampah ini dengan fasilitas landfill mining (tambang sampah) dan pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif atau refused derived fuel (RDF) di Bantargebang. Pabrik RDF dinilai lebih terjangkau daripada pengelolaan sampah antara atau intermediate treatment facility (ITF).
Direktur Eksekutif Center for Energy Security Studies Ali Ahmudi menyebutkan, sampah perkotaan terdiri dari sampah rumah tangga, sampah hasil kegiatan komersial (wisata, kantor, dan bisnis), sampah industri (limbah), dan sampah biomedis. Ada juga sampah dengan bahaya khusus, seperti radioaktif, bahan peledak, dan elektronik.
Dalam pengelolaan menjadi energi, sampah dipilah sesuai jenisnya dengan teknologi yang tepat guna agar minim residu. Tujuan akhirnya ialah menjadi sumber energi ramah lingkungan, harganya terjangkau, diterima masyarakat, dan bisa diakses secara luas.
”Bukan hanya kelola sampah yang menggunung dan menumpuk, melainkan kita pilah sampah dan kelola sesuai jenisnya,” ujar Ali, Rabu (5/7/2023), di Jakarta.