Pelari Mengejar Waktu Bersama ”Pacer” Menuju LPS Half Monas Marathon
Ajang Run The Ground with The Pacer menjadi pemanasan gerakan lari LPS Half Monas Marathon.
Oleh
Stephanus Aranditio
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ratusan pelari dari berbagai komunitas mengikuti acara Run The Ground with The Pacer sejauh 18 kilometer mengitari Jalan Sudirman-Thamrin bertepatan dengan hari bebas kendaraan bermotor atau car free day, Minggu (18/6/2023). Ajang ini sebagai pemanasan jelang gerakan lari LPS Half Monas Marathon yang akan digelar pada 2 Juli 2023 mendatang.
Sejak pukul 05.30 para pelari sudah berkumpul dan melakukan pemanasan di area terbuka depan kafe Gudda Coffe, Jalan Manila, Senayan, Jakarta Pusat. Run The Ground kali ini berbeda dengan sebelumnya karena para pelari harus memilih bergabung dalam lima kelompok dengan kecepatan waktu atau pace tertentu, mulai dari 1 jam 45 menit (1:45), 2:00, 2:15, 2:30, dan 2:45.
Pada setiap kelompok dipimpin oleh pelari pengawas kecepatan peserta atau pacer yang sudah cukup profesional pernah mengikuti beberapa kali ajang lari. Di antaranya Nizar, Yusuf, Johan pada kelompok 1:45; Oki, Steffi, Iman pada 2:00; Agnes, Beben, Tama pada 2:15; Vivi, Stena, Abay, dan Heaven pada 2:30; serta pada kelompok 2:45 ada Dewi, Wendy, Munsif, Natasha.
Tak lama setelah pemanasan, tepat pukul 06.00 mereka langsung berlari dari depan Hotel Century Senayan masuk ke Jalan Sudirman sampai ke Bundaran Hotel Indonesia, lalu memutar sampai ke kawasan Sudirman Central Business District (SCBD), kemudian kembali lagi ke Jalan Sudirman dan finis di Gudda Coffee Senayan.
Oki Ariski (24) yang memimpin kelompok 2:00 menilai para pelari calon peserta LPS Half Monas Marathon kebanyakan sudah siap melakoni ajang balap yang digelar oleh Lembaga Penjamin Simpanan dan harian Kompas tersebut. Namun, mereka tetap perlu menggenjot latihan karena perlombaan tinggal dua pekan lagi.
”Mereka kebanyakan sudah siap, memang cuaca Jakarta hari ini juga panas, pas di Kilometer 16 sudah mulai lepas. Jadi, nanti perlu disiapkan lagi latihannya, pola makannya, supaya di hari H nanti siap menghadapi yang benar-benar race. Kalau di RTG ini, kan, masih bisa senang-senang, nanti tidak bisa lagi,” kata Oki seusai lari di Gudda Coffee, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (18/6/2023).
Dia menyarankan para pelari untuk mulai mengurangi porsi latihan pada 2-5 hari sebelum perlombaan. Pacer dari Tim Pelatihan Ausdauer Lab itu meminta persiapan lebih banyak difokuskan pada menjaga pola makan dan istirahat agar saat perlombaan energi yang dikeluarkan bisa maksimal.
”Jaga istirahat dan makan, dan jangan lupa hidrasi karena ini half marathon yang harus dijaga semuanya supaya nanti ketika finis tidak cedera atau sakit karena latihan yang berlebihan,” ucapnya.
Selain itu, para pelari juga harus bisa mengukur kemampuan lari masing-masing dengan mengikuti ritme berlari dengan pacer. Sebab, pacer bertugas menjaga ritme lari peserta agar bisa sampai ke garis finis dengan maksimal.
Oki menilai, LPS Half Monas Marathon berbeda dengan ajang lari lainnya karena para pelari ditantang untuk menembus batas kemampuan mereka dengan target waktu tertentu. Hal itu terlihat dengan adanya kelompok waktu tercepat, yakni 1:45, yang harus dikejar oleh para pelari.
”LPS ini ada istilah break the limit, kalau orang yang tidak pernah half marathon sub 1:45 jadi tertantang, tetapi jangan lupa mengejarnya juga harus disesuaikan, persiapannya juga harus matang, jangan memaksa,” tutur Oki.
Salah satu pelari, Rizki, mengaku tidak sabar untuk bersaing di LPS Half Monas Marathon. Sejauh ini, catatan waktunya masih berada di kelompok 2:15, dia terus berlatih untuk mengejar waktu minimal 2:00.
”Latihan lari di gym kalau habis pulang kantor. Kalau CFD begini selalu lari mencoba rute juga. Di Dukuh Atas itu lumayan menantang karena menanjak, kan,” ucap Rizki.
LPS Monas Half Marathon tinggal 14 hari lagi, gerakan lari ini menawarkan rute dengan titik start dan finis berbeda. Lintasan lari sepanjang total 21,0975 kilometer itu terbentang mulai dari Monumen Nasional, melewati Cikini, kemudian dilanjutkan ke Jalan Thamrin sampai Bundaran Senayan, lalu berakhir di Istora Senayan Gelora Bung Karno.
Gelaran lari yang diselenggarakan oleh harian Kompas bekerja sama dengan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan didukung oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu akan memperebutkan total hadiah sebesar Rp 992 juta.
Lomba lari LPS Half Monas Marathon bertemakan ”Restart for Change” ini diharapkan menjadi pemicu semangat seusai pandemi Covid-19. Ditargetkan sekitar 5.000 pelari mengikuti ajang tersebut.