Polisi Tangkap Empat Pengedar Sabu yang Libatkan Ketua RT di Senen
Peredaran narkoba kian mengkhawatirkan karena semakin menyasar semua lapisan masyarakat melalui paket hemat dengan harga terjangkau.
Oleh
Stephanus Aranditio
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat meringkus empat tersangka pengedar narkotika jenis sabu seberat 20,67 kilogram dari jaringan internasional. Mereka membungkus sabu dengan kemasan teh lalu diselipkan di truk ekspedisi untuk diedarkan di Jakarta. Salah satunya mengalir ke pengedar yang juga seorang ketua rukun tetangga atau RT di Kelurahan Bungur, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.
Kepala Kepolisian Resor Metro (Polrestro) Jakarta Pusat Komisaris Besar Komarudin menjelaskan, awalnya tiga tersangka berinisial W, J, dan MD ditangkap di jalan Tol Ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung, tepatnya di rest area Km 269 A, Balian Makmur, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Minggu (11/6/2023) siang. Sabu seberat 20,67 kg itu dibungkus ke dalam 20 buah plastik kemasan teh dengan truk ekspedisi.
Esok harinya, polisi menangkap satu tersangka lain berinisial ALF di kawasan Kapuk, Jakarta Utara. ALF berperan sebagai penadah yang akan menyebarkan ke beberapa pengedar lain di DKI Jakarta. Salah satunya kepada EM, Ketua RT di RW 006, Kelurahan Bungur, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.
”Sabunya ditaruh di bawah jok sopir lalu diecerkan di Jakarta. Kami pastikan kelompok ini menyebarkan ke kelompok yang terakhir diungkap itu salah satu oknum RT di wilayah kami. Kalau dihitung, nilai jual sabu ini sampai dengan Rp 30 miliar rupiah dan (penangkapan ini) dapat menyelamatkan 120.000 warga,” kata Komarudin dalam konferensi pers di Kantor Polres Metro Jakarta Pusat, Kemayoran, Jumat (16/6).
Tersangka W, J, dan MD yang berasal dari Aceh ini mengaku sudah tiga kali mengirim sabu ke Jakarta. Pertama, mereka membawa 8 kg sabu dengan upah Rp 250 juta. Kedua, mereka membawa 15 kg dengan upah Rp 350 juta. Mereka mau karena terimpit kebutuhan ekonomi untuk membayar utang dan biaya berobat anak.
”Yang Rp 250 juta itu saya pakai untuk bayar utang dan berobat anak dan istri, yang kedua yang Rp 350 juta itu untuk beli truk,” kata tersangka ALF.
Menurut Komarudin, kelompok ini terkait dengan jaringan internasional karena bungkus teh yang digunakan sama dengan kemasan jaringan yang sebelumnya pernah diungkap. Sabu itu bungkus kemasan teh China berwarna hijau dan teh bertuliskan bahasa Thailand di bungkusan lain yang berwarna putih.
Sabu ini akan dikemas lagi oleh pengedar dalam bungkusan yang lebih kecil dengan berat 1 gram yang bisa dibeli dengan harga murah sekitar Rp 50.000 sampai Rp 200.000. Hal ini memprihatinkan karena narkotika semakin mudah dijangkau sampai ke kelompok masyarakat ekonomi rendah.
”Jadi, konsumennya sekarang bukan lagi kalangan tertentu karena sudah dijual dengan paket hemat. Ini perlu kita antisipasi bersama,” ucapnya.
Sebelumnya, polisi menangkap seorang ketua RT di Kelurahan Bungur, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, berinisial EM pada Sabtu (10/6/2023) malam. Dia ditangkap saat mengantarkan sabu kepada dua pembeli, yakni IS dan AS, yang juga ditangkap di saat bersamaan.
Dalam penangkapan ini, polisi menyita barang bukti sabu seberat 4,04 gram. Saat pemeriksaan, EM juga terkonfirmasi positif narkoba dan mengaku baru sekali beraksi dan hanya coba-coba.
Atas perbuatannya, semua tersangka dijerat pasal berlapis, yakni Pasal 114 Ayat (2) subsider Pasal 112 Ayat (2) juncto Pasal 132 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Ancaman pidana maksimalnya hukuman mati atau penjara seumur hidup, atau paling ringan dipenjara 6 tahun sampai 20 tahun.
Sementara itu, berdasarkan data Indonesia Drugs Report 2022 Pusat Penelitian, Data, dan Informasi Badan Narkotika Nasional (BNN), prevalensi pengguna narkoba di Indonesia semakin meningkat. Pada 2019, prevalensinya sebesar 1,80 persen. Lalu, pada 2021, angkanya menjadi 1,95 persen atau naik 0,15 persen.
Total dari rentang usia 15-64 tahun, sekitar 4,8 juta penduduk desa dan kota pernah memakai narkoba. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya sekitar 4,5 juta penduduk.