Berbagai program perbaikan pada layanan dan operasional dilakukan manajemen Transjakarta. Pada 14 Juni 2023, Transjakarta kembali mencapai 1 juta pelanggan. Angka yang sama pernah dicapai pada Februari 2020.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah kemacetan parah yang kembali mendera Jakarta di saat pandemi Covid-19 kian terkendali, PT Transportasi Jakarta kembali berhasil melayani 1.001.564 pelanggan per Selasa (13/6/2023). Capaian itu terekam dari jumlah pelanggan BRT, non-BRT, mikrotrans, dan layanan khusus yang diselenggarakan Transjakarta, serta hasil perbaikan layanan.
Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Welfizon Yuza, Rabu (14/6/2023), menjelaskan, 1 juta pelanggan bisa kembali dicapai dengan adanya perbaikan pada layanan dan operasional. Sejumlah perbaikan yang dikerjakan adalah program 35 Menit, peningkatan integrasi stasiun, serta perbaikan headway atau jarak waktu antara kedatangan dan keberangkatan bus.
”Headway di jam sibuk maksimum 5 menit untuk BRT,” ujarnya.
Pola kerja, menurut Welfizon, juga diubah. Para pemimpin Transjakarta didorong turun ke lapangan, mengamati, dan mencari solusi bersama lintas fungsi tim.
Kepala Departemen Hubungan Masyarakat dan CSR PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Wibowo menjelaskan, untuk 1 juta pelanggan itu, apabila dibandingkan dengan capaian sepekan sebelumnya pada Selasa (6/6/2023), capaian pada Selasa (13/6/2023) itu naik 40.977 pelanggan atau naik 4,1 persen.
Pencapaian itu didukung pelanggan BRT, non-BRT, mikrotrans hingga layanan khusus yang disediakan perusahaan transportasi milik Pemprov DKI Jakarta itu. Rinciannya, untuk layanan BRT, Transjakarta mengangkut 410.927 pelanggan, mikrotrans 409.759 pelanggan, dan non-BRT di 181.270 pelanggan.
”Transjakarta berterima kasih atas dukungan Pemprov DKI Jakarta serta kepercayaan masyarakat dalam memanfaatkan layanan Transjakarta,” kata Wibowo. Prestasi 1 juta pelanggan Transjakarta, disebutkan Wibowo, juga sebagai hasil dari inovasi yang dilaksanakan korporasi, di antaranya pelayanan Transjakarta program 35 Menit.
”Transjakarta telah melakukan beberapa inovasi, antara lain program 35 Menit yang dapat membantu pelanggan mengukur ketepatan waktu perjalanan serta disediakan rute-rute baru atau rute-rute khusus yang semakin memudahkan pelanggan dalam bermobilitas,” ujar Wibowo.
Layanan 35 menit yang digelar di tiga rute sejak 17 Mei 2023, jelas Wibowo, dari data ada kenaikan pelanggan. Kenaikan jumlah pelanggan di tiga rute itu 3-4 persen.
Apabila melihat rerata jumlah penumpang, pada April 2023 rata-rata harian penumpang transjakarta 611.540 orang. Pada Mei 2023, rata-rata penumpang harian 780.735 orang.
Selain program 35 Menit, Wibowo menambahkan, upaya perbaikan fasilitas, seperti revitalisasi halte yang terintegrasi dengan transportasi publik lainnya, menjadi faktor pendukung kenaikan jumlah pelanggan transjakarta. Selain itu juga perluasan rute yang menjangkau seluruh wilayah.
”Diharapkan kenaikan jumlah pelanggan ini turut membawa perubahan baik dengan mendorong kebiasaan masyarakat untuk menggunakan transportasi publik dibandingkan kendaraan pribadi,” kata Wibowo.
Kenaikan pelanggan hingga 1 juta orang ini sebelumnya pernah dicapai Transjakarta, yaitu pada Februari 2020. Begitu pandemi Covid-19 merebak, aturan bermobilitas dengan angkutan umum yang ketat dan pembatasan mobilitas membuat jumlah penumpang Transjakarta berkurang sangat banyak.
Adrianus Satrio Adi Nugroho dari Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ) mengungkapkan, terkait capaian itu, Transjakarta boleh berbangga mencapai 1 juta pelanggan. ”Namun, kenaikan ini juga wajar karena masyarakat berangsur normal beraktivitas karena pandemi sudah mereda,” ujarnya.
Meski kembali mencapai 1 juta pelanggan, ia mengingatkan, Transjakarta jangan terlena karena seharusnya kenaikan signifikan pengguna bus itu datang dari pengguna BRT dan Non-BRT. ”Sekarang, kalau dilihat, 400.000 di antaranya disokong dari pengguna mikrotrans dengan layanan gratis,” ucapnya.
Ia pun mempertanyakan komposisi penumpang BRT dan non-BRT pada 2019 atau sebelum pandemi Covid-19.
Annisa (30), pengguna Koridor 8 Transjakarta, mengatakan, ia membaca capaian 1 juta pelanggan di media sosial Transjakarta. Namun, secara umum, ia kurang puas dengan layanan Transjakarta.
Ia melihat ketepatan waktu tempuh belum merata di semua rute. Baru beberapa rute yang jalurnya agak clean dalam artian tidak banyak diterobos sehingga perjalanan bus lancar.
”Tapi di jalur lain masih rawan diterobos, seperti Koridor 8. Jangan mengistimewakan koridor-koridor tertentu. Semua koridor harus punya standar yang sama,” ujarnya sambil menuturkan bahwa ia selalu mendapati pengguna kendaraan lain yang suka menerobos saat menggunakan layanan Koridor 8.
Menurut Annisa, akan berbeda standarnya dengan rute nonkoridor. Rute nonkoridor bergantung pada lalu lintas sehingga kalau bercampur dengan kendaraan lain itu dianggap Annisa wajar.
”Tapi selama itu bus koridor, Transjakarta harus memastikan standar waktu tempuhnya bisa terprediksi dan jalurnya bersih di semua koridor bagaimanapun caranya,” kata Annisa yang menggunakan layanan Koridor 8 untuk pergi ke kantornya di Kebon Jeruk.
Dalam penyampaian informasi, Annisa menilai sudah baik. ”Informasi-informasi kedatangan bus di halte-halte sudah sesuai dengan kenyataan, artinya di display datang 5 menit, ya, 5 menit ada bus. Ada pengumuman di halte. Ketertiban flow antrean penumpang di halte juga sudah baik. Secara armada sudah bagus. Namun, untuk halte, mudah-mudahan bisa lebih inklusif nyaman aman buat semua golongan masyarakat,” kata Annisa.
Satrio juga mengingatkan, kenaikan jumlah pelanggan seharusnya tidak dibarengi dengan pemotongan beberapa rute dengan dalih efisiensi dan perubahan rute yang merugikan masyarakat. ”Masyarakat seharusnya ikut merasakan bahagia dengan tercapainya 1 juta pengguna dibarengi dengan peningkatan kualitas layanan,” ucapnya.
David Tjahyana dari Gerakan Aksesibilitas Umum Nasional (GAUN) mengingatkan, di tengah capaian 1 juta pelanggan, Transjakarta juga menaruh perhatian serius pada pemilihan rute yang tepat dan menyediakan aksesibilitas yang ramah bagi kelompok rentan.
Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Haris Muhammadun, selain mengapresiasi capaian itu, juga mendorong Transjakarta untuk terus menerapkan strategi implementasi yang tepat supaya jumlah pelanggan bisa melampaui angka 1 juta.