Bulan Purnama, Pesisir Jakarta Berpotensi Banjir Rob
BMKG memprediksi banjir rob akan terjadi lebih lama di pesisir utara Jakarta, yakni pada 1-8 Juni 2023. Masyarakat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus bersiap.
Oleh
Stephanus Aranditio
·1 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi fenomena fase bulan purnama akan terjadi pada Sabtu (3/6/223) sampai Selasa (6/6/2023). Fenomena ini berpotensi menimbulkan banjir rob di hampir semua wilayah pesisir di Indonesia, termasuk daerah pesisir utara DKI Jakarta.
Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo menjelaskan, waktu terjadinya banjir rob akan berbeda di setiap wilayah. Di utara Jakarta, banjir rob diprediksi akan terjadi lebih lama, yakni pada 1-8 Juni 2023. Masyarakat dan pemerintah daerah perlu mengantisipasi hal ini.”Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut serta memperhatikan informasi cuaca maritim dari BMKG,” kata Eko di Jakarta, Jumat (2/6/2023).
Eko mengungkapkan, banjir rob bisa mengganggu aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di permukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat. Adapun wilayah pesisir utara Jakarta yang berpotensi terdampak banjir rob adalah Kelurahan Kamal Muara, Kapuk Muara, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Kalibaru, Muara Angke, dan Penjaringan.Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan BMKG, dinas sumber daya air, dinas bina marga, dan para lurah terkait kesiapan petugas di lapangan. Peralatan seperti stasiun pompa air dan pompa mobile pun siap difungsikan untuk menyedot air banjir rob.”Kami akan menyiagakan personel petugas penanggulangan bencana atau tim reaksi cepat pada setiap kelurahan yang rawan banjir rob, dengan dukungan personel dari perangkat daerah terkait lainnya,” kata Isnawa.Baca juga : Awal Kemarau di Jakarta Diprediksi Terjadi pada Juni 2023
BPBD DKI juga telah memastikan lokasi pengungsian serta sarana dan prasarana pendukung penanganan banjir yang berada di kelurahan rawan banjir rob, mulai dari perahu, ring buoys, hingga jaket pelampung yang siap difungsikan untuk membantu masyarakat.Berdasarkan data BPBD DKI, ketinggian muka air di 12 pintu air di Jakarta masih terpantau normal pada Jumat siang ini. Namun, air pasang biasanya meningkat pada malam hari, seperti di Pintu Air Pasar Ikan, Penjaringan, dan Pintu Air Marina, Pademangan, yang sempat naik menjadi berstatus siaga. Pintu Air Pasar Ikan sempat menyentuh ketinggian 211 sentimeter, sedangkan Pintu Air Marina mencapai 202 sentimeter pada pukul 00.00. Air baru surut seiring matahari terbit.”Banjir rob memang berpotensi terjadi pada malam hari antara pukul 19.00-01.00,” ucap Isnawa.Baca juga : Belum Terlambat untuk Cegah Jakarta Tenggelam
Amirudin Latif (54), Ketua Rukun Warga 004 Kampung Nelayan, Kelurahan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, mengatakan, sampai hari kedua peringatan BMKG tersebut memang sudah terlihat peningkatan muka air laut. Namun, belum sampai terjadi banjir rob. Selain itu, tanggul laut setinggi 3,5 meter dan sepanjang 750 meter juga telah berdiri di sebagian kawasan Kamal Muara untuk mencegah terjadinya banjir rob. Latif menyebutkan, pembangunan tanggul akan terus dilakukan hingga kampung mereka aman dari banjir rob. ”Kadang kalau pasangnya besar sekali masih terjadi banjir rob, cuma dua hari ini belum ada. Semoga tanggul itu cepat selesai,” kata Latif.Keberadaan Polder Kamal atau gedung pompa yang tak jauh dari Kampung Nelayan ini juga membantu mengatasi banjir. Polder dengan area tangkapan air seluas 1.612 hektar ini memiliki pompa berkapasitas 3 x 10 meter kubik per detik.Baca juga : Hidup Berkelindan dengan Banjir dan Rob di Semarang