Halte Dukuh Atas 2 dan Manggarai Beroperasi Kembali, Fasilitas Masih Dikeluhkan Pengguna
PT Transjakarta kembali mengoperasikan Halte Dukuh Atas 2 dan Manggarai. Beberapa fasilitas dinilai memudahkan mobilitas pengguna, tetapi juga ada keluhan terkait aksesibilitas.
Oleh
Ayu Nurfaizah
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Halte bus rapid transit atau BRT Dukuh Atas 2 dan Manggarai kembali dioperasikan setelah direvitalisasi. Sebagian pengguna mengapresiasi, tetapi beberapa fasilitas yang ada dikeluhkan, seperti tangga yang tidak dapat diakses para penyandang disabilitas.
Halte BRT Manggarai di Manggarai, Jakarta Selatan, yang terhubung dengan stasiun dan terminal Manggarai kembali dioperasionalkan pada Rabu (24/5/2023). Pengguna, Aisha Yasmin (18), menyambut baik hal ini. Sebab, dengan berfungsinya kembali halte ini, ia dapat memangkas waktu tempuh selama 30 menit dari rumahnya di Rangkasbitung, Lebak, Banten, ke tempatnya berkuliah di Universitas Negeri Jakarta, Pulo Gadung, Jakarta.
Sebelumnya, ia harus naik kereta rel listrik (KRL) dari Stasiun Rangkasbitung dan berhenti di Stasiun Palmerah. Dari sini, ia transit menggunakan bus ke arah Halte Bundaran Hotel Indonesia dan berpindah bus lagi ke arah Pulo Gadung. Namun, per hari ini ia hanya naik KRL hingga Stasiun Manggarai. kemudian melanjutkan dengan bus ke Pulo Gadung.
Keluar dari pintu barat Stasiun Manggarai, Yasmin yang baru pertama melalui halte ini disambut area berpaving yang menghubungkan dengan jembatan menuju Halte Manggarai. Jembatan tersebut tidak ikut direvitalisasi. Pagar pembatasnya bercat putih kusam, berdebu, dan berkarat di beberapa titik. Namun, jembatan turun yang mengarah ke halte tampak telah direvitalisasi dan dicat hitam pada pagar pembatasnya.
”Dapat informasinya semalam dari Twitter, makanya coba, sepertinya lebih praktis,” ujarnya.
Yasmin berjalan mengikuti penanda di jembatan turun menuju halte yang melayani bus Transjakarta rute 4 Pulo Gadung 2-Dukuh Atas 2, rute 4D Pulo Gadung 2-Kuningan, dan 6M Stasiun Manggarai-Blok M.
Rabu siang, suasana di halte ini tidak begitu ramai. Ruangan semiterbuka yang didominasi warna abu-abu tua dan putih ini memiliki pintu otomatis di setiap peronnya. Hampir setiap penjaga ada di setiap pintu dan sigap mengarahkan dan menjawab pertanyaan pengguna yang bingung. Pengguna mayoritas menunggu bus rute 4, baik ke arah Halte Pulo Gadung maupun ke Halte Tosari.
Fasilitas untuk penyandang disabilitas, yaitu ubin pemandu, juga dipasang di kanan dan kiri area dalam halte yang memiliki ketinggian berbeda. Namun, ubin pemandu ini tidak dipasang di jembatan.
Tidak hanya Halte Manggarai, Transjakarta juga kembali mengoperasionalkan kembali Halte Dukuh Atas 2, Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Sabtu (20/5/2023). Arvin Kresnaufal (24) menjajal dua halte yang baru dibuka ini dengan menaiki bus rute 4 dari Halte Pulo Gadung ke Dukuh Atas 2, Rabu siang. Tujuannya adalah FX Sudirman dengan sekali transit di Halte Dukuh Atas 1.
Mengetahui informasi ini dari Instagram dan beberapa grup komunitas pengguna transportasi umum, Arvin menilai, sosialisasi pengoperasionalan kembali Halte Dukuh Atas 2 dan Manggarai sudah baik. Namun, secara infrastruktur ia kurang puas.
”Dulu Halte Dukuh Atas 2 ramah pengguna disabilitas. Setelah direvitalisasi, justru ada tangga yang tidak ramah disabilitas. Menurut saya, ini justru kemunduran,” katanya.
Dari Halte Dukuh Atas 2, untuk mencapai Halte Dukuh Atas 1, pengguna perlu menaiki beberapa anak tangga sepanjang jembatan. Lebar jembatan sekitar 1,5-2 meter yang dibagi menjadi 2 lajur, masing-masing lajur cukup untuk dilalui dua orang sekaligus.
Beberapa fasilitas lain juga cukup mengganggu, seperti tiang penyangga halte yang berada diagonal di atas jalur orang lalu lalang. Beberapa pengguna perlu menundukkan kepala di bawah besi yang terpasang peringatan ”awas kepala”. Menurut Arvin, hal ini bisa jadi karena pengerjaannya terburu-buru sehingga terdapat beberapa kesalahan minor.
Sebelum direvitalisasi, Arvin sering menggunakan rute ini untuk berpergian. Selama revitalisasi, ia harus mencari alternatif rute lain dari rumahnya di Manggarai, Jakarta Selatan, ke Jakarta Pusat. Pilihannya jatuh pada KRL atau naik bus rute 4C dari Halte Matraman.
”Setelah revitalisasi memang lebih efektif dan mudah aksesnya dibandingkan sebelumnya yang harus mencari alternatif,” ujarnya. Ia juga berharap pihak pengelola untuk memperhatikan durasi revitalisasi halte mengingat mobilitas masyarakat jelas terganggu karena hal ini.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Departemen Komunikasi Korporasi dan Corporate Social Responsibility PT Transjakarta Wibowo mengatakan, revitalisasi ini akan disesuaikan dengan kebutuhan agar layanan operasional tetap melayani pelanggan. Adapun Halte Manggarai mulai direvitalisasi sejak September 2022.
”Selanjutnya, Halte Senen dan Halte Kampung Melayu akan segera dioperasikan setelah revitalisasi rampung,” ujarnya.
Transjakarta akan merevitalisasi 10 halte bus lain secara bertahap pada 31 Mei-3 Juni 2023. Halte tersebut meliputi Bundaran Senayan, Karet, Slipi Petamburan, Jembatan Baru, Cawang UKI, Pulo Mas, Pasar Rumput, Pancoran Barat, Grogol 1, dan Grogol 2. Beberapa halte juga akan dibangun di Koridor 14, seperti Halte Tanah Tinggi, Benyamin Sueb, Danau Sunter Barat A, dan Danau Sunter Barat B.