LPS Monas Half Marathon, Berlari di Jantung Ibu Kota Jakarta
Gelaran LPS Monas Half Marathon menyuguhkan pengalaman berlari di jantung kota Jakarta yang menghadirkan bangunan ikonik sepanjang perjalanan patung Kuda, patung Selamat Datang, dan Lapangan Banteng.
Oleh
Ayu Nurfaizah
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Gelaran LPS Monas Half Marathon menyuguhkan pengalaman berlari di jantung kota Jakarta yang menghadirkan bangunan ikonik sepanjang perjalanan. Rekayasa lalu lintas dan pengamanan dilakukan di beberapa titik serta jalan arteri untuk menjamin kenyamanan pengguna jalan yang lain dalam penyelenggaraan maraton.
Gelaran maraton yang diadakan harian Kompas pada Minggu, 2 Juli 2023, ini mengambil rute sepanjang 21 kilometer di jantung kota Jakarta. Dimulai dari Monumen Nasional (Monas) dan berakhir di Gelora Bung Karno, LPS Monas Half Marathon melalui beberapa bangunan ikonik, seperti Monas, patung Kuda, patung Selamat Datang, dan Lapangan Banteng.
Rute ini dirancang untuk menunjukkan kejayaan Jakarta dari bangunan-bangunan bersejarah dan fasilitas jalan yang memadai. Dalam hal ini, olahraga lari dapat menjadi opsi untuk menikmatinya, seperti yang disampaikan Vice General Manager Event Harian Kompas Budhi Sarwiadi di Menara Kompas, Selasa (16/5/2023). Total 5.000 pelari akan terlibat dalam kegiatan ini.
”LPS Monas Marathon juga berusaha berkontribusi menanggulangi permasalahan kota, salah satunya dengan mengurangi polusi udara, apalagi kegiatan ini juga terhubung dengan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB),” ujarnya.
Beberapa hal diantisipasi dalam pergelaran maraton ini dengan memastikan kenyamanan pengguna jalan dan fasilitas publik yang lain. Kepala Seksi Pengawasan, Pengendalian, dan Pemanduan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Kelik Setiawan mengatakan, beberapa rekayasa akan diterapkan untuk memastikan kenyamanan dan keamanan para pelari serta warga.
Tidak semua jalan kita tutup secara total, nanti kita diskusikan bersama.
Salah satunya dengan memulai maraton sejak pukul 05.00 untuk menghindari keramaian dan kemacetan antara pelari dan pengguna jalan yang lain. ”Kalau mulainya sejak pukul 08.00 atau 10.00 pasti menimbulkan kemacetan dan banyak pengguna jalan lain yang protes,” ujar Kelik.
Ruas jalan yang dilewati pelari akan ditutup paling lama 30 menit. ”Tidak semua jalan kita tutup secara total, nanti kita diskusikan bersama,” kata Kelik, mengingat rute yang dilalui merupakan jalan arteri dan jalan utama kota.
Race Director LPS Monas Half Marathon Andreas Kansil menyebutkan, rute-rute ini akan dibuka secara berangsur, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Pihaknya bekerja sama dengan dishub hingga satuan polisi pamong praja (satpol PP) untuk mengatur rekayasa lalu lintas dan memastikan maraton dilaksanakan tepat waktu.
”Meminimalisasi dampak merugikan terhadap pengguna jalan yang lain, LPS Half Marathon akan dilaksanakan secara tepat waktu. Fasilitas publik yang digunakan akan dikembalikan pada fungsi awalnya secara tepat waktu juga,” kata Andreas.
Untuk menghindari kepadatan di ruas-ruas jalan, pelari yang ketinggalan rombongan akan diangkut pada titik pintas atau cut off point tertentu. Mereka akan diarahkan menggunakan transportasi publik yaitu MRT hingga ke garis finish. Fungsinya agar para pelari bisa merayakan garis finish bersama dan menghindarkan keramaian di jalan.
Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat Satpol PP DKI Jakarta Hery Purnama menyebutkan, sosialisasi mengenai hal ini akan dilakukan sejak jauh-jauh kepada masyarakat. Untuk pengamanan, satpol PP akan menerjunkan 500-600 anggotanya.
”Di HBKB umumnya kami menurunkan 400 anggota. Dengan jumlah rute yang lebih besar di maraton ini, berarti jumlah anggota jelas ditambah,” katanya.