Ketua MUI: Penembakan Terjadi Sangat Cepat Saat Pengurus Halalbihalal
Penembakan di Kantor Pusat MUI, Jakarta, terjadi saat pengurus sedang rapat dan halalbihalal. Polisi terus menyelidiki kasus ini meski pelaku dinyatakan meninggal.
Oleh
Stephanus Aranditio, STEFANUS ATO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peristiwa penembakan di Kantor Pusat Majelis Ulama Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/5/2023) sekitar pukul 10.30, terjadi begitu cepat. Para pengurus Majelis Ulama Indonesia sedang rapat dan halalbihalal Lebaran di lantai empat.
Ketua Bidang Fatwa MUI Asrorun Niam mengatakan, rapat tetap berlanjut karena para pengurus tidak mengetahui terjadi penembakan di lantai satu. Setelah terinformasi bahwa ada penembakan di bawah, pengurus tetap bertahan di lantai empat sampai situasi cukup kondusif.
”Kita sedang rapat, kejadian itu cepat sekali. Bahkan, saat insiden terjadi, rapat tetap berlanjut karena kita belum dapat update. Baru ter-update di akhir rapat,” kata Asrorun di Kantor Pusat MUI, Jakarta, Selasa (2/5/2023).
Pelaku diketahui bernama Mustofa (60), seorang petani yang berdomisili di Lampung. Dia tiba-tiba masuk ke dalam lobi kantor kemudian menanyakan kepada resepsionis apakah dia bisa menemui ketua MUI. Karena datang tanpa janji temu dan pengurus sedang rapat, resepsionis menolak permintaan Mustofa.
Setelah ditolak, dia marah dan langsung menembak sebanyak tiga kali ke arah dua karyawan MUI, yakni Bambang dan Tri. Tembakan itu mengenai punggung Bambang, sementara Tri terluka karena terkena pecahan pintu kaca. Kedua korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Agung, Manggarai, Jakarta Selatan; dan RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.
Beruntung, tak berselang lama petugas keamanan kantor MUI bersama polisi yang datang ke lokasi langsung sigap melumpuhkan Mustofa. Adapun pelaku penembakan dinyatakan meninggal seusai menjalani perawatan di Puskesmas Menteng.
Asrorun menyatakan, seluruh pengurus tidak ada yang mengenal pelaku atau merasa ada kejanggalan dalam beberapa hari ini yang berujung pada peristiwa ini. Termasuk beberapa surat yang ditengarai dibuat oleh pelaku dan ditujukan kepada ketua MUI.
”Jangankan surat, orangnya saja tidak kenal, dari diskusi internal serta komunikasi dengan para staf, tidak ada satu pun yang mengenali pelaku,” ujarnya.
Cegah spekulasi
Dia berharap kasus ini bisa diusut tuntas oleh pihak kepolisian demi mengembalikan kepercayaan publik pada keamanan wilayah dan mencegah munculnya spekulasi liar di masyarakat.
”Kasus ini harus diusut tuntas agar dapat mengembalikan kepercayaan publik mengenai jaminan keamanan kepada publik,” ucap Asrorun.
Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Karyoto menegaskan, Mustofa menembak menggunakan airsoft gun. Jenis dan merek senjata masih diselidiki oleh Laboratorium Forensik Polda Metro Jaya.
”Ada butiran-butiran peluru dan tabung gas kecil. Ini biasa disebut airsoft gun, bukan senjata api,” kata Karyoto.
Pantauan di lokasi hingga sore hari, sejumlah petugas dari laboratorium forensik masih terus melakukan olah tempat terjadinya perkara untuk mengumpulkan sejumlah petunjuk. Beberapa pecahan kaca dikumpulkan dan lobi difoto oleh polisi.
Polda Metro Jaya juga akan berkoordinasi dengan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Koordinasi itu untuk menyelidiki potensi keterlibatan pelaku dalam jaringan terorisme.