Pembangunan Stasiun Tanah Abang, Tingkatkan Mobilitas Penumpang
Perluasan Stasiun Tanah Abang sejalan dengan peningkatan kapasitas penumpang transit dari 105.000 menjadi 300.000 penumpang per hari.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah memperluas Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, untuk meningkatkan aksesbilitas dan mobilitas warga Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Perluasan pembangunan Stasiun Tanah Abang ini ditargetkan bisa beroperasi pada akhir 2023.
Perluasan itu ditandai dengan pemancangan tiang perdana atau perluasan pembangunan Stasiun Tanah Abang di lahan seluas 12.000 meter persegi milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan didampingi oleh Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono serta Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, perluasan Stasiun Tanah Abang itu mulai sudah mulai dikerjakan dan diharapkan Desember 2023 bisa digunakan. Secara keseluruhan area di kawasan depo kereta api Stasiun Tanah itu ditargetkan selesai pada September 2024.
”Hal penting bagi (warga) Jakarta dan warga kota sekitarnya adalah dukungan menunjang angkutan massal perkotaan dengan baik. Improvement sarana dan prasarana. Pembangunan Stasiun Tanah Abang agar bisa meningkat kapasitas tiga kali lipat,” ujar Budi, Minggu (30/4/2023).
Menurut Budi, sebagai pusat transit oriented development (TOD) atau kawasan berorientasi transit, pengembangan Stasiun Tanah Abang merupakan langkah penting karena akan mendukung peningkatan aksesbilitas dan mobilitas warga Jakarta dan sekitarnya.
Pembangunan perluasan ini juga sebagai langkah antisipasi semakin padatnya penumpang KRL CommuterLine Jabodetabek di Stasiun Tanah Abang.
Pengembangan Stasiun Tanah Abang dilakukan secara bertahap. Tahap pertama ditargetkan selesai pada akhir tahun ini. Adapun nilai investasi yang dialokasikan pada tahap pertama mencapai Rp 380,93 miliar.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Risal Wasal melanjutkan, perluasan Stasiun Tanah Abang sejalan dengan peningkatan kapasitas penumpang transit dari 105.000 orang menjadi 300.000 penumpang per hari.
”Saat ini Stasiun Tanah Abang memiliki empat jalur aktif dan dua peron. Nanti dengan peningkatan dari empat menjadi enam jalur dan penambahan empat peron aktif,” ujar Risal.
Adapun konsep bangunan dua lantai perluasan Stasiun Tanah Abang ini akan dilengkapi dengan bangunan komersial, fasilitas untuk disabilitas, penataan fasilitas integrasi antarmoda, jembatan penyebrangan orang di atas jalur kereta api, pelebaran jalan, hingga area parkir.
Bersinergi
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, pihaknya berkomitmen mendukung dan bersinergi dengan Kementerian Perhubungan untuk mengembangkan serta menata Stasiun Tanah Abang dan kawasan sekitarnya.
”Kami siap mempercepat seluruh perizinan yang ada. Jika nanti sudah jadi, masyarakat bisa menggunakan serta merawatnya dan hasil ini bisa menjadi ikon baru Jakarta,” katanya.
Perluasan Stasiun Tanah Abang ini juga mendapat tanggapan positif oleh sejumlah penumpang. Miftah Ali (36), warga Koja, Jakarta Utara, merasakan tidak nyamannya sejumlah stasiun di Jakarta, terutama Stasiun Tanah Abang, sebagai stasiun transit saat jam sibuk.
”Padat di luar dan di dalam kereta itu bikin lelah banget. Memang seharusnya Stasiun Tanah Abang lebih luas dan besar. Semoga cepat selesai dan hari-hari ke depan situasinya bisa lebih tertata,” kata Miftah.
Hal senada juga disampaikan Risa Airin, warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, yang setiap hari menggunakan transportasi KRL untuk mobilitas hariannya. Selain kepadatan penumpang di stasiun transit itu, ia berharap pemerintah juga menambah jumlah rangkaian kereta dan penataan kawasan sekitar agar tidak macet.
”Sekarang sudah lebih baik tetapi belum cukup. Jadi perlu penataan lagi. Ada area tunggu angkot dan ojek. Sudah lumayan sekarang. Tetapi tetap kemacetan sekitar dan kepadatan penumpang juga penting dilihat itu sekalian ditata,” ujar Risa.