Volume Sampah Jakarta Capai Puncak Sepekan Setelah Lebaran
Volume sampah yang dikirim dari DKI Jakarta ke TPST Bantargebang menurun selama Lebaran dan H+1. Volume akan memuncak pada H+7 hingga H+9 dan setelah kembali ke normal.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Memasuki H+3 Lebaran, volume sampah dari DKI Jakarta yang dikirim ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Bantargebang menurun dibandingkan hari-hari normal sebelum Lebaran. Volume sampah diperkirakan akan memuncak pada H+7 hingga H+9 Lebaran, setelah itu volume normal kembali.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto, Rabu (26/4/2023), menjelaskan, Dinas LH DKI Jakarta belajar dari pengalaman libur Lebaran sebelum-sebelum ini. Sejak H-4 Lebaran, Satuan Pelaksanan Lingkungan Hidup Kecamatan dan pengemudi truk sampah telah diinstruksikan untuk mengosongkan tempat penampungan sampah sementara (TPS) di seluruh wilayah Jakarta.
Langkah itu membuat volume sampah yang dikirim ke TPST Bantargebang pada H-4 sampai dengan H-1 Lebaran meningkat. Volume sampah diperkirakan menurun saat H dan H + 1 Hari Raya.
Strategi pengosongan TPS, lanjut Asep, dilakukan agar TPS dapat menampung sampah dengan kapasitas maksimal pada saat libur Lebaran. Selain itu, agar kondisi lingkungan sekitar TPS tetap nyaman, tidak berbau menyengat, serta menghindari berkembangnya lalat dan vektor penyakit lainnya.
”Sampah jika lebih dari tiga hari berdiam di TPS sudah mulai membusuk dan membuat tidak nyaman lingkungan. Kita menghindari itu,” kata Asep.
Sebagai gambaran, dari catatan Dinas LH DKI Jakarta, pada H-4 Lebaran, volume sampah yang dikirim ke TPST Bantargebang sebanyak 8.399 ton, pada H-3 sebanyak 9.325 ton, pada H-2 sebanyak 8.327 ton, lalu pada H-1 sebanyak 8.932 ton. Pada hari raya, sampah yang dikirim ke TPST Bantargebang 1.987 ton dan pada H+1 sebanyak 2.344 ton.
Subkoordinator Urusan Penyuluhan dan Hubungan Masyarakat Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Yogi Ikhwan menambahkan, tahun ini warga Jakarta melakukan mudik seperti sebelum pandemi Covid-19. ”Diperkirakan puncak tonase penanganan sampah akan terjadi pada H+7, H+8, dan H+9, setelah itu kembali ke rata-rata timbulan normal,” kata Yogi.
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta disebutkan melakukan antisipasi peningkatan tonase tersebut. ”Pada saat tukang-tukang gerobak yang ikut mudik telah kembali bertugas, maka akumulasi tumpukan-tumpukan sampah yang sempat tertinggal di tempat sampah masing-masing rumah warga mulai dikirim ke Tempat Penampungan Sementara (TPS),” ujar Yogi.
Asep menambahkan, dari catatan Dinas LH, pada saat hari H dan H+1 Lebaran tren jumlah sampah yang dikirim ke TPST Bantargebang menurun. Mulai H+2 sampah terpantau sudah naik lagi atau saat libur Lebaran usai.
Pada H+2 volume sampah yang dikirim ke TPST Bantargebang mencapai 4.096 ton. Sementara pada H+3 sudah sebanyak 5.025 ton sampah dikirim ke TPST Bantargebang.
”Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kami sudah mengantisipasi peningkatan tersebut. H+7 sampai dengan H+9 operasional pengangkutan sampah akan sangat optimal,” kata Asep.