40.000 Kendaraan Masuk Kawasan Puncak Bogor, Macet Tak Terhindarkan
Volume kendaraan menuju kawasan Puncak, Bogor, terus meningkat. Warga diimbau menggunakan jalur alternatif untuk mengurai kepadataan kendaraan di jalur utama.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Memasuki H+2 Idul Fitri, Puncak, Bogor, Jawa Barat, masih menjadi tujuan favorit wisata. Tercatat ada sekitar 40.000 unit kendaraan masuk kawasan itu sehingga kemacetan tak terhindarkan.
Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Bogor Ajun Komisaris Dicky Anggi Pranata mengatakan, sejak Minggu hingga Senin (24/4/2023), jalur puncak dipadati kendaraan yang hendak berwisata. Untuk mengurai kepadatan tersebut, polisi memberlakukan sistem satu arah mulai dari simpang Gadog, Ciawi.
Kepadatan itu menyebabkan kendaraan hanya bisa melaju 20-30 kilometer per jam. Ditambah sejumlah titik, seperti di Pasar Cisarua, Taman Safari, Cimory Diary land, kebun teh di Gunung Mas, dan ruas jalan yang menyempit menyebabkan kemacetan cukup panjang.
Di titik tersebut, kendaraan hanya bisa melaju 5-10 km per jam. Imbas peningkatan kendaraan menuju Puncak, pengelola Tol Jagorawi menerapkan contraflow di Km 44+500 sampai Km 46+500 pagi tadi.
”Kami berlakukan one way (satu arah). Kepadatan sudah mulai terlihat dari tol. Dari data terakhir malam dini hari (Minggu) ada sekitar lebih dari 30.000 kendaraan. Siang ini 40.000 kendaraan masuk ke kawasan Puncak,” ujar Dicky, Senin (24/4/2023).
Pelaksana Tugas Bupati Bogor Iwan Setiawan mengatakan, kawasan wisata Puncak memang selalu menjadi tujuan wisatawan dari berbagai kota. Tidak hanya kota di Jabodetabek, tetapi juga wisatawan dari Cianjur, Sukabumi, hingga daerah lainnya. Hal itu menyebabkan jalur Puncak akrab dengan kemacetan. Pemkab Bogor pun terus berupaya agar kemacetan di jalur puncak, terutama saat akhir pekan dan libur nasional, seperti Lebaran, bisa teratasi.
Namun, itu bukan pekara mudah, perlu ada dukungan pemerintah pusat dan warga. Selain itu, sejumlah pelebaran jalan yang sudah dilakukan ternyata belum mampu mengatasi kemacetan di ruas Puncak. Masih ada beberapa titik pelebaran ruas jalan yang harus dilakukan. Hal ini pun tak mudah karena ada kendala pembebasan lahan.
Salah satu solusi yang sudah lama dicetuskan Pemkab Bogor, kata Iwan, adalah pembangunan underpass atau jalan lintas bawah di simpang Pasar Cisarua. Kawasan ini memang selalu menjadi pusat kemacetan. Langkah ini juga harus disertai dengan penataan kawasan, seperti merelokasi para pedagang.
Terowongan ini bisa menjadi jalur kendaraan yang akan menuju pasar sehingga tidak bersilangan dengan kendaraan lain yang menuju atau turun dari kawasan Puncak. Ide ini, lanjut Iwan, sudah ia sampaikan kepada Kementerian Perhubungan. Selain underpass, saat ini Pemkab Bogor juga serius dan terus mendorong pemerintah agar pembangunan Tol Caringin-Cianjur bisa segera teralisasi.
Solusi lain yang bisa mengurai kemacetan adalah ruas jalur alternatif, seperti di Ciawi-Tapos atau jalur Pasir Muncung. Jalur ini sudah bisa dilalui dari pintu keluar Tol Bogor Selatan, Summarecon, hingga Megamedung.
”Beberapa jalur alternatif itu sudah ditata. Kendaraan bisa melalui jalur tersebut sehingga beban lalu lintas tidak di jalur utama,” kata Iwan.