Sebanyak 24.164 pemudik gratis akan meninggalkan Jakarta. Sementara pendatang baru pasca-Lebaran 2023 diprediksi antara 30.000 dan 40.000 orang.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 13.541 warga meninggalkan Jakarta dengan 284 bus mudik gratis ke berbagai daerah, Senin (17/4/2023). Arus balik pemudik ditargetkan 10.623 orang dengan 216 bus.
Pemudik yang berangkat ke 19 kabupaten/kota di enam provinsi itu merupakan bagian dari 24.164 pemudik gratis yang akan meninggalkan Ibu Kota. Mereka diberangkatkan dari kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono melepas langsung keberangkatan pemudik. Ia mengimbau pemudik untuk menjaga kesehatan dan tetap sabar selama perjalanan ke kampung halaman jika terkena macet.
”Tetap sabar dan selamat sampai tujuan,” ujar Heru.
Pemprov DKI Jakarta membuka program mudik dan balik gratis pada 23 Maret 2023 dengan kuota untuk 19.280 orang. Animo warga sangat tinggi sehingga pendaftaran ditutup pada hari kedua lantaran jumlah pendaftar di angka 28.000 orang.
Dari proses verifikasi yang dilakukan tim Dinas Perhubungan DKI Jakarta, jumlah pemudik yang difasilitasi melalui program mudik dan balik gratis menjadi sebanyak 24.164 orang. Mereka diberangkatkan dengan 482 unit bus.
Kepala Dinas Perhubungan Syafrin Liputo menyebutkan, animo warga sangat tinggi, mencapai 28.506 orang. Setelah diverifikasi, jumlahnya menjadi 24.164 orang sehingga ada tambahan 13 bus dari badan usaha milik daerah untuk mengakomodasi seluruh pemudik.
”Arus balik ditargetkan 10.623 penumpang dengan jumlah bus 216,” kata Syafrin.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta memprediksi jumlah pendatang baru ke Ibu Kota pasca-Lebaran 2023 antara 30.000 dan 40.000 orang. Heru meminta pemudik untuk tidak membawa kolega atau sanak saudara yang tidak memiliki keterampilan atau keahlian khusus ke Jakarta. Namun, imbauan tak berlaku bagi mereka yang datang dengan keahlian, keterampilan, ataupun memang sudah memiliki pekerjaan di Jakarta.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta Budi Awaluddin menyiapkan strategi pendataan untuk setiap warga pendatang. Mereka wajib langsung melapor kepada RT/RW setempat.
”Kami juga mengimbau agar pendatang mempunyai kepastian jaminan tempat tinggal, tempat kerja, serta keahlian dan keterampilan,” kata Budi.
Dalam kurun tiga tahun terakhir ada peningkatan pendatang ke Jakarta. Pada 2020, jumlahnya 113.814 orang. Kemudian meningkat pada 2021 dengan jumlah 139.740 orang. Lalu, pada 2022 pendatang ke Jakarta terpantau sebanyak 151.752 orang.
Dari pantauan tersebut, untuk pendatang berpendidikan sekolah menengah atas ke bawah jumlahnya meningkat, yakni sebesar 78,04 persen pada 2020, 78,25 persen pada 2021, dan 78,49 persen pada 2022. Adapun pendatang yang berpenghasilan rendah cenderung fluktuatif, yakni sebesar 40,93 persen pada 2020, 47,61 persen pada 2021, dan 45,64 persen pada 2022.