Saluran Gairah Kreativitas Masa Remaja Solusi Tangkal Tawuran di Ibu Kota
Sekolah menjadi salah satu tempat remaja menyalurkan kreativitasnya.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·4 menit baca
Seusai pengarahan tertutup kepada pejabat dalam lingkup Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Kamis (13/4/2023), Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyoroti tawuran pelajar yang marak terjadi akhir-akhir ini dan perundungan. Ia khawatir kondisi ini bisa menurunkan kualitas pendidikan di Ibu Kota.
”Tawuran untuk apa, sih? Di sekolah cukup banyak tugas dan pekerjaan rumah, waktu anak tersita untuk belajar. Kalau anak mengikuti pelajaran dengan benar, tak ada waktu untuk tawuran,” kata Heru.
Ia pun meminta pelaksana tugas kepala dinas pendidikan, wakil kepala dinas, kepala suku dinas, pengawas sekolah, kepala sekolah, dan pejabat terkait untuk rutin turun ke lapangan menuntaskan masalah, termasuk mencegahnya.
Tak sekadar pengarahan, kunjungan pada Kamis siang itu dibarengi dengan pameran hasil karya siswa-siswi sekolah menengah atas atau sederajat. Heru menyambangi satu demi satu stan sembari berbincang tentang kegiatan sekolah dan hasil karya yang ditampilkan.
Firja Arief, Firman Rabbani, dan Helmy Pangestu membawa UAV atau unmanned aerial vehicle, pesawat DLG atau pesawat yang dilempar dengan tangan manusia agar mencapai ketinggian tertentu, pesawat control line, prototipe drone, dan miniatur pesawat. Semuanya hasil karya dan ekstrakurikuler SMK Negeri 29 Jakarta, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Firja merupakan siswa kelas X Jurusan Teknik Elektronika Industri, sedangkan Firman adalah siswa kelas XI Jurusan Airframepowerplant. Adapun Helmy adalah siswa kelas XI Jurusan Electrical Avionics.
”Kami ingin tunjukkan kreativitas bisa terwujud selama ada kemauan,” ujar Helmy. Ketiganya pun secara bergantian menjelaskan jenis, fungsi, dan proses pembuatan aneka pesawat yang ditampilkan.
Misalnya, UAV yang digunakan untuk pemetaan area. Bahan bakarnya bensin dengan waktu terbang sekitar 2 jam. Ke depan, kompenen dan mesinnya bakal ditingkatkan lagi, termasuk menambahkan kamera di bagian muka sesuai saran dari Heru.
”Kami berharap dukungan biaya supaya tak ada kendala kalau pengin otak-atik pesawat. Selama ini ada dana dari sekolah dan patungan untuk kegiatan ekstrakulikuler,” kata Helmy.
Firja, Firman, dan Helmy kompak menjawab suka atau tertarik dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan penerbangan. Tak pelak mereka memilih masuk ke SMK Negeri 29 agar memudahkan dalam meraih cita-cita.
Kami berharap dukungan biaya supaya tak ada kendala kalau pengin otak-atik pesawat. Selama ini ada dana dari sekolah dan patungan untuk kegiatan ekstrakulikuler.
Firja dan Helmy sama-sama ingin menjadi mekanik pesawat. Keduanya menyukai mesin pesawat yang disebut keren dan penasaran cara merakit komponen hingga menjadi pesawat.
”Memang demen yang unik. Pengin tahu seluk-beluk dan bisa terbangkan pesawat,” kata Firman yang ingin menjadi pilot.KriyaSiswa-siswi tak hanya menampilkan keahlian di bidang teknologi mutakhir. Mereka juga unjuk kebolehan kerajinan tangan. Salah satunya kriya batik dan tekstil.
Adisti Egi Rahmadona, siswi SMK Negeri 58 di Cipayung, Jakarta Timur, membatik dengan canting. Tangannya lihai menggoreskan canting berisi pewarna alami ke atas sketsa pada kain berukuran 100 cm x 75 cm.
”Dadakan diutus kepala program untuk canting. Gambarnya fauna, burung merak. Isian atau motifnya harus penuh supaya makin bagus,” ucap pelajar kelas XII Jurusan Kriya Kreatif Batik dan Tekstil itu.
Adisti mulanya hendak masuk jurusan akuntansi. Namun, ia tak lolos sehingga beralih ke kriya lantaran suka menggambar. Dipikirnya bakalan mudah mencanting karena bisa menggambar. Nyatanya susah-susah gampang.
”Belajar dulu di kertas sampai bisa, baru ke kain ukuran 50 cm x 50 cm sampai sekarang sudah bisa ukuran 100 cm x 75 cm,” ujar Adisti.
Sejauh ini tak ada kendala berarti dalam menyerap berbagai pelajaran di sekolah. Apalagi, bengkel praktik sekolah baru tuntas direnovasi. Murid tak lagi kerepotan untuk menjemur dan mewarnai karena sudah ada atap tempat bernaung dari hujan.
Bagi Adisti, banyak peluang kerja ke depan dari jurusan yang ditekuninya kini. Tak melulu soal bekerja kantoran, ia bisa berwirausaha dalam membatik, menjahit, menenun, sablon, dan banyak lagi.
Kualitas pendidikan Heru mengapresiasi kreativitas siswa-siswi. Hal tersebut harus didukung dengan kualitas pendidikan yang terjaga.
Dalam pengarahan tertutup kepada pejabat dalam lingkup Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Heru menekankan untuk menjaga kualitas pendidikan dengan banyak turun ke sekolah dan memastikan Kartu Jakarta Pintar tepat sasaran. Ia juga mengingatkan bahwa rotasi dan mutasi jabatan adalah hal biasa yang wajar.
Ia meminta kepala suku dinas pendidikan se-Jakarta untuk turun ke lapangan. Dengan turun ke lapangan, dapat diketahui secara pasti masalah yang terjadi dan bisa ditemukan solusi yang tepat.
”Tak boleh ada perundungan kepada murid; pastikan, jika ada, tanggung jawab penuh kepala sekolah. Pengawas dan kepala sekolah pastikan Kartu Jakarta Pintar membantu masyarakat yang membutuhkan,” ucap Heru.
Heru pun menyayangkan tawuran yang marak terjadi belakangan. Dalam catatan Kepolisian Daerah Metro Jaya, misalnya, hingga hari keempat Ramadhan atau Minggu (26/3/2023), tawuran terjadi atau akan terjadi di Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Kota Tangerang. Setidaknya 61 remaja ditangkap karena keterlibatannya.
Heru meminta pihak sekolah mengajak siswa dan orangtua untuk berdiskusi. Tugas khusus diberikan kepada wakil kepala dinas pendidikan untuk membereskan masalah tawuran.
”Tawuran buat apa? Waktu sudah cukup untuk belajar, mengerjakan tugas, dan kegiatan ekstrakurikuler. Cabut Kartu Jakarta Pintar kalau tawuran,” kata Heru.
Pemprov DKI Jakarta juga menguatkan kolaborasi dengan Polda Metro Jaya dan instansi terkait untuk mencegah tawuran. Salah satunya dengan menggiatkan patroli dan menyambangi sekolah.