Hibah Korea Selatan untuk Modernisasi Terminal Kampung Rambutan
Sistem tiket dan informasi angkutan modern akan segera hadir di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Modernisasi perlu dipercepat sebagai sebuah kebutuhan.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
Dua perempuan turun dari angkot merah lalu berjalan beriringan menjinjing sebuah tas besar ke lantai satu terminal dalam kota di Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur. Mereka melalui lorong terminal yang menua, langit-langitnya keropos di mana-mana, tembok kotor, ubin berwarna usang, dan warung-warung kecil yang bertebaran. Beberapa orang menghampiri dan menanyakan tujuan mereka serta menawarkan tiket.
Dari sana, mereka menyeberang ke terminal bus antarkota di sisi timur terminal. Terminal itu lebih besar dan lebih hidup daripada terminal sebelumnya. Rabu (12/4/2023) tengah hari, terminal itu juga ramai dengan calon penumpang bus, agen penjual tiket, dan pedagang. Dua perempuan yang telah mengantongi tiket elektronik dari aplikasi perjalanan itu lalu duduk di bangku ruang tunggu. Mereka menanti bus yang akan membawa mereka ke Merak, Banten.
Mira (26), salah satu dari dua perempuan itu, mengatakan, mereka hendak pulang ke kampung halaman karena urusan keluarga. Selama merantau tiga tahun terakhir, terminal yang beroperasi sejak tahun 1990-an itu selalu ia dan saudaranya pilih saat mudik menggunakan bus. Namun, ia selalu memilih membeli tiket secara daring daripada membeli di loket terminal.
”Malas kalau ke sini belum pegang tiket. Bisa kena calo,” kata karyawan swasta itu.
”Lebih pasti kalau sudah pesan atau beli tiket online. Jadi, kalau bisa, kita datang langsung naik bus. Enggak perlu lama menunggu di sini karena panas tempatnya kalau siang-siang begini dan malas suka masih ada calo,” ujarnya.
Valen, penjual tiket dari agen perusahaan otobus (PO) Kramat Jati, yang melayani perjalanan ke Sumatera, mengakui bahwa kini semakin banyak pelanggan mereka yang memilih membeli tiket secara daring, ataupun memesan langsung lewat kontak mereka. ”Pelanggan bus kami biasanya pesan lewat Whatsapp. Tinggal chat, terus bayar di sini,” katanya.
Sistem ini menurut dia membuat pelanggan mereka terhindar dari calo, selain karena jumlah karyawan penjaga loket yang hanya fokus melayani penjualan tiket pesanan langsung ke mereka. Sistem serupa juga akan diterapkan setelah revitalisasi sistem pembelian tiket selesai dikerjakan di Terminal Kampung Rambutan.
Valen dan puluhan agen PO Bus di sana tidak lama lagi akan pindah ke lantai dua terminal bus antarkota. Sejak Oktober 2022, Dinas Perhubungan DKI Jakarta selaku pengelola terminal, membangun modernisasi sistem pembelian tiket atas dana hibah Pemerintah Korea Selatan.
Kepala Terminal Kampung Rambutan Yulza Ramadhoni mengatakan, mereka menyiapkan lantai dua bangunan terminal itu untuk tempat loket-loket penjualan tiket secara elektronik. Beberapa mesin pembelian tiket juga akan disediakan sebagai alternatif penjualan.
”Di sini, masyarakat diarahkan membeli dan melakukan transaksi secara cashless, termasuk di vending machine,” ujarnya.
Per 12 April, puluhan loket sudah terbangun, di lengkapi layar LCD di muka atas setiap loket, kursi, dan komputer. Pengerjaan fisiknya, kata Yulza, sejauh ini sudah mencapai 80 persen. Ia memperkirakan pengoperasian ditargetkan mulai tahun ini, setelah periode Lebaran.
Mau tidak mau, modernisasi harus dijalankan. Kalau kita ke luar negeri ngeliat negara lain sudah modern, masa kita mau seperti ini saja. Modernisasi itu harus kita ikuti.
Lalu, lantai satu akan menjadi area steril untuk ruang tunggu penumpang. ”Nanti, akan ada juga perbaikan fasilitas penunjang, seperti mushala dan toilet,” ucapnya.
Konektivitas
Revitalisasi Terminal Kampung Rambutan juga diikuti modernisasi sistem informasi bus perkotaan bagi penumpang. Proyek ini dikerjakan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan. Proyek ini akan diluncurkan pada Oktober mendatang.
”Kami BPTJ membangun dari sisi angkutan bus perkotaan, seperti angkutan modern. Nanti, penumpang bus di halte akan terinfo dari layar monitor, oh, bus ini sekian menit akan tiba di Terminal Kampung Rambutan, yang di halte juga bisa melihat bus nomor sekian akan tiba,” tutur Sekretaris BPTJ Agung Rahardjo.
Rabu siang, ia bersama Yulza mendampingi Komite II DPD RI yang melakukan kunjungan kerja meninjau kesiapan mudik Lebaran di Terminal Kampung Rambutan. Dalam kunjungan itu, BPTJ mendapat masukan agar menyediakan fasilitas penyeberangan yang menghubungkan terminal dengan stasiun LRT yang berada di belakang terminal bus antarkota.
”Ini masukan bagi kami di Kemenhub dan dishub yang mengelola terminal ini. Terkait integrasi, saya setuju, perlu dibuat sky bridge untuk menghubungkan stasiun LRT supaya penumpang tidak perlu menyeberang di jalan bus yang bahaya,” katanya.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, Minggu (10/4/2023), mengatakan, mereka sudah memiliki perencanaan untuk mendukung integrasi angkutan di terminal tersebut. Salah satu yang sudah disiapkan adalah lokasi kantong parkir atau park and ride, untuk penumpang memarkirkan kendaraan pribadinya sebelum naik angkutan umum.
”Dari sisi perencanaan, kita sudah siap. Namun, karena ada pandemi Covid-19 dan APBD kita terkoreksi signifikan, akibatnya kapasitas fiskal kita jadi perhatian utama. Pengembangan terminal ini kami lebih fokuskan pada pembangunan tadi untuk integrasi dengan LRT,” ujar Syafrin.
Pimpinan Komite II DPD RI Bustami Zainudin, dalam kunjungan kerjanya, memastikan akan segera menyampaikan kepada kementerian terkait agar mempercepat pembangunan fasilitas interkoneksi LRT dan Terminal Kampung Rambutan.
Ia juga mendukung Pemerintah Provinsi DKI agar memodernisasi terminal-terminal yang ramai di manfaatkan masyarakat, seperti Terminal Kampung Rambutan yang rata-rata dikunjungi 98.000 orang setiap bulan dan disinggahi sekitar 13.000 bus per bulan.
”Mau tidak mau, modernisasi harus dijalankan. Kalau kita ke luar negeri ngeliat negara lain sudah modern, masa kita mau seperti ini saja. Modernisasi itu harus kita ikuti,” ujar Bustami.