Siasat Mengurai Kepadatan Penumpang di Stasiun Manggarai
Penumpang yang memadati Stasiun Manggarai salah satunya dari kereta komuter relasi Tanah Abang-Manggarai. Mereka transit untuk naik kereta komuter dengan tujuan akhir Bogor atau Cikarang.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setiap pagi atau sore hingga malam hari, penumpang memenuhi tangga naik hingga ke peron Stasiun Manggarai di Jakarta Selatan. Kepadatan penumpang saat transit itu diharapkan dapat terurai dengan rencana penambahan lima tangga manual baru di Stasiun Manggarai.
Penumpang yang memadati stasiun ini salah satunya berasal dari kereta komuter dengan relasi Tanah Abang-Manggarai. Mereka transit untuk naik kereta komuter dengan tujuan akhir Bogor atau Cikarang.
Sejak Mei 2022, perubahan pola rute perjalanan bagi penumpang tujuan Depok dan Bogor dari Tanah Abang memaksa mereka harus transit di Stasiun Manggarai. Kebijakan itu terkait dengan pekerjaan switch over (SO) kelima di Stasiun Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan.
Penumpang yang tidak lagi dapat naik kereta langsung relasi Tanah Abang ke arah Bogor terpaksa naik kereta ke Manggarai kemudian turun untuk berpindah peron untuk naik kereta tujuan Bogor. Akibatnya, penumpang menumpuk dan berdesakan di peron saat jam sibuk.
”Stasiun Manggarai semakin padat, berdesak-desakan hingga berlari demi mengejar kereta tujuan Palmerah,” ujar Cella (24), karyawan swasta di Jakarta Barat, saat ditemui di Stasiun Manggarai, Selasa (14/3/2023).
Selain berimpit-impitan dari peron hingga ke dalam kereta, Cella selalu mendekap tasnya di dada. Hal ini untuk menjaga barang bawaannya tetap aman. Dompet, telepon genggam, dan kartu uang elektronik tidak disarankan ditaruh di kantong baju ataupun celana. Lengah sedikit, barang-barang itu bisa hilang dicopet.
Hal senada dialami Supriyadi (26), warga asal Jombang, Tangerang Selatan, Banten. Ia mengaku mengandalkan kereta komuter sebagai transportasi utamanya untuk pergi dan pulang dari tempat kerjanya di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
”Jam pulang kerja sekitar pukul 17.00 pasti ramai baik di stasiunnya maupun di dalam keretanya, itu sama saja. Bahkan, saya sering tidak dapat pegangan di dalam kereta karena penumpang yang menumpuk,” katanya.
Hingga pukul 16.30, kepadatan penumpang mulai terjadi di Stasiun Manggarai. Beberapa penumpang berlarian mengejar kereta, tetapi terpaksa memperlambat langkah kaki saat menuju tangga. Hal itu akibat padatnya deretan penumpang di sepanjang tangga ataupun eskalator menuju peron 12 dan 13 tujuan Depok, Nambo, dan Bogor.
Keramaian pun terjadi di peron 6 dan peron 7 yang hendak menuju Tanah Abang, Duri, Angke, Kampung Bandan, Bekasi, dan Cikarang. Sebelum jam sibuk, tiang beton di tengah peron 6 dan peron 7 tidak terasa mengganggu. Namun, saat jam sibuk, tiang beton itu cukup menghambat pergerakan penumpang yang memadati area tersebut dan saling berdesakan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan membangun lima tangga manual sebagai upaya mitigasi mengurai kepadatan di Stasiun Manggarai. Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal mengatakan, konstruksi lima tanggah tambahan di Stasiun Manggarai saat ini sudah mulai proses pembangunannya. Pembangunan tanggah tambahan ini diharapkan dapat diselesaikan dalam beberapa pekan ke depan.
”Lima tangga manual tambahan itu akan dibangun pada sisi utara dan selatan Stasiun Manggarai. Kami sudah mulai lakukan konstruksi tangga tambahan dari lantai concourse (penumpang) ke lantai dasar peron 6 dan 7 dan akan segera disusul peron 8 dan 9,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (9/3/2023).
Manajer Hubungan Masyarakat PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Leza Arlan mengatakan, untuk mengurai kepadatan pada jam sibuk di StasiunManggarai, pihaknya selalu berkoordinasi dengan DJKA dan KAI (Kereta Api Indonesia). Salah satu upayanya dengan penambahan tangga di peron utara dan selatan oleh DJKA.
Pihaknya juga melakukan optimalisasi rekayasa pola operasi perjalanan dengan menambah perjalanan KRL Feeder dari 31 menjadi 39 perjalanan. ”Kepadatan penumpang pada jam sibuk itu hanya 2-3 jam sehingga pasti penuh di Stasiun Manggarai. Di negara lain juga seperti itu pada saat peak hours. Pengguna dapat menggunakan aplikasi C-Access untuk melihat jadwal perjalanan, posisi secara real time, dan memantau kepadatan stasiun,” tuturnya,