Identifikasi Gigi dan DNA Menjadi Tumpuan Mengenali Korban
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Ahmad Ramadhan mengatakan, warga yang kehilangan keluarga terkait ledakan Terminal Integrated BBM Pertamina Plumpang diminta melapor ke RS Bhayangkara Kramat Jati.
Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
·3 menit baca
KOMPAS/NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Ahmad Ramadhan, dalam jumpa pers, Senin (6/3/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Dari 15 jenazah yang diterima Tim Disaster Victim Identification atau DVI Polri terkait ledakan Terminal Integrated BBM Pertamina Plumpang, Jakarta, tiga jenazah bisa dikenali melalui identifikasi sidik jari dan gigi atau odontologi. Sementara 12 jenazah lainnya hanya bisa diidentifikasi dengan pemeriksaan gigi dan DNA.
Untuk itu, masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga diharapkan melapor ke Posko DVI Ante Mortem di RS Bhayangkara Kramat Jati, Jakarta Timur. Adapun nomor yang bisa dihubungi adalah (0812) 1388-515 dan (0882) 1468-3516.
Hal itu disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Ahmad Ramadhan, dalam jumpa pers, Senin (6/3/2023). Ahmad mengatakan, hingga saat ini, Posko DVI Ante Mortem RS Bhayangkara Kramat Jati telah menerima 15 kantong jenazah dan satu kantong berisi bagian tubuh. Dari jumlah itu, tiga jenazah berhasil diidentifikasi dan diserahkan kepada keluarga.
”Maka, sisa 12 plus satu kantong bagian tubuh akan dilakukan dengan odontologi dan DNA,” tutur Ahmad.
Menurut Ahmad, hingga saat ini sudah ada 15 orang yang telah melaporkan kehilangan anggota keluarga. Dari mereka, tim DVI Polri telah mengambil sampel DNA untuk nantinya dicocokkan dengan DNA dari jenazah yang ada.
Terkait insiden kebakaran di Depo Plumpang Pertamina, saat ini Tim gabungan Bareskrim Polri dan Polda Metro Jaya masih terus bekerja dalam melakukan penyelidikan untuk mencari bukti-bukti dan petunjuk. Selain itu, tim gabungan juga telah meminta keterangan terhadap 14 orang, yang mana 9 orang di antaranya berasal dari PT Pertamina (Persero).
”Ini masih tahap penyelidikan. Jadi, mereka bukan diperiksa, tapi dimintai keterangan. Mereka terdiri dari operator sekuriti, supervisor, dan teknisi dari PT Pertamina ini 9 orang. Lainnya dari masyarakat,” kata Ahmad.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Pengungsi kebakaran Terminal Integrated Bahan Bakar Minyak (BBM) Depo Pertamina Plumpang berada di tenda Posko PMI, Jakarta Utara, Senin (6/3/2023). Tercatat ada 423 warga terdampak kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang mengungsi di dua tempat. Dua RW yang paling terdampak kebakaran ini yaitu RW 009 dan RW 001.
Seiring dengan itu, Polri bersama TNI dan pemangku kepentingan lain masih berupaya mencari kemungkinan korban yang masih belum ditemukan di lokasi kebakaran. Untuk itu, Polri telah menurunkan alat berat dan unit K-9 atau unit anjing pelacak untuk membantu pencarian korban.
Meski demikian, Ahmad menyatakan, terlalu dini untuk menyimpulkan penyebab kebakaran pada saat ini. Ahmad hanya memastikan bahwa Polri telah menurunkan Pusat Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Pusinafis) Bareskrim Polri dan menerapkan metode penyelidikan ilmiah. ”Tentu komprehensif, mencari penyebab, serta melakukan penyelidikan sumber api,” ujar Ahmad.
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, di sela kegiatannya di Kejaksaan Agung, mengatakan, mengenai kemungkinan untuk memindahkan warga yang tinggal di sekitar Depo Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara, telah dibicarakan dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Hasil rapat tersebut akan ditindaklanjuti dalam pembicaraan di internal masing-masing institusi.
Erick mengaku juga akan mengadakan pertemuan dengan pihak PT Pertamina (Persero). Rapat tersebut kemungkinan akan menghasilkan sebuah keputusan.