Korban Jiwa Masih Bertambah Imbas Tragedi Plumpang
Korban jiwa masih bertambah pascakebakaran terminal bahan bakar minyak PT Pertamina (Persero) di Plumpang, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023). Sebanyak 19 orang meninggal, 40 orang lainnya masih dirawat.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dua hari setelah ledakan Terminal Integrated BBM Pertamina Plumpang, korban jiwa masih bertambah. Proses penanganan pasien yang masih dirawat serta identifikasi korban terus dilakukan.
Berdasarkan data PT Pertamina (Persero), setidaknya ada 19 korban meninggal, 40 korban masih dirawat hingga Minggu (5/3/2023). Mereka tersebar di 10 rumah sakit (RS), antara lain RS Tugu Koja, RS Pelabuhan, dan RS Pertamina Pusat (RSPP), seperti disebut Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Santoso secara tertulis.
Wakil Direktur Keperawatan RS Pertamina Pusat Theryoto di RSPP, Jakarta, menjelaskan, pihaknya masih merawat 24 pasien. Dari jumlah tersebut, 13 pasien masih dirawat di ruang Unit Perawatan Intensif (ICU), sedangkan 11 lainnya di ruang non-ICU atau unit terbakar (burnt unit).
Ada tiga pasien anak-anak yang semuanya dirawat di ICU. Mereka mengalami luka bakar di atas 70 persen. Pasien termuda berusia dua tahun, sedangkan tertua berumur sekitar 70 tahun. Identitas seluruh pasien teridentifikasi.
Meski demikian, Theryoto belum dapat memastikan apakah pasien non-ICU dapat dipulangkan lebih cepat. ”Biasanya kami akan lihat setelah satu minggu, kami evaluasi,” ujarnya.
Ia mengakui bahwa kesulitan perbaikan kondisi para pasien ini adalah penanganan agar luka-luka itu tak menjadi infeksi. Tingkat luka bakarnya pun beragam, yakni 30-70 persen.
”Hampir semua dari muka, badan, lengan, ujung kaki (mengalami) luka,” tambahnya.
Para pasien yang berada di ICU tengah tak sadarkan diri. Lambat-cepatnya pemulihan tergantung pada daya tahan tubuh setiap orang.
Di luar pasien yang masih dirawat, ada seorang pasien yang akhirnya tak tertolong karena mengalami luka bakar sangat berat, sekitar 95 persen. Ia dinyatakan meninggal pukul 02.30. Jenazah korban telah diambil keluarga, kemudian dibawa ke Sulawesi.
Sementara itu, RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, menerima 15 jenazah dan 1 potongan tubuh. Dari jumlah itu, 9 di antaranya laki-laki, 6 lainnya perempuan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Polri Brigadir Jenderal (Pol) Ahmad Ramadhan mengatakan, hingga saat ini baru 14 keluarga yang mengonfirmasi jenazah. Namun, pihak RS telah mengambil seluruh DNA jenazah.
”Kami mengimbau pada pihak keluarga yang merasa kehilangan keluarga bisa bekerja sama dengan kita, bisa segera melaporkan pada posko RS Polri,” ujarnya.
Kepala Biro Kedokteran Polisi Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri Brigjen (Pol) Nyoman Eddy menambahkan, satu potongan tubuh yang ditemukan masih akan diidentifikasi lagi. Pihaknya belum dapat memastikan apakah satu potongan itu merupakan bagian tubuh dari 15 jenazah atau individu lain.