26 Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Dirujuk ke RSPP
Sebanyak 26 warga dirujuk ke Rumah Sakit Pusat Pertamina untuk mendapatkan perawatan lanjutan imbas insiden kebakaran Pertamina Integrated Terminal Jakarta. Pertamina berkomitmen memenuhi biaya pengobatan korban.
Oleh
Raynard Kristian Bonanio Pardede
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pertamina menyiapkan Rumah Sakit Pusat Pertamina menjadi rumah sakit rujukan bagi warga yang terdampak insiden kebakaran di Pertamina Integrated Terminal Jakarta, Plumpang, Jakarta Utara, Jumat lalu. Selain itu, Pertamina juga memberikan bantuan bagi korban di posko-posko yang didirikan di sekitar kawasan terdampak kebakaran.
Selain itu, Pertamina berkomitmen memenuhi hak korban, khususnya terkait biaya pengobatan. Tim gabungan bersama kepolisian pun sudah dibentuk untuk menginvestigasi penyebab kejadian ini.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menjelaskan, saat ini Unit Luka Bakar Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) sudah menyediakan fasilitas perawatan dengan kapasitas 60 orang. Hingga Sabtu (4/3/2023), ia mencatat ada sembilan warga dirawat dengan status rawat inap di Unit Luka Bakar dan satu orang dalam perawatan intensif di Unit Perawatan Intensif.
Sementara 11 orang lainnya dirawat di ruang perawatan biasa. Selain itu, RSPP juga sedang merawat 4 orang di instalasi gawat darurat dan 1 orang di kamar operasi. Adapun 26 pasien ini dirujuk dari beberapa rumah sakit yang menangani warga terdampak, salah satunya dari Rumah Sakit Umum Daerah Koja, Jakarta Utara.
”RSPP telah siap menangani pasien luka bakar dan akan memberikan penanganan terbaik kepada korban,” ujar Fadjar.
Selain merujuk sejumlah warga terdampak ke RSPP, Pertamina juga menyalurkan bantuan di empat titik yang menjadi posko pengungsian, yaitu Posko Koramil 01 Koja, Posko Kantor Lurah Tugu Selatan, Posko Kantor Kelurahan Rawa Badak Selatan, dan Posko RPTRA Rawa Badak.
Bantuan yang diberikan berupa 60 dus air minum, 200 paket makanan siap saji, 1.000 paket makanan ringan, ratusan kasur, selimur, dan masker.
Hingga kini, Pertamina terus mendata kebutuhan warga serta jumlah korban yang terdampak. ”Setelahnya, kami akan kembali salurkan bantuan kembali sesuai kebutuhan warga,” kata Fadjar.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution mengatakan, pihaknya berkomitmen bertanggung jawab penuh terhadap hak-hak korban, termasuk biaya pengobatan. Alfian menerangkan, kejadian bermula saat salah satu pipa penerimaan bahan bakar minyak (BBM) terbakar pada Jumat (3/3/2023) sekitar pukul 20.00 WIB.
Tim pemadam dari Pertamina Integrated Terminal Jakarta beserta Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara berhasil memadamkan api secara menyeluruh sekitar pukul 22.00 WIB. Kini, pihaknya pun sudah mencabut status keadaan darurat (emergency declare).
”Kami berkomitmen akan memberikan penanganan yang terbaik bagi masyarakat yang terdampak. Hal ini akan menjadi prioritas kami,” ujar Alfian.
Secara terpisah, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan, Pertamina sudah membentuk tim gabungan dengan Pertamina Patra Niaga dan aparat hukum untuk menginvestigasi penyebab insiden yang berdampak pada warga di Plumpang, Jakarta Utara, tersebut.
”Kami akan melakukan evaluasi dan merefleksi menyeluruh di internal demi menghindari kejadian serupa terulang,” kata Nicke.