Tim Labfor Sisir Lokasi Kebakaran Depo Pertamina Plumpang
Puslabfor menyisir lokasi dengan menggunakan kamera ”drone” untuk merekam luasan lokasi terdampak dan titik api pertama. Mereka juga memotret tembok, sejumlah rumah dan perabotan warga yang gosong terbakar semalam.
Oleh
Stephanus Aranditio
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim Pusat Laboratorium Forensik Polri mulai menyisir tempat terjadinya perkara kebakaran pada Sabtu (4/3/2023) sebelum melakukan olah TKP Terminal Integrated BBM Pertamina Plumpang, Jakarta Utara. Nantinya, olah TKP masih difokuskan di permukiman warga terdampak, sedangkan terminal BBM Pertamina yang menjadi sumber kebakaran semalam masih dalam proses pembersihan.
Puslabfor menyisir lokasi dengan menggunakan kamera drone untuk merekam luasan lokasi terdampak dan titik api pertama. Mereka juga memotret tembok, sejumlah rumah dan perabotan warga yang gosong terbakar semalam.
”Pertamina clearing dulu. Sekarang ada beberapa tim dari Labfor dan Inafis yang akan melakukan proses penyelidikan. Tentu ada mekanisme dari pemadaman, pendinginan, dan pengamanan area dari Pertamina. Setelah clear, baru tim akan turun untuk melakukan pendalaman secara ilmiah,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Trunoyudo Wisnu Andiko, Sabtu (4/3).
Kepala Puslabfor Polri Brigadir Jenderal (Pol) Haris Aksara mengatakan, penyisiran juga dilakukan bersama dengan sejumlah pihak, seperti TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI, Badan SAR, PLN, dan Pertamina.
”Kita akan koordinasi lagi, kita belum tahu apakah masih ada korban tertimbun,” kata Haris.
Kondisi pagi ini, setelah api padam pukul 02.19, permukiman padat sepanjang 500 meter di balik tembok terminal itu luluh lantak, tembok dan kaca rumah hancur berkeping-keping, puluhan mobil dan motor hanya menyisakan kerangka. Bau hangus pun masih menyengat, kabel listrik meleleh, dan asap masih membubung dari perabotan rumah yang terbakar.
Garis polisi masih dipasang di kedua ujung jalan, warga masih dilarang mendekat ke lokasi atau rumah mereka. Total ada lima rukun warga yang terdampak, yakni RW 001, 008, 009, 010, dan 011.
Posko tanggap darurat, dapur umum, dan toilet sementara juga sudah didirikan di kantor Komando Rayon Militer Koja, dekat lokasi kejadian. Polisi membuka posko aduan warga untuk mencari anggota keluarganya jika belum ditemukan.
Saat melaporkan orang hilang, warga akan diminta mengisi formulir dan mengisi data diri orang yang dicari dan data diri pelapor. Petugas akan mencari dan memberikan informasi pencarian.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI mencatat sudah ada 17 korban jiwa dan 50 korban luka-luka akibat peristiwa ini. Seluruh jenazah dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, untuk diidentifikasi.
Selain itu. 1.085 orang mengungsi ke delapan titik pengungsian. Mereka tersebar di markas PMI Jakarta Utara (132 jiwa), Masjid As Sholihin (63 jiwa), Kantor Kelurahan Rawa Badak Selatan (79 jiwa), Gedung Golkar Walang (258 jiwa), Kantor Suku Dinas Tenaga Kerja dan Energi Jakarta Utara (74 jiwa), Masjid Al Muhajirin (60 jiwa), Masjid Al Kuroma (63 jiwa), dan RPTRA Rasela (356 jiwa).